Herbarium adalah suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan berikut data terkait yang digunakan untuk keperluan penelitian ilmiah.[1] Istilah herbarium dapat juga merujuk pada bangunan atau ruangan di mana spesimen-spesimen tersebut disimpan; atau pada lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpan, tetapi juga menggunakannya untuk penelitian.
Spesimen-spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan utuh atau bagian tumbuhan; biasanya tumbuhan ini dalam bentuk kering yang dilekatkan pada selembar kertas, namun tergantung pada bahannya, dapat juga disimpan dalam kotak atau disimpan dalam alkohol atau bahan pengawet lain.[2] Spesimen-spesimen dalam sebuah herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menjelaskan takson tumbuhan, beberapa spesimen mungkin merupakan tipe.
Istilah yang sama sering digunakan dalam mikologi untuk menjelaskan koleksi serupa dari fungi yang diawetkan, atau jika tidak, dikenal sebagai fungarium.[3]Xylarium adalah herbarium yang mengkhususkan diri pada spesimen kayu.[4] Istilah hortorium (seperti pada Hortorium Liberty Hyde Bailey) kadang-kadang telah dipergunakan sebagai sebuah herbarium yang mengkhususkan diri dalam mengawetkan bahan sumber hortikultura.[5]
Indonesia menjadi salah satu negara dengan koleksi herbarium terlengkap di dunia. Sekitar 2 juta koleksi spesimen, meliputi spesimen kering (1,280 juta); spesimen basah (50.000); juga mikrob jamur dan fosil. Spesimen itu tersimpan di Herbarium Bogoriense Museum yang ada di Bogor, Jawa Barat. Herbarium Bogoriense, yang sekarang menjadi Museum Etnobotani ini merupakan salah satu herbarium tertua dan terlengkap di wilayah Asia Tenggara; dan menjadi nomor tiga terbesar di dunia setelah herbarium di Leiden, Belanda dan herbarium di Kew, Inggris. Oleh karenanya menjadi acuan para peneliti dari Indonesia dan luar negeri, khususnya untuk flora tropika Indonesia.[6]
^"Liberty Hyde Bailey Hortorium". plantbio.cals.cornell.edu. Cornell University College of Agriculture and Life Sciences. Diakses tanggal 2 February 2016.