Kabupaten Bener Meriah4°45′N 97°0′E / 4.750°N 97.000°E
Kabupaten Bener Meriah yang beribu kota di Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.454,09 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 desa.[3] Penduduk di wilayah ini adalah suku Gayo. Bahasa Gayo, dipakai oleh sebagian besar penduduk selain bahasa Indonesia. Di Bener Meriah terdapat bandara Rembele yang melayani Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Bener Meriah adalah lokasi Radio Rimba Raya yang menyiarkan kedaulatan Indonesia ke dunia internasional pada masa Agresi Militer Belanda. Sekarang Radio Rimba Raya diabadikan sebagai sebuah monumen di kecamatan Pintu Rime Gayo. GeografiBener Meriah terletak 4° 33 50–4° 54 50 Lintang Utara dan 96° 40 75- 97° 17 50 Bujur Timur dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut 100–2.500 mdpl. Batas wilayahKabupaten Bener Meriah memiliki batas wilayah sebagai berikut:
SejarahKabupaten Bener Meriah merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 7 Januari 2004. EtimologiNama Bener Meriah diperkirakan berasal dari Beuner Meria, putra dari Raja Linge XIII.[9] Syair Mude Kala menceritakan saat masih kecil Beuner Meria dan adiknya yang bernama Sengeda dibawa oleh sang ibu ke Kesultanan Aceh selepas wafatnya ayah mereka. Takhta Kerajaan Linge kemudian dipegang oleh Raja Linge XIV yang merupakan kakak dari Raja Linge XIII. Ketika dewasa Beuner Meria dan Sengeda kembali ke Linge dan menuntut takhta dari pamannya. Sayangnya, sang paman justru menghukum mati kedua kakak beradik tersebut. Menurut legenda, Beuner Meria tidak mati dan menjelma menjadi seekor gajah putih, sedangkan nyawa Sengeda berhasil diselamatkan oleh algojo yang seharusnya mengeksekusinya. Keberadaan gajah putih ini didengar oleh Sultan Aceh. Sultan Aceh meminta agar gajah putih ini dihadiahkan kepadanya. Saat tiba di ibu kota Kesultanan Aceh, gajah putih ini mengamuk. Amukan gajah putih ini berhasil dijinakan oleh Sengeda. Lantas dia menceritakan asal usul gajah putih ini. Sultan Aceh lalu memerintahkan untuk menghukum mati Raja Linge XIV, namun sang ibu dari Beuner Meria memaafkannya. Raja Linge XIV hanya dijatuhi hukuman untuk membayar denda. Akhirnya, Sengeda diangkat menjadi raja Linge dengan gelar Raja Linge XV. Sementara itu, nama Beuner Meria diabadikan menjadi salah satu daerah di Tanah Gayo. Radio Rimba RayaRadio Rimba Raya (Desember 1948–... 1949) adalah Radio Republik Indonesia Darurat yang disiarkan oleh Tentara Republik Indonesia Divisi X/Aceh pimpinan Kolonel Husin Yusuf. Radio ini mulai bersiaran sejak terjadinya Agresi Militer Belanda I sampai dengan Konferensi Meja Bundar berakhir dan tentara pendudukan Belanda ditarik dari Indonesia. PemerintahanBupati
Dewan PerwakilanBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bener Meriah dalam tiga periode terakhir.
KecamatanKabupaten Bener Meriah memiliki 10 kecamatan dan 232 kampung dengan kode pos 24553-24582 (dari total 289 kecamatan dan 6.497 gampong/desa/kute/kampong di seluruh Aceh). Pada tahun 2010, jumlah penduduk di wilayah ini adalah 121.870 jiwa (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570 jiwa) yang terdiri atas 61.871 pria dan 59.999 wanita (rasio 103,12). Dengan luas daerah 1.904,01 km² (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 56.770,81 km²), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 84 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²).[2][8] Daftar kecamatan dan kampung di Kabupaten Bener Meriah, adalah sebagai berikut:
DemografiBerdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bener Meriah tahun 2022,[12] penduduk di Bener Meriah berjumlah 168.469 jiwa terdiri dari 85.040 jiwa laki-laki (50,48% dari total penduduk) dan 83.429 jiwa perempuan (49,52% dari total penduduk). . Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Bukit, yaitu sebesar 31.155 jiwa atau sebesar 18,49% dari total penduduk di Bener Meriah. Kecamatan Syiah Utama memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit, yaitu sebesar 2.482 jiwa atau sebesar 1,47% dari total penduduk. Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|