Inna Bali Heritage Hotel adalah sebuah hotel berbintang 3 bersejarah yang terletak di Denpasar, Bali. Dibangun pada tahun 1927, hotel ini merupakan hotel tertua yang masih beroperasi di Pulau Dewata.[3] Sejak tahun 1956, hotel ini berada di bawah pengelolaan Injourney Hospitality,[1] sementara kepemilikan hotel berada di tangan Wijaya Karya Realty.[2]
Sejarah
Pertama kali dibuka sebagai Bali Hotel, hotel ini menjadi tempat singgah untuk awak kapal perusahaan Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) milik Hindia Belanda. Setahun setelah dibuka, pada tahun 1928, Pemerintah Hindia Belanda menyerahkan kepemilikan hotel kepada KPM, yang meningkatkan jumlah kamar dari semula 12 menjadi 36. Hotel ini mulai dibuka untuk umum pada 1942, tepat saat Pemerintah Hindia Belanda dilengserkan oleh Kekaisaran Jepang. Pada tahun 1946, Bali Hotel menjadi saksi bisu Konferensi Denpasar yang berujung pada pembentukan Negara Indonesia Timur.[4]
Pasca Indonesia merdeka, Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seluruh properti hotel milik Belanda, tak terkecuali Bali Hotel. Pada tahun 1956, Pemerintah Indonesia menyerahkan pengelolaan hotel kepada PT Natour, yang mengubah namanya menjadi Natour Bali.[1] Setelah penggabungan PT Natour dengan PT Hotel Indonesia International untuk membentuk PT Hotel Indonesia Natour (HIN) pada tahun 1999, hotel mengganti nama menjadi Inna Bali Hotel untuk menyelaraskannya dengan hotel-hotel lain yang dikelola oleh HIN. Sejak tahun 2017, nama hotel saat ini adalah Inna Bali Heritage Hotel.
Pada 31 Oktober 2019, Inna Bali Heritage Hotel dinobatkan sebagai salah satu cagar budaya yang dilestarikan, sesuai dengan SK Walikota Denpasar Nomor 1884.45/1092/HK/2019.[5]
Sejak pertama kali dibuka, hotel ini pernah menyambut beberapa tamu-tamu tersohor. Kunjungan Charlie dan Sydney Chaplin pada tahun 1932 untuk merayakan ulang tahun ke-43 Charlie didokumentasikan dalam sebuah film hitam putih. Ketika Presiden Soekarno menginap di hotel ini, dia selalu menempati kamar yang sama, yakni Kamar 77. Soekarno juga sempat menjamu Presiden Filipina Elpidio Quirino di hotel ini saat kunjungan negara pada tanggal 23 Juli 1952.[3]
Fasilitas
Inna Bali Heritage Hotel menempati dua petak lahan yang dibelah oleh Jalan Veteran di tengahnya. Hotel ini menyediakan kapasitas kamar sebanyak 76, meskipun nomornya sampai 77 karena nomor 13 dilewati. Kamar-kamar tidur tersebar di kedua petak, meskipun gedung utama hotel yang bergaya kental Eropa berada di petak barat. Baik kolam renang maupun rumah makan Warung Sintha Coffee & Grill juga berada di petak barat hotel. Salah satu ciri khas hotel ini adalah pendopo Mahapuri, yang terletak tepat di pinggir timur Jalan Veteran dan dapat digunakan untuk pertemuan dan upacara pernikahan. Selain Mahapuri, hotel juga menawarkan sejumlah gedung pertemuan lain untuk keperluan MICE.[6]
Rujukan
Pranala luar