Gonstanza dari Aragon (1179 – 23 Juni 1222) merupakan seorang infanta Aragon yang melalui pernikahan pertamanya menjadi Ratu Hungaria, dan kedua Ratu Jerman dan Sisilia dan Permaisuri Romawi Suci. Ia menjadi pemangku takhta Sisilia pada tahun 1212–1220.
Ayahandanya meninggal pada tahun 1196 dan nasib Gonstanza diputuskan oleh raja baru, kakandanya Pero II. Pero menjodohkannya dengan Imre, Raja Hungaria, dan Gonstanza yang berusia sembilan belas tahun meninggalkan Aragon dan pergi ke Hungaria. Pernikahannya dilangsungkan pada tahun 1198. Dua tahun kemudian, pada tahun 1200, sang Ratu melahirkan sorang putra yang bernama László III.
Ketika Raja Imre sekarat, ia memahkotai László sebagai rekan-pemimpin pada tanggal 26 Agustus 1204. Raja ingin mengamankan suksesinya dan membuat saudaranya, András II bersumpah untuk melindungi anak itu dan mendukung pemerintahannya di Kerajaan Hungaria sampai ia dewasa. Imre meninggal tiga bulan kemudian, pada tanggal 30 November.
László menggantikannya sebagai raja dan András menjadi pemangku takhtanya. András segera mengambil alih seluruh wewenang kerajaan, László dan Gonstanza menjadi kurang lebih sebagai tawanannya. Gonstanza berhasil melarikan diri ke Wina dengan László.
Keduanya mengungsi di kerajaan Luitpold VI dari Austria, namun László meninggal tak lama kemudian (7 Mei 1205). Mantan pemangku takhta dan sekarang Raja András II dari Hungaria mengambil jenazah keponakannya dan memakamkannya di makam bawah tanah kerajaan di Székesfehérvár. Adipati Luitpold mengirim Gonstanza kembali ke Aragon.
Permaisuri Romawi Suci
Ketika Gonstanza kembali ke Aragon, ia tinggal bersama ibundanya, Ratu Sancha, di dalam Biara Nuestra Senora, di Villanueva de Sigena; Sancha mendirikan biara itu setelah kematian suaminya, dan tinggal disana setelah pensiun. Gonstanza menghabiskan waktu selama lima tahun dengan ibundanya di dalam biara tersebut, sampai nasibnya kembali diubah oleh saudaranya.
Pero II ingin menjalin hubungan baik dengan Paus Innosensius III, karena ia ingin membatalkan pernikahannya dengan Marie dari Montpellier, dan membutuhkan berkat dari Paus. Paus memberikan restu Ratu Janda Hungaria menikah dengan muridnya, raja muda Friedrich II, Kaisar Romawi Suci. Raja Aragon menyetujui usulan tersebut; Gonstanza meninggalkan ibundanya dan Biara Nuestra Senora dan pergi ke Sisilia (1208). Ia tidak pernah kembali ke Aragon atau bertemu lagi dengan ibundanya. Sancha meninggal tak lama setelah kepergian putrinya.
Gonstanza dan Friedrich menikah di kota Sisilia, Messina pada tanggal 15 Agustus 1209. Di dalam upacara, ia dimahkotai Ratu Sisilia. Pada saat itu, Gonstanza telah berusia tiga puluh tahun dan suaminya hanya berusia empat belas tahun. Dua tahun kemudian, pada tahun 1211, Gonstanza melahirkan seorang putra, yang bernama Heinrich VII dari Jerman, yang hidupnya kemudian berakhir dengan tragis.
Pada tanggal 9 Desember 1212, Friedrich dimahkotai sebagai Raja Jerman bertentangan dengan Otto IV, Kaisar Romawi Suci. Selama suaminya tidak berada di tempat, Gonstanza tinggal di Sisilia sebagai pemangku takhta kerajaan sampai tahun 1220.
Mulanya Friedrich mengendalikan Jerman Selatan namun Otto IV dipecat pada tanggal 5 Juli 1215. Pada saat itu, Gonstanza dimahkotai sebagai Ratu Jerman bersama dengan suaminya.
Paus Honorius III memahkotai Friedrich sebagai Kaisar Romawi Suci pada tanggal22 November 1220. Gonstanza dimahkotai sebagai Permaisuri Romawi Suci dan putra mereka Heinrich menjadi raja Jerman yang baru. Gonstanza meninggal karena penyakit malaria kurang dari dua tahun kemudian di Catania dan ia dimakamkan di Katedral Palermo, di dalam sebuah sarkofagus Romawi dengan tiara oriental yang cantik.
Uwe A. Oster: Die Frauen Kaiser Friedrichs II, Piper Verlag, Munich 2008.
Ingo Runde: Konstanze von Aragón, in: Die Kaiserinnen des Mittelalters, hrsg. von Amalie Fößel, Pustet, Regensburg 2011, pp. 232–248.
Austin Lane Poole: Filippo di Svevia e Ottone IV, in: Storia del mondo medievale, vol. V, 1999, pp. 54–93.
E.F. Jacob: Innocenzo III, in: Storia del mondo medievale, vol. V, 1999, pp. 5–53.
Michelangelo Schipa: L'Italia e la Sicilia sotto Federico II, in: Storia del mondo medievale, vol. V, 1999, pp. 153–197.
Maria Amalia Mastelloni: Il sarcofago antico di Costanza d'Aragona, in Federico e la Sicilia, dalla terra alla corona. Arti figurative e arti suntuarie, a cura di M. Andaloro, Palermo 1995, pp. 46–52.