Kertanegara, Kertanegara, Purbalingga
SejarahAsal usul namaMenurut beberapa sumber (para tetua Desa Kertanegara)~hal ini masih perlu dikaji secara akademis mengkisahkan, bahwa pada kurang lebih abad 16 M telah ada pemerintahan di Desa Kertanegara (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Kartanegara Kabupaten Purbalingga), di mana wilayah ini merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Pajang di bawah kepemimpinan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) yang memerintah pada tahun 1549 M. Ada beberapa pendapat mengenai nama Kertanegara, paling tidak terdapat dua pendapat mengenai hal ini yaitu:
Desa Kertanegara sebagai ibu kota KawedananSemenjak Pemerintah Hindia Belanda kembali menguasai nusantara (Pulau Jawa) setelah beberapa lama dikuasai oleh Pemerintahan Raffles (Inggris) pada tahun 1811-1816, terjadi perubahan tata pemerintahan dalam negeri yaitu:
Karena perubahan aturan tersebut, pada tahun 1824 Kertanegara menjadi ibu kota kawedanan, namun dalam perkembangannya karena keadaan geografis pada waktu itu Kertanegara termasuk daerah yang terisolir karena dikelilingi oleh sungai, demi kelancaran pembinaan pemerintahan Kawedanan Kertanegara, pada tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda memindah Kawedanan Kertanegara ke Bobotsari. Desa Kertanegara sebagai Ibu kota ProvinsiAtas dasar kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tingkat II Purbalingga antara tahun 1952-1955 desa Kertanegara dijadikan Ibu kota Provinsi JAwa Tengah. Produk kerajinanKertanegara berjumlah penduduk kurang lebih 7000 jiwa,di tempat ini terdapat sentra kerajinan perkakas rumah tangga berbahan tembaga yang sudah exis berpuluh-puluh tahun. Namun seiring dengan perkembangan zaman, dimana peralatan rumah tangga dari tembaga kurang diminati masyarakat, maka sentra kerajinan inipun otomatis terpuruk,hal ini dapat dilihat dari omzet produksi yang menurun drastis sampai 75% dari awal tahun 90 an.masa ke emasan pengrajin tembaga pun berakhir. Produk andalan berupa dandang tempat masak nasi,ceret ( teko ) tidak lagi dapat di andalkan, hanya kenceng (tempat membuat makanan jenang ) yang tetap eksis,itupun kebanyakan di buat hanya berdasarkan pesanan.. Di Era 90an sebagian pengrajin mengganti bahan tembaga dengan aluminium,alhasil sekarang 80% pengrajin/pande hanya memproduksi perkakas aluminium,itupun sebagian besar bukan produk baru tetapi hanya perbaikan/repair.Lagi lagi kendala pemasaran menjadi masalah utama,karena pemasaran masih dilakukan dengan system door to door,belum lagi harga produk utama mereka yakni panci dan teko kadang lebih mahal dari produk baru pabrikan. Tokoh terkenal
KulinerKuliner khas yang menjadi khasanah lokal di Kertanegara ialah sup krece atau keong asli Kertanegara |
Portal di Ensiklopedia Dunia