KhombowKhombow adalah salah satu karya seni masyarakat suku Sentani yang berasal dari kampung Asei Besar, distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura yang berupa lukisan kulit kayu. Lukisan ini sangat unik, karena dibuat di atas media kulit kayu khombow, yaitu jenis pohon yang konon hanya tumbuh di Pulau Papua, terutama di sekitar Danau Sentani.[1][2][3][4] Selain medianya, keunikan lukisan kulit kayu khombow juga dipengaruhi oleh cat warna dan alat lukis alami serta motif-motif artistik khas Sentani, seperti kekayaan alam, religi, mitologi, dan kearifan lokal.[4][5] SejarahLeluhur masyarakat kampung Asei awalnya melukis kulit kayu khombow untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakaian tradisional.[1][2] Namun, kemajuan zaman yang membawa bahan pakaian modern (kain dan jenis tekstil lain) sempat membuat tradisi melukis khombow hampir mengalami kepunahan. Berkat dorongan Arnold Clemens Ap dan Danielo Constantino Ayamiseba—keduanya antropolog Universitas Cenderawasih—masyarakat Asei tergerak untuk kembali menekuni pembuatan khombow dan bertahan hingga sekarang. Sejak 1975, masyarakat Asei membuat lukisan kulit kayu sebagai karya seni yang dapat dimiliki oleh orang di luar daerah mereka.[4][5] Lukisan bernilai seni tinggi ini menjadi suvenir yang sangat diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara sehingga memiliki nilai ekonomi. Lukisan dari kulit kayu khombow yang asli hanya dapat diperoleh jika wisatawan berkunjung ke kampung Asei Besar, yang terletak di Pulau Asei, satu di antara gugusan pulau yang tersebar di Danau Sentani,[4][5] atau dapat juga ditemukan dalam gelaran pariwisata tahunan Festival Danau Sentani.[6] Pada 2016, khombow ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Papua dengan domain "Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional" dan bernomor registrasi 2016000439.[7] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia