Kecibeling (Strobilanthes crispus) atau juga disebut keji beling, picah beling (Betawi), atau disebut juga ki beling (Sunda), enyoh kelo (Jawa)[2] adalah anggota Acanthaceae yang dapat menyembuhkan diabetes. Tumbuhan ini merupakan perdu yang berasal dari Madagaskar menyebar ke Indonesia dan tumbuh subur di Malaysia. Riset terbaru menunjukkan bahwa hanya sedikit riset ilmiah yang ada pada tumbuhan ini.[3]
Deskripsi
Keji beling adalah tumbuhan semak yang tingginya mencapai 1-2 m.[4]Batangnya beruas, bentuknya bulat, berambut kasar, dan warnanya hijau.[5] Percabangannya yang menyentuh tanah dan keluar dari akar sehingga bisa dipisahkan dari tanaman induk. Sementara itu, daunnya tunggal, bertangkai pendek, dengan duduk daun yang berhadapan. Helaian daunnya lanset, memanjang atau hampir jorong, tepinya bergerigi, dengan ujung dan pangkalnya yang meruncing, kedua permukaanya kasar. Pertulangan daunnya menyirip dan berwarna hijau.[5]Akarnya tunggang dan berwarna coklat muda.[4]
Perbungaannya majemuk dan berkumpul pada bulir padat. Mahkota bunga berbentuk corong, terbagi lima, berambut, dan berwarna kuning atau ungu. Benang sarinya berjumlah empat, berwarna putih, dan kuning.[4]Buahnya berbentuk gelondong, dan berisi 2-4 biji. Bijinya bulat, pipih, kecil-kecil, dan berwarna coklat.[5]
Habitat dan persebaran
Spesies ini tumbuh di hutan, tepi sungai, tebing-tebing, dan sering ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan atau taman. Keji beling tersebar dari Madagaskar sampai Indonesia,[2] dan tumbuh dari ketinggian 50-1.200 mdpl.[6] Tumbuhan ini juga mudah berkembangbiak di tanah subur, agak terlindung, dan tempat terbuka. Di Jawa, tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan biji dan setek.[7][8]
Tanaman lain, yakni kembang bugang diserupakan dengan tumbuhan melalui sebutannya oleh A.P. Dharma dalam bukunya.[12] Walaupun demikian, keji beling dan kembang bugang berbeda familia, yang mana kembang bugang berada di familiVerbenaceae[12] dan hal ini sudah diingatkan oleh Setiawan Dalimartha bahwa ada kepustakaan yang menamai kembang bugang dengan keji beling/keci beling.[13] Selain itu, sambang getih (Hemigraphis colorata) yang berkerabat dekat dengan sambiloto juga disebut keji beling dalam bahasa Jawa.[14]
Dalimartha, Setiawan (2003). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 3. Jakarta: Puspa Swara. hlm. 122–124. ISBN979-3235-73-X.
Dalimartha, Setiawan (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 4. Jakarta: Puspa Swara. hlm. 38–40. ISBN979-1133-14-X.
Dharma, A.P. (1987). Indonesian Medicinal Plants (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN979-407-032-7.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)