Yeongwol (영월군) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Gangwon, Korea Selatan.[1] Kabupaten ini dikelilingi oleh rangkaian Pegunungan Taebaek dan menjadi tempat bertemunya dua buah aliran sungai, Donggang dan Seogang.[1]
Yeongwol merupakan daerah yang dikenal sebagai tujuan wisata karena pemandangan pegunungan dan hutannya yang indah.[1] Wilayah Yeongwol dibatasi oleh kabupaten Jecheon dan Danyang di provinsi Chungcheong Utara serta kabupaten Yeongju dan Bonghwa di provinsi Gyeongsang Utara.[1] Luas wilayahnya adalah 1.127 km² dengan jumlah penduduk 45.000 jiwa (2004).[1]
Donggang dan Seogang
Dua buah aliran sungai bertemu di wilayah Yeongwol, yakni Donggang (Sungai Dong) dan Seogang (Sungai Seo).[1]
Donggang merupakan salah satu anak sungai yang menjadi huluSungai Han.[2] Mata air Donggang (harfiah: "Sungai Timur") bermula dari lembahpegunungan di Jeongseon dan Pyeongchang dan mengalir sepanjang 51-60 km ke Yeongwol dan bertemu dengan aliran Seogang.[1][2]Seogang atau "Sungai Barat" mengalir dari sebelah barat. Donggang yang memiliki aliran deras merupakan area permainan arung jeram yang paling terkenal di Korea Selatan.[1] Namun, pada pertemuannya dengan Seogang, ia mulai melambat dan dalam.[1] Karena mengalir di daerah pegunungan yang bebas polusi, Donggang adalah salah satu sungai terbersih di Korea dan masih memiliki habitat fauna yang masih alami.[3]
Warga setempat mengganggap Donggang sebagai laki-laki dan Seogang sebagai wanita.[1] Daerah wisata yang terkenal adalah Eorayeon.[1]Eorayeon berada di sisi Donggang yang memiliki pemandangan bebatuan dan hutanpinus.[1] Daerah ini dikenal sebagai objek wisata pendakian serta aliran air yang jernih.[1][4]
Seondol
Seondol (Batu Seon) adalah formasi batu setinggi 70 meter yang terletak di sisi Seogang.[5]Seondol memiliki bentuk yang unik, yakni terbelah dua dan dinamakan juga Shinseon-am atau Batu Pertapa.[1]Desa Seonam yang terletak di sisi Seogang memiliki daratan unik yang menyerupai Semenanjung Korea dalam bentuk kecil.[6]
Cheongnyeongpo
Sejak lama Yeongwol dikenal sebagai daerah yang susah diakses karena terisolasi oleh pegunungan dan sungai.[1]Changnyeongpo merupakan sebuah pulau di Yeongwol yang berada di tengah sungai.[1] Pulau ini merupakan situs Jangneung, makamRaja Danjong (1441 – 1457) dari Dinasti Joseon.[1] Raja ke-6 Dinasti Joseon, Danjong, naik tahta pada usia 12 tahun.[1] Pada tahun 1456, saat berusia 16 tahun, pamannya menurunkannya dari tahta dan mendeklarasikan dirinya sebagai Raja Sejo.[7]Danjong diturunkan pangkatnya menjadi Nosan-gun dan diasingkan ke Changnyeongpo di Yeongwol yang terisolasi.[1] Sampai kini pun Changnyeongpo hanya bisa dicapai dengan kapal. Danjong mengalami akhir hidup tragis karena diracuni oleh mata-mata istana pada tahun 1457 dan dimakamkan di komplek Jangneung.[1] Setiap tahun di bulan April, masyarakat Yeongwol mengadakan riutal penghormatan untuk menghormati arwahya.[7]
Gua Go-ssi
Gua Go-ssi adalah sebuah guabatu kapur yang terbentuk 400-500 juta tahun yang lalu.[1][8] Gua ini terletak di sisi Seogang dan merupakan monumen alam Korea Selatan nomor 219 yang dilindungi oleh pemerintah Korea Selatan.[1] Interior gua ini dipenuhi oleh stalaktit dan sisa-sisa peninggalan keluarga Go.[1] Gua ini dinamakan dari kata Go-ssi yang bermakna "keluarga Go" yang bersembunyi di dalamnya pada saat Invasi Jepang ke Korea pada tahun 1592-1598.[8]
Kim Sat-gat
Yeongwol menjadi tempat tinggal bagi seorang pujangga terkenal dari akhir Dinasti Joseon, Kim Byung-yeon (1807-1863, nama pena: nango).[1][9][10] Kim adalah seorang penulis yang berbakat sejak muda.[10] Saat ia berusia 20 tahun, ia mendapat nilai tertinggi pada ujian sipil kenegaraan.[10] Pada bagian dari ujian tersebut, ia menulis sebuah karangan yang mengkritik kakeknya sendiri secara tajam.[1] Setelah mendengar kebenaran tentang kakeknya, Kim menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri karena telah menulis sesuatu yang tidak pantas mengenai nenek moyangnya sehingga ia memutuskan untuk mengembara.[1]
Dalam pengembaraannya, ia selalu mengenakan topi dari bambu (satgat) sehingga ia dikenal dengan nama pujangga pengembara Kim Sat-gat.[10] Ia selalu menulis puisi yang berisi kritikan terhadap pejabat pemerintahan yang korup.[1] Kim Sat-gat memutuskan untuk tinggal di Yeongwol sampai akhir hayatnya.[1]