Kawasaki Shipbuilding Corporation

Kawasaki Heavy Industries Ship & Offshore Structure Company
Nama asli
川崎重工業船舶海洋カンパニー
Sebelumnya
Kawasaki Shipbuilding Corporation
Divisi dari Kawasaki Heavy Industries
IndustriPembuatan kapal
Kantor pusatKobe, Jepang
ProdukKapal
Situs webglobal.kawasaki.com/en/corp/profile/division/ship/index.html
Kawasaki Shipbuilding Corp – Kobe Works

Kawasaki Heavy Industries Ship & Offshore Structure Company (川崎重工業船舶海洋カンパニー, Kawasaki Jūkōgyō Senpaku Kaiyō Kanpanī) adalah divisi pembuatan kapal dari Kawasaki Heavy Industries. Divisi ini terutama memproduksi kapal komersial khusus, seperti kapal pengangkut LNG, kapal pengangkut LPG, kapal peti kemas, kapal muatan curah, kapal tanker minyak, serta jetfoil penumpang berkecepatan tinggi. Selain itu, divisi ini juga memproduksi kapal perang untuk Angkatan Laut Bela Diri Jepang, termasuk kapal selam. Kawasaki juga memproduksi permesinan kelautan, seperti mesin kelautan, pendorong, roda kemudi, dek, dan permesinan memancing.

Sejarah

Kawasaki memulai sejarahnya pada bulan April 1878, saat Shozo Kawasaki mendirikan Kawasaki Tsukiji Shipyard di Tokyo dengan dukungan dari Wakil Menteri Keuangan Jepang, Matsukata Masayoshi, yang sama-sama berasal dari Satsuma.[1]

Pada tahun 1886, Kawasaki mendirikan galangan kapal kedua di Kobe, Prefektur Hyōgo. Berkat Perang Tiongkok-Jepang Pertama, kedua galangan kapal tersebut pun dibanjiri pesanan kapal baru dan permintaan perbaikan kapal lama.[2] Kedua galangan kapal tersebut lalu digabung pada tahun 1896 untuk membentuk Kawasaki Dockyard Company, Ltd. Setelah menyadari keterbatasan modalnya, Kawasaki pun memutuskan untuk mengubah perusahaan tersebut menjadi sebuah perseroan terbatas, dan karena tidak memiliki anak, ia pun memilih Matsukata Kojiro, anak ketiga dari Matsukata Masayoshi, sebagai penggantinya.[3] Matsukata pun menjabat sebagai presiden dari perusahaan ini hingga tahun 1928. Matsukata mengembangkan bisnis Kawasaki ke bakal pelanting, pesawat terbang, mobil, dan pengapalan. Ia juga mengimplementasikan sistem delapan jam kerja sehari pertama di Jepang pada tahun 1919, setelah adanya mogok kerja yang dilakukan oleh 30.000 pekerja yang mengancam akan melengserkan pemerintahan Perdana Menteri Takashi Hara.[4]

Di bawah kepemimpinan Matsukata, Kawasaki Dockyards mengembangkan bisnisnya di Hyōgo dengan sebuah dok kering besar yang selesai dibangun pada tahun 1902. Dok kering tersebut kini didaftarkan sebagai sebuah Properti Kebudayaan Penting oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1906, setelah sejumlah kesulitan teknis, Kawasaki berhasil menyelesaikan pembuatan kapal selam pertama di Jepang untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Kawasaki memproduksi sejumlah kapal perang untuk Angkatan Laut Jepang, mulai dari kapal penghancur hingga kapal induk sampai Perang Dunia II berakhir.[5]

Kawasaki mulai memproduksi bakal pelanting pada tahun 1907, dan empat tahun kemudian, berhasil memproduksi lokomotif uap pertamanya, untuk Kementerian Perkeretaapian Jepang. Kawasaki memproduksi 3.237 lokomotif uap hingga tahun 1971. Divisi tersebut kemudian dipisah pada tahun 1928 dan didaftarkan sebagai sebuah badan hukum dengan nama Kawasaki Heavy Industries Rolling Stock Company.

Pada tahun 1918, Divisi Pesawat Terbang resmi didirikan di Hyōgo, hanya lima belas tahun setelah penerbangan perdana Wright Bersaudara. Kawasaki pun memproduksi sejumlah rancangan inovatif untuk Pasukan Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sebelum Perang Dunia II. Pada tahun 1937, Divisi Pesawat Terbang resmi dipisah dan didaftarkan sebagai sebuah badan hukum dengan nama Kawasaki Aircraft Co., Ltd.

Pada tahun 1969, Kawasaki Dockyard, Kawasaki Rolling Stock Manufacturing, dan Kawasaki Aircraft resmi digabung untuk membentuk Kawasaki Heavy Industries.

Namun pada tahun 2002, Kawasaki Shipbuilding Corporation muncul kembali sebagai sebuah anak usaha. Anak usaha tersebut kemudian diubah kembali menjadi sebuah divisi pada tahun 2010.

Produk

Referensi

Catatan

  1. ^ McClain, Japan:A Modern History, p. 282
  2. ^ Schenking, Making Waves, p. 183
  3. ^ McClain, Japan:A Modern History, p. 372
  4. ^ Hane, Modern Japan, p. 225
  5. ^ Spang, Japanese-German Relations. p. 45

Pranala luar