Jalan Jenderal Ahmad Yani (Bogor)
Di jalan ini cukup sering terjadi kecelakaan lalu lintas.[1][2][3] Pedestrian jalan ini akan menyambung dengan pedestrian Jalan Jenderal Sudirman.[4][5] Selain itu, cukup banyak pedagang kaki lima di jalan ini.[6] Jalan Ahmad Yani dan Pohon KenariSebelum milenium kedua Masehi, deretan pohon kenari (Canarium amboinense) di Jalan Ahmad Yani, Tanah Sareal, Kota Bogor masih amat rimbun. Selain keteduhan dan ibarat menembus lorong dimensi lain karena begitu rapatnya pohon.[7] Pohon kenari merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Maluku yang kemudian menyebar ke beberapa pulau. Selain banyak ditemui di Bogor, kenari juga dapat ditemukan di beberapa kota seperti Lombok, Medan, dan lainnya.[7] Jumlah pohon kenari sebagai pohon tepi jalan di Bogor lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah jenis pohon tepi jalan lain, bahkan cenderung dominan di beberapa jalan. Diduga penanaman kenari karena berada di wilayah Kebun Raya Bogor.[7] Bahkan karena banyaknya pohon kenari, pada 1970-an Kota Bogor pernah mendapatkan julukan sebagai Kota Kenari. Deretan pohon kenari itu menjadi pembatas jalan dan hamparan dari kebun karet.[7] “Namun julukan itu kini tidak terdengar lagi, bahkan banyak warga Kota Bogor yang tidak mengetahui bahwa Bogor pernah mendapat julukan sebagai Kota Kenari,” papar Endah Purnamasari dalam skripsi berjudul Studi Keberadaan dan Kondisi Fisik Pohon Kenari (Canarium commune L), Sebagai Pohon Tepi Jalan di Jalan Pemuda dan Jalan Ahmad Yani, Kota Bogor.[7] Pada masa lalu, sebelum 1970, Jalan Ahmad Yani bernama Jalan Jakarta diduga pengindonesiaan dari Bataviasche Weg. Nah, deretan pohon kenari itu adalah pembatas jalan dan hamparan kebun karet. Pada masa kolonial, prasarana itu merupakan pengembangan Jalan Raya Pos peninggalan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.[8] Sisi barat jalan pada masa kolonial merupakan kebun karet dan arena pacuan kuda. Produksi karet terutama untuk menyuplai pabrik ban Good Year yang berdiri pada 1935. Mariah mengatakan, pada masa lalu, memang ada arena pacuan kuda. Kalangan warga Gang Sapin adalah keturunan Sapin, pereparasi pelana dan sepatu kuda. Namun, selepas kemerdekaan, kebun karet dan arena pacuan berganti menjadi kawasan bangunan akibat penerapan kebijakan penataan struktur kepemilikan dan penguasaan tanah (land reform). Saat ini, bekas kebun dan arena itu menjadi Kompleks Stadion Pajajaran, pemukiman elite nan mewah, gedung aparatur pemerintah, dan kompleks sekolah.[8] Sejumlah bangunan peninggalan era kolonial di sisi barat jalan yang kini masih bertahan antara lain Wisma Keuskupan Bogor. Deretan bangunan tua lebih banyak berada di sisi timur jalan. Kini, rumah-rumah kolonial itu sudah banyak yang hilang. Yang ada pun beralih fungsi jadi restoran, kafe, kedai, apotek, kantor, bahkan bengkel.[8] PersimpanganJalan ini memiliki beberapa persimpangan utama, yaitu:
Angkutan Umum
Bangunan dan Taman di Jalan Ahmad YaniBerikut ini adalah beberapa bangunan dan taman di Jalan Ahmad Yani:[9][10]
Selain itu, di jalan ini terdapat beberapa tempat makan. Referensi
|