Remiro II (skt. 1075 – Huesca, 16 Agustus 1157), disebut si Rahib, adalah penguasa Takhta Aragon dari tahun 1134 samapi menarik diri dari kehidupan publik pada tahun 1137. Meskipun seorang biarawan, ia dipilih sebagai raja oleh bangsawan Aragon setelah kematian saudara laki-lakinya yang tidak memiliki keturunan, Alifonso I. Dia kemudian memiliki seorang putri Peironela, yang dia nikahkan dengan Comte Ramón Berenguer IV dari Barcelona, yang menyatukan Aragon dan Barcelona menjadi Takhta Aragon.
Kehidupan awal
Remiro adalah putra bungsu Sancho Ramírez, raja Aragon dan Navarra, dan Felicia dari Roucy. Sancho mengirim bocah Remiro ke biara Benediktin, Saint-Pons-de-Thomières di Béziers. Sebagai seorang rahib yang dihormati, Remiro menjadi abbas terpilih di biara kerajaan Kastila, Santos Fecundo y Primitivo di Sahagún dan kemudian menjadi abbas di San Pedro el Viejo, Huesca. Ingin membatasi kekuasaan Remiro dalam Kerajaan Navarra-Aragon, saudaranya Alifonso I dari Aragon telah menghambat pemilihannya sebagai uskup Burgos dan sebagai uskup Pamplona.
Pada tahun 1134, Remiro terpilih sebagai uskup Barbastro-Roda ketika kematian saudara lelakinya yang tidak memiliki keturunan membuatnya menjadi salah satu calon penerus takhta. Calon lainnya yang diajukan termasuk Alfonso VII dari León, yang sebagai raja asing mendapat sedikit dukungan, dan pilihan bangsawan Navarra, Pero d'Atarés, cucu Sancho Ramírez, Comte Ribagorza, putra tidak sah Ramiro I dari Aragon. Pada pertemuan di Borja yang dimaksudkan untuk menyelesaikan suksesi, kesalahpahaman mengasingkan Pero dari para pendukungnya, namun mereka tidak mau menerima Remiro yang disukai rakyat Aragon, dan pada akhirnya kerajaan-kerajaan itu terpecah. Di Navarra, García Ramírez, keturunan wangsa kerajaan pra-persatuan Navarra dan protégé Alfonso VII dipilih sebagai raja, sementara di Aragon pilihan jatuh pada Remiro, yang menangguhkan sumpah monastiknya untuk naik takhta.
Raja Aragon
Pemerintahan Remiro II penuh gejolak. Pada awal pemerintahannya dia memiliki masalah dengan para bangsawannya, yang mengira dia akan patuh dan dengan mudah mengikuti keinginan mereka, tetapi ternyata dia tidak fleksibel. Untuk menghasilkan ahli waris, ia menikahi Agnés, putri Adipati Guillém IX. Dia dan Agnés memiliki seorang putri, Peironela, yang dijodohkan dengan Comte Ramón Berenguer IV dari Barcelona pada usia satu tahun. Kontrak pernikahan, yang ditandatangani di Barbastro pada tanggal 11 Agustus 1137, menjadikan Peironela sebagai pewaris takhta Aragon, yang jika ia meninggal tanpa keturunan, akan diberikan kepada Ramón Berenguer dan anak-anak yang mungkin ia miliki dari istri-istri lain. Ramón menerima Remiro sebagai "Raja, Tuan dan Ayah", dan wilayah Barcelona dan kerajaan Aragon disatukan menjadi takhta Aragon[1].
Dalam waktu antara aksesi dan pertunangan putrinya, Remiro II sudah harus memadamkan pemberontakan para bangsawan, dan mengetahui dirinya tidak menjadi raja perang, ia menyerahkan otoritas kerajaan kepada menantunya Ramón Berenguer pada 13 November 1137. Ramón menjadi "Pangeran rakyat Aragon" (Princeps Aragonensis) dan kepala pasukan kerajaan yang efektif. Remiro tidak pernah secara resmi melepaskan hak kerajaannya, terus menggunakan gelar kerajaan[2] dan tetap sadar akan urusan kerajaan, dia menarik diri dari kehidupan publik, kembali ke Keabasan San Pedro di Huesca. Dia kemudian dikenal karena legenda Lonceng Huesca yang terkenal. Dia meninggal di sana pada 16 Agustus 1157, takhta kemudian secara resmi diberikan kepada putrinya Peironela[3].
Referensi dan catatan
- ^ Lapeña Paúl (2008), pp. 193–194; "La Corona de Aragón comienza a existir en 1137, con los esponsales de la infantil infanta doña Petronilla, hija y heredera del rey Ramiro II de Aragón, con el conde de Barcelona, Ramón Berenguer IV [...]". Miquel Batllori (1999). La Universidad de Valencia en el ámbito cultural de la Corona de Aragón, Cinc Segles. Universitat de València, p. 8. ISBN 978-84-370-4161-2.
- ^ "Continuó Ramiro utilizando el título de rey, e incluso así le mencionan las crónicas escritas en otros reinos [...]". Lapeña Paúl (2008), p. 200; "Ramiro II siguió ostentando el título de rey hasta su muerte". Javier Leralta. (2008), Apodos reales: historia y leyenda de los motes regios. Madrid: Sílex, p. 78. (Serie Historia) ISBN 978-84-7737-211-0.
- ^ "ego Petronilla, Dei gratia aragonensis regina et barchinonensis comitissa". 1164, June 18. Barcelona, in Arxiu Virtual Universitat Jaume I. Documents d'època medieval relatius a la Corona d'Aragó. Cancelleria reial. Liber Feudorum Maior, ff. 10c-11a [Miguel Rosell, 1945, nº 17]. Transcripció efectuada en agost de 2006 a partir d'aquesta edició.
Sumber
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|