Julia Suryakusuma
Julia Indiati Suryakusuma (lahir 19 Juli 1954) adalah aktivis, penulis, dan akademisi Indonesia dengan minat multidisipliner mulai dari sastra, film, seni rupa, teater, berbagai masalah sosial, budaya, agama, gender, politik, pemerintahan, lingkungan hidup. Riwayat HidupPendidikanSejak awal, perjalanan Julia hidup tidak lazim. Ia ‘Dibuat’ di Pulau Pinang tetapi diberi nama Julia Indiati Suryakusuma karena dilahirkan di New Delhi, pada bulan Juli hari ke 19 tahun 1954. Dari kecil, Julia sudah terglobalisasi karena mengikuti orang tuanya yang diplomat dan hidup di London, Inggris (1959-62), Budapest, Hungaria (1962-64), dan di Roma, Italia (1968-71). Di Roma ini Julia belajar di Sekolah Menengah Internasional Amerika dengan siswa-siswa lain yang datang dari pelbagai penjuru dunia. Perguruan TinggiJulia sempat mengecap sekolah di tanah air yaitu kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1974-76). Sebelum merampungkan studinya, ia memutuskan pindah – negara maupun bidang studi – ke London, Inggris (1976-79) hingga meraih gelar BSc. Honours dalam bidang sosiologi. Di Inggris itulah kesadaran politiknya pertama bangkit. Tujuh tahun kemudian, Julia mendapat beasiswa untuk mengambil gelar MA dalam bidang politik masyarakat negara berkembang (Politics of Developing Societies, PDS), di Institute of Social Studies (ISS), Den Haag, Belanda (1986-88). Karir PenulisanCinta pertama Julia memang menulis. Ia mengawali kariernya pada tahun 1971, ketika ia memenangkan sayembara menulis esai sastra untuk siswa SMA. Luasnya minat Julia tampak dari tulisannya – sastra, film, seni rupa, teater, berbagai masalah sosial, budaya, agama, gender, politik, pemerintahan, lingkungan hidup – yang juga mencerminkan latar-belakangnya yang sangat multidisipliner. Tulisan-tulisan Julia dimuat di pelbagai peneribitan di dalam negeri (Kompas, Tempo, Prisma, dll) dan luar negeri (International Herald Tribune, Singapore Straits Times, Daily Yomiuri, The Australian, NRC Handelsblaad, dll). Kegiatan Aktivis SosialSikap kritis Julia yang amat menonjol di dalam tulisannya muncul pula dalam bentuk lain: aktivisme. Dari zaman Orde Baru Julia sudah menjadi ‘aktivis’ akan tetapi kesempatan terkuak lebar di zaman reformasi. Julia menjadi anggota-pendiri dari Suara Ibu Peduli (SIP) dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), yang berada di garda depan reformasi. Membangun demokrasi jelas tidak cukup dengan demonstrasi di jalan sehingga pada tahun 1999 Julia mendirikan Yayasan Almanak Politik Indonesia (API) untuk pendidikan, penelitian dan publikasi politik. Yayasan API menghasilkan Almanak Parpol Indonesia (1999), dan Panduan Parlemen Indonesia (2001), yang menyajikan referensi kaya dan terlengkap mengenai parpol dan parlemen Indonesia. Kegiatan AkademisDalam bidang akademis, Julia bisa dikatakan pelopor studi feminis dan seksualitas. Tulisannya di Prisma tahun 1981 dan 1991 lah yang menjadi dasar bidang baru di Indonesia yaitu studi gender dan seksualitas yang belum pernah ada sebelumnya. Karya akademisnya yang dianggap paling penting adalah tesis MA-nya yaitu “State Ibuism: the Social Construction of Womanhood in New Order Indonesia”, karya pertama yang membuat analisis gender mengenai negara, khususnya, negara Indonesia pada era Orde Baru. Dianggap karya klasik selama 20 tahun, tesis ini menjadi rujukan dan bahkan bacaan wajib di pelbagai pusat studi gender, Indonesia dan Asia, di Indonesia mauppun mancanegara. Tulisan-tulisan akademis Julia selama 24 tahun (dari 1979 hingga 2003), telah dibukukan dalam antologi “Sex, Power and Nation” (Metafor, 2004). Sejak tahun 2006, Julia lebih fokus menulis dalam bahasa Inggris. Secara rutin ia menulis di koran berbahasa Inggris di Indonesia, The Jakarta Post, di Tempo edisi bahasa Inggris (TEBI), dan sempat dua tahun di majalah Garuda Indonesia. Kolom-kolom ini adalah upayanya menjembatani pemikiran akademis dan analisis kritis, dengan dunia jurnalistik yang lebih mudah diserap pembaca. Bisa dikatakan, Julia adalah salah seorang kolumnis dan ‘opinion maker’ dalam bahasa Inggris yang ada di Indonesia sekarang. Kini, Julia ingin merangkul kembali pembaca Indonesianya, dengan “Julia’s Jihad” sebagai bukunya yang pertama dalam bahasa Indonesia, yang akan disusul oleh banyak karya berbahasa Indonesia lainnya yang meski bukan tanah tumpah darahnya (karena terlanjur tumpah di India), tetap dipersembahkan untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta. Riwayat Pendidikan
Riwayat Organisasi
Karya
Pranala luarCatatan kaki
|