Jerboa (bahasa Arab: جربوعjarbūʻ atau يربوع yarbūʻ ) adalah binatang pengerat kecil mirip tikus yang bertelinga lebar dan berdiri di atas dua kakinya.[1] Semua spesies jerboa masuk dalam keluarga Dipodidae. Biasanya hidup di habitat gurun. Saat terdesak, kecepatan larinya mengagumkan, yaitu 24 kilometer per jam. Sementara loncatannya bisa mencapai ketinggian 3 meter.[2] Telinganya sangat sensitif yang membantunya bertahan dari predator.
Ciri fisik
Jerboa memiliki kepala mirip tikus dengan hidung yang memanjang dan gigi pengerat. Namun keseluruhan tubuhnya mirip kangguru, dengan kaki belakang yang dominan untuk melompat. Sementara kaki depannya mengecil, sehingga banyak yang menganggap sebagai miniatur kangguru.[3] Ekornya relatif sangat penjang jika dibandingkan dengan panjang tubuhnya, sekitar 6 – 23 cm (panjang tubuhnya 3–15 cm).[4]
Perilaku
Dengan sistem gerak bipedal, jerboa memiliki tiga cara untuk bergerak, yatu melompat, skipping, dan jalan cepat. Gerakannya sulit diprediksi dengan kecepatan dan arah yang bisa berubah-ubah dalam sekejap. Ini menghasilkan keuntungan terhadap predator yang bergerak dengan tiga kaki. Inilah yang diperkirakn mengapa binatang bipedal lebih mudah bertahan di habitat gurun.
Jerboa adalah binatang crespuscular, yang berarti mereka biasanya aktif saat bulan purnama. Saat siang, mereka bersembunyi di lubang-ubang perlindungan yang telah digali. Biasanya mereka menggali lubang di dekat sumber makanan. Saat musim hujan, mereka berpindah ke perbukitan atau gundukan untuk menghindari banjir masuk ke lubang. Sementara saat musim panas, mereka menutup lubang dengan batu untuk menghindari predator dan menghalangi udara panas dari luar masuk. Seringkali lubang ini memiliki ujung lain sebagai jalan keluar darurat jika terpojok oleh predator.
Ada empat jenis lubang perlindungan yang dibuat oleh jerboa. Pada musim kemarau, mereka membuat lubang temporer untuk penyamaran saat berburu di siang hari. Saat malam hari, mereka juga membuat luban perlindungan sementara. Sementara lubang permanan dibuat untuk dua jenis musim, kemarau dan hujan.
Jerboa hidup soliter. Begitu mencapai kedewasaan, mereka biasanya membuat lubang perlindungan sendiri dan membuat mencari makan sendiri. Hanya saja koloni dengan ikatan longgar bisa terbentuk, yang memungkinkan beberapa jerboa menggali lubang perlindungan bersama yang lebih hangat, terutama saat di luar benar-benar dingin.
Makanan
Kebanyakan jerboa menggantungkan diri dengan memakan tanaman, namun mereka tidak memiliki kemampuan memakan biji yang keras. Beberapa spesies mungkin saja memakan kumbang atau serangga lainnya secara oportunistik. Jerboa juga tidak memiliki kebiasaan menumpuk makanan.
Tanaman yang umumnya dimakan jerboa adalah jenis tanaman gurun. Saat musim hujan, daunan segar dan hijau tersedia melimpah. Namun saat kemarau, jerboa akan mulai menggali akar tanaman yang masih menyimpan air dan memakannya. Jerboa kuping panjang di Mongolia menggantungkan 95 persen makanannya kepada serangga. Jerboa memiliki pendengaran yang sangat sensitif untuk menemukan serangga-serangga ini, bahkan serangga yang masih terbang.[5]
Jerboa tidak minum air sama sekali. Mereka mendapat cairannya dari makanan. Di laboratorium, jerboa bahkan bisa bertahan hingga tiga tahun hanya dengan memakan biji-bijian kering. Kapanpun memunkinkan, mereka akan makan dedaunan dan pucuk yang memiliki kelembaban. Dengan perilaku seperti ini, urin jerboa sangat pekat dan asam.[5]
Reproduksi
Jerboa kawin tiap dua atau tiga kali setahun. Jerboa betin melahirkan dua hingga enam, biasanya tiga, ekor anak. Masa kehamilannya sanngat lama dibanding tikus besar biasa. Kaki belakang dan depan mereka sama besar. Perbedaan mencoloknya baru mulai terlihat pada umur 8 minggu. Jika berhasil tumbuh dan mampu mandiri mencari makan sendiri, mereka memiliki harapan hidup 6 tahun, dua kali harapan hidup tikus besar di alam bebas.[6]