Keberadaan homoseksualitas di Tiongkok telah didokumentasikan sejak zaman kuno. Menurut satu studi, homoseksualitas di Tiongkok telah dianggap normal di Tiongkok, sebelum pengaruh Barat pada 1840.[1] Namun, hal tersebut diperdebatkan.[2] Beberapa kaisar awal Tiongkok diperkirakan telah memiliki hubungan homoseksual, bersamaan dengan hubungan heteroseksual.[3] Bertentangan dengan homoseksualitas, menurut studi yang dilakukan oleh Hinsch, hal tersebut tidak pernah ada di Tiongkok sampai abad ke-19 dan ke-20, ketika terjadinya pengaruh Westernisasi pada akhir Dinasti Qing dan awal Republik Tiongkok.[4] Di lain pihak, studi berpengaruh Gulik berpendapat bahwa dinasti Yuan Mongol mengenalkan attitude yang lebih astetik dari seksualitas pada umumnya.[5][6]
Berikut ini adalah tokoh Daratan Utama Tiongkok dan Hong Kong berpengaruh yang secara terbuka mengaku di depan publik atau secara aktif bekerja untuk memperjuangkan hak asasi gay di Daratan Utama Tiongkok dan Taiwan:
Szonyi, Michael. "The Cult of Hu Tianbao and the eighteenth-Century Discourse of Homosexuality." Late Imperial China (Volume 19, Number 1, June 1998): 1–25.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Hinsch56
^Passions of the Cut Sleeve: The Male Homosexual Tradition in China by Bret Hinsch; Review by: Frank Dikötter. Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 55, No. 1(1992), Cambridge University Press, p. 170
^Hinsch, Bret. (1990). Passions of the Cut Sleeve. University of California Press. pp. 35–36.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kang1
^Robert Hans Van Gulik 1961. Sexual life in Ancient China: a preliminary survey of Chinese sex and society from ca. 1500 B.C. till 1644 A.D. Leiden: Brill.
^Needham, J: Science and Civilization in China: Sexual Techniques. Cambridge, England: Cambridge University Press, Vol. 2, 1954.