Hải Phòng (Nama lain: Haiphong; bahasa Vietnam: Hải Phòng, berarti Pertahanan Pantai) adalah sebuah kota di Vietnam. Penduduk kota ini berjumlah 1.884.685 jiwa dan merupakan kota berpenduduk terbesar ketiga di Vietnam.
Geografi
Hai Phong adalah kota pesisir di timur wilayah pesisir utara Vietnam, 120 km dari ibu kota Ha Noi. Secara astronomi, Hai Phong berada pada 20°30′15″ - 21°01′15″ Lintang Utara, dan 106°23′39″ to 107°08′39″ Bujur Timur. Luas alami kota ini adalah 152.318,49 hektare (menurut statistik 2001), sama dengan 0,45% luas alami Vietnam.
Selain itu, Pulau Bach Long Vi, yang menjadi bagian dari wilayah administratif kota ini, terletak di tengah Teluk Tonkin yang membentang dari 20°07′35″ sampai 20°08′36″ Lintang Utara dan dari 107°24′20″ sampai 107°44′15″ Bujur Timur. Kota ini berada pada posisi yang strategis untuk transportasi ke provinsi tetangga, dan jejaring internasional melalui jalan darat, rel kereta api, jalur laut, jalur sungai, dan udara.
Hai Phong didirikan oleh Lê Chân, seorang jenderal perempuan pada masa revolusi Vietnam melawan bangsa Cina yang dipimpin oleh Trưng Bersaudara (Hai Bà Trưng) pada tahun 43 Masehi. Hai Phong berdiri sebagai kota pelabuhan penting sekurang-kurangnya selama beberapa abad, dan merupakan salah satu pusat perdagangan penting di Vietnam. Ketika Vietnam diinvasi oleh Prancis, kota ini menjadi pangkalan laut utama Prancis di Indocina. Setelah Perang Dunia II, ketika Vietnam berupaya merebut kembali kemerdekaannya, Hai Phong adalah tempat aksi militer pertama yang dilakukan Prancis. Pada saat diakui bahwa Suffren, yakni kapal besar penjelajah milik Prancis, mengebom kota, hanya 3 aviso yang ikut serta dalam operasi yang memicu dimulainya Perang Indochina Pertama.[1]
Kemudian, pada Perang Vietnam, Hai Phong menjadi sasaran bom massif oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan serangan udara oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, karena Hai Phong merupakan satu-satunya pelabuhan utama di Vietnam Utara saat itu. Setelah perang berakhir, Hai Phong dipulihkan dan menjadi sebuah pusat industri yang penting. Hai Phong adalah rumah bagi komunitas besar Cina-Vietnam, sebagian besarnya telah diusir sebelum dan selama Perang Cina-Vietnam 1979. Kini, dikenal sebagai kota pelabuhan, Hai Phong melayani seluruh kawasan utara Vietnam, dan dikelola untuk menarik investasi asing langsung yang memodali laju pertumbuhan ekonomi melebihi 12% per tahun pada dasawarsa yang lalu.
Demografi
Etnis
Kota Hai Pong mayoritas dihuni oleh etnis Kinh atau etnis Vietnam. Data pada sensus penduduk Vietnam 2009, hampir seluruh warga kota ini adalah orang Kinh, yang mana dari 1.837.173 jiwa penduduknya, sebanyak 1.833.699 jiwa (99,81%) adalah etnis Kinh atau Vietnam. Sebagian kecil berasal dari etnis Hoa sebanyak 1.171 jiwa (0,06%), kemudian etnis Tay sebanyak 1.050 jiwa (0,06%), etnis Muong sebanyak 323 jiwa (0,02%), etnis Nung sebanyak 308 jiwa (0,02%) dan 0,03% etnis lainnya.[2]
Agama
Mayoritas masyarakat Vietnam tidak percaya tentang Tuhan dan tidak menganut agama apapun atau disebut juga dengan atheis. Meski demikian, beberapa penduduknya menganut agama tertentu. Di Hai Phong sebagian besar penduduknya yang beragama, menganut Kekristenan dan Buddha, serta sebagian kecil menganut kepercayaan Vietnam seperti Cao Dai dan Hòa Hảo.[2]
Pada sensus Vietnam 2009, dari 1.837.173 jiwa penduduk Hai Phong, yang menganut agama hanya 57.305 jiwa (3,12%). Didominasi oleh penganut agama Kekristenan sebanyak 37.552 jiwa (2,04%), mayoritas Katolik sebanyak 36.614 jiwa (1,99%) dan selebihnya Protestan sebanyak 938 jiwa (0,05%). Penganut agama Buddha sebanyak 19.710 jiwa (1,07%), dan selebihnya menganut agama Cao Dai, Hòa Hảo, Islam, kurang dari 0,01%.[2]