Artikel ini sedang dalam perubahan besar untuk sementara waktu. Untuk menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan. Halaman ini terakhir disunting oleh Laindan (Kontrib • Log) 330 hari 158 menit lalu.
Pesan ini dapat dihapus jika halaman ini sudah tidak disunting dalam beberapa jam. Jika Anda adalah penyunting yang menambahkan templat ini, harap diingat untuk menghapusnya setelah selesai atau menggantikannya dengan {{Under construction}} di antara masa-masa menyunting Anda.
Kesetaraan antargenerasi dalam konteks ekonomi, psikologis dan sosiologis adalah gagasan yang menyatakan bahwa setiap kelompok generasi harus mendapat perlakuan yang adil. Ide konsep gagasan ini dapat diterapkan pada keadilan dalam dinamika hubungan antara anak-anak, pemuda, orang dewasa dan sesepuh. Hal ini juga dapat diaplikasikan pada konsep keadilan diantara generasi-generasi yang saat ini sedang hidup maupun generasi mendatang.[1]
Pembahasan mengenai kesetaraan antargenerasi telah menjadi topik di berbagai bidang studi disiplin ilmu. Topik ini sering dibahas dalam ekonomi publik, terutama yang bersinggungan dengan ekonomi transisi,[2]kebijakan sosial dan perancangan anggaran pemerintah.[3]
Kekuasaan
Gerakan hak pilih muda yang mencakup beberapa pembelaan untuk pemerataan kekuasaan kepada semua orang, tanpa memandang usia sehingga dapat mengatur sendiri prioritas jangka pendek dan jangka panjang mereka. Generasi mendatang, sebelum mereka diberikan kekuasaan apapun hendaknya perlu mewakilkan hak suara mereka (proxy voting).
Penggunaan perawatan lansia
Sarjana lainnya mengungkapkan pendapat berbeda tentang generasi mana yang dirugikan dalam merawat lansia. Seperti Profesor Steven Wisensale, yang menjelaskan bahwa orang dewasa berusia produktif di negara maju saat ini, memiliki beban yakni harus merawat lebih banyak orang tua dan kerabat lanjut usia dalam jangka waktu lebih lama. Masalah ini diperparah dengan meningkatnya keterlibatan perempuan dalam dunia kerja. Dan dengan menurunnya tingkat kesuburan, ini berarti meninggalkan beban untuk merawat orang tua, juga bibi, paman, dan kakek nenek, pada lebih sedikit anak.[4] Dalam masyarakat dengan sistem keamanan sosial yang lemah, hal ini juga berdampak pada kesejahteraan lansia yang mungkin memiliki lebih sedikit pengasuh daripada jumlah yang dapat dikatakan layak.[5]
Penggunaan keadilan sosial
Kajian mengenai kesetaraan antargenerasi juga relevan dengan topik keadilan sosial, dimana isu-isu seperti pelayanankesehatan[6] memantik percakapan lebih lanjut mengenai hak kaum muda dan aspirasi suara kaum muda. Ada kepentingan yang kuat dalam instansi hukum terhadap penerapan keadilan antargenerasi secara formal.[7]