Istana Raja Amsterdam
Istana Raja Amsterdam (bahasa Belanda: Koninklijk Paleis Amsterdam atau Paleis op de Dam) adalah satu dari tiga istana di Belanda yang berada dalam kekuasaan monarki berdasarkan Undang-undang Parlemen. Istana ini dibangun di sisi barat Lapangan Dam di pusat Amsterdam, berhadapan dengan Monumen Nasional Amsterdam dan di sebelah Nieuwe Kerk. Istana ini dibangun untuk digunakan sebagai balai kota selama Zaman Keemasan Belanda pada abad ke 17. Istana ini lalu mejadi istana raja Louis Napoleon dan lalu keluarga kerajaan Belanda. SejarahBalai kotaIstana ini dibangun sebagai Balai Kota Kota Amsterdam[1] yang "menghadap dermaga pelabuhan di sepanjang Damrak, yang pada saat itu sedang sibuk dengan kapal".[2] Balai kota dibuka pada tanggal 29 Juli 1655 oleh Cornelis de Graeff, wali kota Amsterdam.[3] Putra De Graeff, Jacob de Graeff, meletakkan pondas bangunan ini bersama tiga anak lainnya. Arsitek utamanya adalah Jacob van Campen, yang mengambil alih proyek konstruksi pada tahun 1648.[1] Bangunan ini dibangun di atas 13.659 tiang kayu. IstanaSetelah revolusi patriot yang menyapu bersih kekuasaan Wangsa Oranye satu dekade sebelumnya, Republik Batavia yang baru berdiri terpaksa menerima Louis Napoleon, saudara laki-laki Napoleon Bonaparte, sebagai rajanya (Lodewijk I dari Belanda) pada tahun 1806. Setelah berpindah-pindah dari Den Haag dan Utrecht , Louis Napoleon pindah ke Amsterdam, dan mengubah Balai Kota menjadi istana kerajaan untuk dirinya sendiri.[1] Istana itu menjadi milik Kerajaan Belanda pada tahun 1936.[4] Istana ini digunakan oleh raja untuk acara resmi hiburan dan selama kunjungan kenegaraan, serta resepsi resmi lainnya, seperti resepsi Tahun Baru. Upacara penobatan Penghargaan Erasmus, penghargaan Zilveren Anjers, Penghargaan Kerajaan untuk Lukisan, dan Penghargaan Pangeran Claus juga diadakan di istana ini.[4] Balkon Istana Kerajaan digunakan selama penobatan Ratu Beatrix pada tahun 1980, saat ibunya Ratu Juliana turun tahta.[5] Istana ini direnovasi dari tahun 2005 hingga Juni 2009, salah satu tujuannya untuk menghilangkan penggunaan asbes. Sejak 14 Juni 2009, istana ini dibuka kembali untuk umum.[6] Fitur lainBatu pasir yang awalnya berwarna kekuningan menjadi berwarna gelap seiring berjalannya waktu. Di bagian belakang gedung terdapat patung Atlas setinggi 6 meter yang membawa bola dunia di pundaknya.[7] Galeri
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Royal Palace of Amsterdam.
|