Ketumbar bolivia, atau dalam bahasa Inggris disebut Bolivian coriander (Porophyllum ruderale Cass.) adalah sejenis tumbuhan anggota suku kenikir-kenikiran atau Asteraceae. Di Meksiko dan Amerika Selatan daunnya yang harum aromatis dimanfaatkan sebagai rempah-rempah penyedap salsa. Akan tetapi di Indonesia terna ini kebanyakan ditemukan liar sebagai gulma. Orang Sunda[1] menyebutnya seungit mangga ngora.
Pemerian botani
Terna tegak, hijau kebiruan, bercabang-cabang, hingga 2 m tingginya. Batang sebagian atau seluruhnya sering ungu kemerahan. Daun-daun tersebar dalam spiral, bertangkai 0,5–3 cm. Helaian daun gundul, agak-agak berdaging, jorong hingga jorong bundar-telur-sungsang, 1–7 × 0,5–2,5 cm, dengan pangkal menyempit sepanjang tangkai.[1] Sering tampak jelas beberapa lubang kelenjar serupa pori, terutama di bagian tepi daun (porophyllum, dari bahasa Yunani: poros, berlubang; phyllon atau phyllum, daun).
Bunga majemuk dalam bongkol panjang seperti tabung, 2–2,5 × 6–10 mm; terminal atau di ketiak, berisi sekitar 30 bunga; bertangkai panjang yang membengkak di ujung, 2–5 cm. Mahkota bentuk tabung sempit, 1–1,5 cm, hijau kekuningan dengan ujung ungu kecoklatan, bertaju-5 pendek. Buah keras (achene) sempit memanjang, 6–8 mm, bergaris-garis dan berbulu sangat halus, dengan rambut sikat (pappus) panjang hingga 1 cm.[1]
Ekologi dan penyebaran
Asal usul tumbuhan ini adalah Amerika Tengah dan Selatan. Pada tahun 1945 terna ini ditemukan dekat Bogor, dan sejak itu meluas dengan cepat.[1]
Gulma ini menyukai tanah yang subur. Di lahan gembalaan yang bertanah lembap, kaya sinar matahari atau yang sedikit terlindung; sawah-sawah di pegunungan; dan tanah-tanah telantar di dataran rendah.[1]
Meskipun disebut ketumbar bolivia, tumbuhan ini bukan kerabat dekat ketumbar.