Jalur kereta api Cirebon–Kadipaten
Jalur kereta api Cirebon–Kadipaten adalah salah satu jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat. Jalur ini dibangun pada 1901 oleh Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) dan diresmikan pada 29 Desember 1901 dengan panjang lintas 48,6 km.[1] Akan tetapi, jalur kereta api ini secara resmi ditutup pada 22 Juli 1978. Perusahaan pembangun jalur kereta api ini (SCS) juga membuka layanan angkutan industri dengan lima pabrik gula yang ada di sekitar jalur kereta api ini. Kelima pabrik gula tersebut antara lain: Surawinangun, Gempol, Parung Jaya, Jatiwangi, dan Kadipaten. Pasca dinonaktifkan, jalur ini kemudian menghilang, beserta semua stasiun dan perhentian yang ada. Hampir sukar dilacak, kecuali dengan melihat penanda aset milik PT KAI, karena jalur kereta apinya sejajar dengan jalan raya yang menghubungkan Kota Cirebon dengan Kadipaten. SejarahKetika masih aktif, kereta api yang beroperasi di jalur ini melayani 4 kali perjalanan yaitu 2 kali keberangkatan dari Kadipaten dan 2 kali dari Cirebon. Kereta api berangkat pagi hari dari Kadipaten dan kembali lagi menuju Kadipaten sore harinya. Selain mengangkut penumpang, juga mengangkut hasil bumi bahkan hewan ternak. Tak jarang pula para pedagang memanfaatkan layanan kereta api dengan membawa hasil hutan berupa daun jati dari kawasan hutan jati yang saat itu banyak terdapat di daerah Kadipaten untuk digunakan sebagai pembungkus nasi jamblang.[2] Dari trasenya, jalur ini banyak melewati kawasan budaya Cirebon, salah satunya adalah Kampung Batik Trusmi. Percabangan menuju Gunung GiwurPercabangan menuju Gunung Giwur dibuka pada tanggal 1 Juli 1922.[1] Bekas lokasi percabangan ini sekarang berdekatan dengan Pasar Palimanan dan mengarah ke selatan sejauh 5 kilometer dan dahulu digunakan untuk mengangkut batu kricak. Akan tetapi percabangan ini kemudian ditutup pada tahun 1933 dengan penyebab yang belum diketahui. Lahan eks-jalur cabang ini juga digunakan untuk jalur pipa air bersih yang diperkirakan dibuat hampir bersamaan dengan jalur cabang kereta api menuju Gunung Giwur. Jalur pipa air tersebut mengalirkan air dari mata air Gunung Ciremai di Cikahalang sampai Stasiun Cirebon Kejaksan. Jarak antara mata air Cikalahang dan Stasiun Cirebon Kejaksan itu 22 kilometer dan jalur pipanya masih aktif sampai sekarang. PenutupanBerita Surabaya Post pada tanggal 16 Desember 1977 melaporkan bahwa jalur kereta api Cirebon–Kadipaten ditutup. Alasan dari penutupan jalur ini adalah upaya PJKA yang masih harus berjuang memberantas penumpang gelap di lintas lain yang lebih ramai, prasarana yang sudah lapuk, maraknya pencurian komponen rel, dan biaya perawatan prasarana dialihkan untuk memperbaiki lintas yang lebih penting. Di samping itu, karena kereta penumpang semakin lambat dan sudah tidak nyaman lagi, orang-orang mulai beralih ke kendaraan niaga jalan raya, terkhususnya mobil Colt. Sebelumnya, antara tahun 1961 hingga 1971, kereta api di jalur ini masih aktif untuk mengangkut 15 gerbong gula per pabrik setiap hari. Pada waktu itu, tersisa 3 pabrik gula beroperasi. Di samping itu, sebanyak 130 pabrik genteng Jatiwangi memanfaatkan jasa kereta api untuk distribusinya.[3] Jalur ini baru resmi ditutup pada 22 Juli 1878.[4] Jalur terhubungLintas aktifLintas nonaktif
Daftar stasiun
Referensi
|