Di Kalimantan Selatan, kue ini sering digunakan dalam tradisi selametan seperti tasmiyah (pemberian nama bayi), batamat Al-Qur'an (tradisi khataman Al-Qur'an), dan lain-lain. dimana disajikan dengan telurayam rebus atau telur itik rebus.[2] Hal ini dikarenakan tekstur kue ini yang lengket menggambarkan harapan maupun doa seseorang akan suatu hubungan yang rukun, harmonis, damai dan tenteram, baik hubungan antara manusia dengan Tuhan maupun sesama manusia lainnya.[3]
^Yuliani; Hidayat, Yusuf; Mattiro, Yusuf (2022). Lakatan dalam Tradisi Selamatan. Banjarmasin: Rainbow.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)