Giritengah, Borobudur, Magelang
Pembagian administratifDesa Giritengah terdiri dari 6 dusun, yaitu :
SejarahMenurut sumber yang dapat dipercaya dari para sesepuh desa atau tokoh masyarakat setempat, sejarah Desa Giritengah diawali sejak abad ke-17 yaitu dari kehadiran seorang pejuang yang juga seorang ulama bernama Kyai Reso Djoyo dari Bagelen, Purworejo. Pada saat kehadiran Kyai Reso Djoyo, keadaan desa belum ada penghuni dan masih berupa hutan yang di tengahnya terdapat sungai sehingga diberi nama Kalitengah, yang artinya desa yang di tengahnya terdapat kali atau sungai. Setelah Kyai Reso Djoyo bermukim di Kalitengah maka muncul keturunan yang menjadi keluarga dan pada akhirnya berkembang menjadi sekelompok masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya Kalitengah dibagi menjadi 6 dusun dan berubah menjadi Desa Giritengah yang bermakna desa yang berada di tengah gunung. Hal ini sesuai dengan keadaan Desa Giritengah yang dikelilingi oleh perbukitan yaitu Bukit Limasan, Bukit Kendil, Pegunungan Suroloyo, Gunung Papak, Gunung Pongangan, dan Bukit Pos Mati. Desa Giritengah menyimpan penggalan cerita sejarah yang sangat bernilai, yakni sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro pada masa perang kemerdekaan. Desa Giritengah pernah menjadi tempat persinggahan Pangeran Diponegoro saat perang melawan penjajah Belanda (Perang Diponegoro, 1925-1930). Desa Giritengah pernah menjadi tempat persinggahan Pangeran Diponegoro. Beberapa tempat persinggahan dia hingga kini masih terawat dengan baik dan menjadi petilasan yang bernilai sejarah. Hingga kini bekas peninggalan P. Diponegoro masih ada, antara lain: Sendang Suruh, Pos Mati. Batas wilayahBatas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
PemerintahanPemerintahan Desa Giritengah dari masa kepemimpinannya bisa dilihat dari data sebagai berikut:
GeografiDesa Giritengah terletak di ujung selatan Kecamatan Borobudur. Sebagian besar wilayah Desa Giritengah terletak di lereng atau kaki Pegunungan Menoreh utara dengan ketinggian antara 400-950 meter di atas permukaan air laut. Kondisi topografi desa ini menempati sebuah lembah di mana sisi Barat, Selatan dan Timur desa berupa perbukitan, dengan orientasi terbuka ke arah utara. Posisi desa yang dikelilingi perbukitan ini diibaratkan seperti bentuk tapal kuda atau huruf “U”. PendudukMayoritas penduduk Desa Giritengah bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian terdiri atas sawah, tegalan dan hutan rakyat. Penduduknya sebagianbesar hidup dalam suasana pedesaan yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan budaya. Nilai-nilai kemasyarakatan ini masih kental dan berlaku dalam kehidupan sehari-hari PotensiKondisi alam yang terdiri dari daerah berlereng dan daerah landai menciptakan panorama alam yang indah. Lingkungan yang masih alami mencerminkan alam pedesaan yang asri. Salah satu daya tariknya adalah keberadaan Puncak Suroloyo yang merupakan bagian dari Perbukitan Menoreh. Terdapat gardu pandang pada puncak tersebut, biasa digunakan para pengunjung untuk beristirahat sambil melihat keindahan pemandangan sekitar. Di atas bukit terdapat jalan setapak yang merupakan batas wilayah Kabupaten Magelang dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap tanggal 1 suro diselenggarakan upacara ritual penyucian pusaka dan pentas kesenian tradisional. Selain itu, di desa ini juga terdapat bukit Sukmojoyo atau orang sekitar menyebutnya Punthuk Sukmojoyo yang terletak di dusun Gedangsambu, para wisatawan biasanya melihat keindahan matahari terbit dan eloknya pemandangan desa Giritengah dari ketinggian 400 mdpl. selain bukit Sukmojoyo juga terdapat beberapa bukit yang lain seperti Punthuk mongkrong yang terletak di dusun onggosoro, Puntuk kendil dan Punthuk limasan di dusun kamal serta Diponegoro sunrise di dusun Kalitengah, tidak hanya itu saja di Giritengah juga terdapat sanggar seni yang bernama "Sanggar Seni Saking Ndene" di sanggar seni tersebut para wisatawan tidak hanya menikmati sajian kesenian tradisional jawa,tapi para wisatawan juga dapat belajar gamelan, PertanianHasil pertanian di Desa Giritengah antara lain padi, cabe, ketela, jagung, jahe, sayur-sayuran, dll. Sedangkan hutan rakyat kebanyakan berupa pohon Kaliandra dan pohon-bohon besar seperti Sengon, Sonokeling, dll. Kaliandra mulai populer di Giritengah sejak adanya penghijauan tahun 1972. PeternakanDi Desa Giritengah telah berkembang usaha budidaya lebah madu. Hal ini sangat didukung oleh kondisi lingkungan yang potensial, karena di sekitar perbukitan Menoreh banyak sekali jenis pakanan lebah seperti bunga pohon Kaliandra, didukung oleh tanaman bunga jagung dan pohon pendamping seperti pohon randu. Peternak lebah tersebar di beberapa dusun. Kini paguyuban peternak lebah sudah didirikan untuk mewadahi kebutuhan para peternak lebah. Pranala luar
|