Kegubernuran Transnistria (bahasa Rumania: Guvernământul Transnistriei) adalah sebuah wilayah di bawah pemerintahan Rumania, dikuasai oleh Blok Poros dari Uni Soviet selama Operasi Barbarossa dan ditempati sejak 19 Agustus 1941 hingga 29 Januari 1944. Dibatasi di sebelah barat oleh sungai Dniester (memisahkannya dengan Bessarabia), di timur oleh sungai Bug Selatan (memisahkannya dengan Reichskommissariat Ukraina), dan di selatan dengan Laut Hitam, meliputi daerah Transnistria saat ini dan wilayah timur jauh (Oblast Odessa saat ini di sebelah timur sungai Dniester dan bagian selatan Oblast Vinnytsia), termasuk pelabuhan Laut Hitam, Odessa, yang menjadi ibukota administratif Transnistria selama Perang Dunia II.
Dalam Perang Dunia II, Rumania, dibujuk dan dibantu oleh Jerman Nazi, mengambil alih Transnistria untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada bulan Agustus 1941, Adolf Hitler membujuk Ion Antonescu untuk mengambil alih wilayah ini sebagai pengganti Transilvania Utara, yang ditempati oleh Hungaria di bawah pimpinan Miklós Horthy . Meskipun diperintah oleh Rumania, negara tidak secara resmi memasukkan Transnistria ke dalam kerangka administrasi; pemerintahan Antonescu berharap untuk mencaplok wilayah ini, tetapi perkembangan yang terjadi di Front Timur menghalangi hal ini.[1]
Penaklukan Transnistria oleh Rumania
Hingga 26 Juli 1941, Tentara Rumania telah mendorong Tentara Soviet keluar dari Bessarabia, wilayah Rumania diduduki oleh Uni Soviet pada bulan Juni 1940. Jerman Nazi ingin Rumania bertindak sebagai sekutu dalam perang melawan Uni Soviet. Namun, Rumania sudah puas dengan mengembalikan keutuhan wilayahnya sendiri. Untuk membujuk pemimpin diktator Rumania Ion Antonescu, Hitler memerintahkan Tentara Jerman untuk maju ke Ukraina dari utara ke selatan, mengikuti rute di timur sungai Bug Selatan, dalam rangka menjebak pasukan Soviet antara sungai Dniester dan Bug Selatan. Antonescu memberikan tugas sederhana kepada pasukannya: menaklukkan dengan mengepung dan memaksa pasukan Tentara Merah untuk mundur. Antonescu memerintahkan Pasukan Rumania Keempat untuk melaksanakan tugas ini.
Selama minggu pertama, pada pertengahan November 1941, pasukan Rumania mengambil alih semua wilayah, kecuali daerah kecil di sekitar Odessa, tanpa perlawanan. Pada saat itu, Rumania memiliki 60.000 tentara untuk menaklukkan kota dari 34.000 tentara lawan. Namun, organisasi dan kepemimpinan yang buruk, mengakibatkan serangan militer tersebut menemui kegagalan. Memanfaatkan keberhasilan ini, Soviet menghentikan evakuasi dari kota dengan laut dan bukannya mengirim bala bantuan, memperkuat kekuatan pasukan Soviet hingga 100.000.
Rumania dipaksa untuk menambah jumlah tentara mereka. Akhirnya, setelah dua bulan pengepungan, tentara Rumania mengambil alih kota itu dengan jumlah korban jiwa sebanyak 92,545 orang. Meskipun Soviet akhirnya meninggalkan kota, mereka mampu menahan kekuatan yang lebih besar dan menimbulkan jumlah korban yang signifikan di pihak penyerang. Hasil ini sangat penting, karena petinggi Soviet memerintahkan untuk meninggalkan kota tersebut. Pada akhir perang, Odessa menerima gelar Kota Pahlawan.
Akhir dari Kegubernuran Transnistria
Pada awal tahun 1944, ekonomi Rumania dalam keadaan compang-camping karena biaya perang, dan pemboman udara oleh Sekutu di wilayah Rumania, termasuk ibukota, Bukares. Selain itu, sebagian besar dari produk-produk yang dikirim ke Jerman yang disediakan tanpa kompensasi moneter. Sebagai hasil dari ini "ekspor yang tidak dikompensasi", inflasi di Rumania meningkat tajam, menyebabkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan penduduk Rumania, bahkan di antara kelompok dan individu yang begitu antusias mendukung Jerman.
Transnistria relatif terhindar dai serangan udara, tetapi beberapa saat kemudian Tentara Merah menghancurkan pasukan Rumania di wilayah tersebut. Pasukan Soviet menyeberangi sungai Bug pada 11 Maret lalu dan dalam dua puluh hari Kegubernuran Transnistria "menghilang". Pada akhir Maret 1944 tidak ada lagi pasukan Poros di sebelah timur sungai Dniester, beralih untuk mengepung ibukota Odessa. Sementara itu, penggantian Gubernur Alexianu telah terjadi pada tanggal 1 Februari 1944, oleh gubernur militer, Letnan Jenderal Potopeanu (sebelumnya sebagai Menteri Ekonomi Rumania). Nama Transnistria tidak digunakan kembali dan pihak berwenang menggunakan sebutan Pemerintah Militer antara Dniester dan Bug.