Kelumbuk
Kelumbuk, gelumbah atau tongtolok (Pterocymbium tinctorium) adalah sejenis pohon besar anggota suku Malvaceae, anaksuku Sterculioideae (sebelumnya, suku Sterculiaceae). Pohon penghasil kayu ini menyebar luas di Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara bagian barat. Nama-nama daerahnya, di antaranya, gelumbah (Sum.);[3] tongtolok, beurih, hantap heulang (Sd.); tolok, winĕng, wining, wunung, munung, sriwil (Jw.); barih, binèng (Md.);[4] tolutu (Sulw.); taluto (Fil.); teluto (Sabah), dan lain-lain.[3] Deskripsi botanisPohon yang menggugurkan daun, berukuran sedang hingga besar; tingginya mencapai 40(-50) m, batang bebas cabang mencapai 30 m dan gemang batangnya mencapai 90 cm.[3] Pepagan bagian luar kelabu pucat hingga agak jingga, halus, dengan tonjolan-tonjolan serupa kutil yang besar, berwarna gelap dan tersebar merata;[5] permukaan pepagan memecah halus.[3] Pepagan bagian dalam lunak, merah daging bergaris-garis putih, dengan getah kekuningan.[3][6] Daun-daun tersusun dalam spiral di ranting, bertangkai panjang. Helaian daun bentuk jantung lebar hingga bundar telur, pangkalnya bentuk jantung hingga terpangkas, ujungnya meruncing, sisi atasnya gundul, sisi bawah berambut halus, pada pangkalnya dengan 5-7 tulang daun menjari. Perbungaan bentuk malai di ketiak daun atau terminal, sedikit menggantung. Bunga-bunga berkelamin tunggal, berbilangan-5, beraturan; kelopaknya bentuk genta, tepinya berambut, panjang taju setidaknya setengah panjang tabung kelopak, kehijauan hingga ungu atau merah, tidak rontok hingga menjadi buah; mahkota tak ada. Buah kotak 4-5 dalam satu tangkai (kelopak), berdinding tipis serupa kertas, membuka satu sisinya sebelum masak, bentuk perahu tertelungkup dengan lunas yang menonjol seperti kait; biji satu butir di pangkalnya, bulat tak bersayap.[3] Agihan dan ekologiKelumbuk tersebar luas mulai dari Burma, Thailand, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Filipina.[3] Pohon ini terutama didapati di dataran aluvial;[6] dan juga ditemukan tumbuh di hutan-hutan yang selalu hijau, hutan gugur daun, ataupun hutan-hutan yang lebih terbuka di wilayah yang kering secara periodik, hingga ketinggian 1.000 m dpl.[3] Kelumbuk tergolong pohon yang cepat tumbuh. Di suatu hutan tanaman kelumbuk di Filipina yang berusia 11 tahun, diperoleh tinggi rata-rata 25,4 m, batang bebas cabang rata-rata 17,6 m, dan gemang batang rata-rata 35,2 cm. Dilaporkan pula riap diameter sebesar rata-rata 2 cm pertahun dalam jangka 30 tahun.[3] ManfaatKelumbuk menghasilkan kayu ringan (densitasnya antara 0,25-0,41, rata-rata 0,31 g/cm³),[7] yang berguna untuk pembuatan gagang korek api,[4] papan cor (begisting), pelampung jaring, sampan, peti-peti pengemas, kerajinan tangan, dan lain-lain. Dapat pula dikerjakan menjadi venir untuk pembuatan kayu lapis, atau diolah menjadi bubur kayu bagi pembuatan kertas. Dalam perdagangan kayu ini dikenal dengan nama amberoi.[3] Pepagan kelumbuk digunakan untuk membantu pewarnaan warna hitam pada kain katun. Serat dari kulit kayu ini dimanfaatkan untuk membuat tambang.[3] VarietasSecara tentatif, tercatat tiga varietas Pterocymbium tinctorium:
Akan tetapi para ahli belum sepakat sepenuhnya mengenai status taksa tersebut.[3] Sebagian memandang bahwa P. javanicum berada pada tingkat spesies.[8][9] Masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk menetapkannya. Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Pterocymbium tinctorium.
|