Pada tahun 1931 ketika bekerja di Institut Penelitian Medis Universitas Rockefeller, ia memperlihatkan keberadaan Treponema pallidum (spiroket sifilis) di dalam otak pasien yang mengalami paralisis, membuktikan bahwa spiroket tersebut sebagai penyebab sifilis. Nama Dr. Noguchi diabadikan dalam nama binomial untuk spiroket Leptospira noguchii.[1]
Masa muda
Noguchi Hideyo lahir pada tahun 1876 di Inawashiro, Prefektur Fukushima. Ketika berusia satu setengah tahun, ia jatuh ke dalam perapian dan menderita luka bakar pada tangan kirinya. Di desa kecil tempat tinggalnya tidak ada dokter. Seorang pria memeriksa kondisinya, "Jari-jari tangan kiri hampir semuanya habis," dan menurutnya, "juga lengan kiri dan kaki kiri serta tangan kanan terbakar. Saya tidak tahu seberapa parah."
Pada tahun 1883, ia masuk Sekolah Dasar Mitsuwa. Berkat sumbangan dari guru bernama Kobayashi dan teman-temannya, tangan kiri Noguchi akhirnya dapat dioperasi. Sekitar 70% dari mobilitas dan fungsi tangan kirinya dapat disembuhkan lewat operasi tersebut.
Noguchi memutuskan untuk menjadi dokter agar bisa membantu orang yang membutuhkan. Ia magang untuk Dr. Kanae Watanabe (渡部 鼎code: ja is deprecated , Watanabe Kanae), dokter yang dulu pernah mengoperasinya. Ia kemudian bersekolah di Saisei Gakusha yang kemudian disebut Sekolah Kedokteran Nippon. Pada tahun 1897, ia lulus ujian praktik dokter ketika baru berusia dua puluh tahun. Noguchi menunjukkan bakat luar biasa hingga mendulang dukungan dari Dr. Morinosuke Chiwaki. Pada tahun 1898, ia mengganti nama panggilannya menjadi Hideyo setelah membaca sebuah novel tentang seorang dokter bernama Seisaku, sama dengan nama panggilannya. Dokter dalam novel itu pintar, namun menjadi malas dan menghancurkan hidupnya.
Karier
Pada tahun 1900 Noguchi pindah ke Amerika Serikat, di mana ia memperoleh pekerjaan sebagai asisten peneliti untuk Dr. Simon Flexner di Universitas Pennsylvania dan kemudian untuk Institute Riset Kedokteran Rockefeller.[2] Pada waktu itu, penelitiannya adalah mengenai ular berbisa. Kesulitan dalam memperoleh pekerjaan di Jepang menjadi sebagian dari motivasi kepindahannya ke Amerika Serikat. Pihak-pihak yang ingin mempekerjakannya di Jepang khawatir mengenai dampak cacat tangan yang dimilikinya terhadap pasien. Di laboratorium riset, kecacatan bukanlah masalah. Noguchi dan teman-temannya belajar banyak dari penelitian yang mereka lakukan. Rekannya sebagai asisten riset di laboratorium Flexner adalah Alexis Carrel, dokter Prancis yang kelak mendapat Hadiah Nobel pada tahun 1912.[3] Penelitian Noguchi juga kemudian menarik perhatian komite Hadiah Nobel.[4] Setelah arsip Yayasan Nobel dibuka untuk umum, berita tentang pencalonan Noguchi sebagai pemenang Hadiah Nobel ternyata bukan sekadar spekulasi. Ia dicalonkan sebagai penerima Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1913–1915, 1920, 1921, dan 1924–1927.[5]
Ketika bekerja di Institut Riset Kedokteran Universitas Rockefeller pada tahun 1913, ia mendemonstrasikan keberadaan Treponema pallidum di dalam otak pasien paralisis progresif, sekaligus membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah penyebab penyakit sifilis. Nama Dr. Noguchi diabadikan untuk nama binomial spiroket lainnya, Leptospira noguchii.[1]
Pada tahun 1928, Noguchi melakukan perjalanan ke Afrika untuk memastikan penemuan-penemuannya. Tujuan kerja lapangan yang dilakukannya untuk membuktikan hipotesis demam kuning disebabkan oleh bakterispiroket dan bukan virus. Ketika berada di Accra, Pantai Emas (sekarang disebut Ghana), Noguchi meninggal dunia karena demam kuning pada 21 Mei 1928.[6] Kata-kata terakhirnya adalah "I don't understand." ("Aku tidak Mengerti")[7]
Noguchi banyak menerima penghargaan dan medali dari Pemerintah Jepang dan pemerintah negara-negara lain. Ia juga menerima gelar kehormatan dari sejumlah universitas.
Dalam kehidupan sehari-hari, ia tidak ingin menonjolkan diri. Ia bahkan sering menyebut dirinya sendiri sebagai Noguchi yang lucu (funny Noguchi). Namun orang-orang yang mengenalkan tahu bahwa is bergelimang kehormatan.[8] Ketika Noguchi dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Yale, William Lyon Phelps tahu bahwa Raja Spanyol, Raja Denmark, dan Raja Swedia sudah menganugerahinya dengan berbagai penghargaan, tapi "mungkin kekaguman dan rasa terima kasih dari rakyat lebih dihargainya di atas segala penghargaan kerajaan."[9]
Pada tahun 1979, Noguchi Memorial Institute of Medical Research (NMIMR) didirikan dengan dana yang diberikan Pemerintah Jepang.[19] Institut ini berada di Universitas Ghana di Legon, utara pinggiran kota Accra.[20]
Potret Dr. Noguchi menghiasi uang kertas Jepang 1000 yen sejak tahun 2004.[21] Selain itu, bangunan rumah tempatnya dilahirkan dan dibesarkan telah dilestarikan dan dijadikan museum di dekat Inawashiro.
Hadiah Afrika Hideyo Noguchi dibentuk oleh Pemerintah Jepang pada bulan Juli 2006 sebagai penghargaan baru untuk layanan dan riset kedokeran internasional. Penghargaan ini diresmikan bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Junichiro Koizumi ke Afrika, Mei 2006 dan peringatan 80 tahun wafatnya Dr. Noguchi.[23] Penghargaan ini diberikan kepada perorangan yang memiliki prestasi luar biasa dalam memerangi berbagai penyakit infeksi di Afrika atau telah mendirikan sistem kedokteran inovatif.[24] Upacara pemberian penghargaan dan pidato dari penerima diadakan bertepatan dengan Konferensi Internasional Tokyo untuk Pembangunan Afrika ke-4 (TICAD), akhir April 2008.[25] Arena konferensi TICAD ke-4 dipindahkan dari Tokyo ke Yokohama sebagai bentuk penghormatan untuknya. Pada tahun 1899, Dr. Noguchi bekerja di Kantor Karantina Pelabuhan Yokohama sebagai asisten dokter karantina.[26]
^Kita, Atsushi. (2005). Dr. Noguchi's Journey: A Life of Medical Search and Discovery, p. 196; n.b., Order of the Rising Sun, Gold Rays with Rosette, 1915.
Sri Kantha S. Hideyo Noguchi's research on yellow fever (1918–1928) in the pre-electron microscopic era. Kitasato Archives of Experimental Medicine, April 1989; 62(1): 1-9.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Noguchi Hideyo.