Gereja Santa Barbara, Sawahlunto
Gereja Katolik Santa Barbara yang bernama resmi Gereja Paroki Santa Barbara, Sawahlunto adalah sebuah gereja paroki Katolik yang terletak di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.[1] Gereja ini mulai dibangun pada tahun 1919 dan selesai pada tahun 1920. Pemakaian gereja dikhususkan sebagai tempat ibadah bagi bangsa Belanda pada masa Hindia Belanda dan sempat menjadi asrama tentara pada masa pendudukan Jepang di Sumatera Barat. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Gereja Katolik Santa Barbara kembali digunakan sebagai tempat ibadah.[2] LetakLokasi bangunan ini berdampingan dengan Sekolah Santa Lucia serta saling terhubung melalui bagian halaman sekolah. ArsitekturGaya arsitektur bangunan ini meniru gaya arsitektur dari Eropa. Ciri khas gaya Eropa terlihat pada menara kecil di bagian atap yang menjadi tempat menggantung lonceng gereja dan dormer sebagai ventilasi udara. Bagian dinding dan jendela juga mempunyai ornamen berupa profil klasik. Pencahayaan ruangan memanfaatkan sinar matahari yang menembus jendela-jendela kaca yang berbentuk melengkung..[1] Gereja Katolik Santa Barbara dibangun dengan bentuk huruf L yang dibagi menjadi lima ruangan. Ruang terbesar berukuran 17 × 9 meter dan digunakan sebagai tempat ibadah. Empat bangunan lainnya disebut Voorgalerij, Kamer Pastoor, biecht kamer dan scerestle. Ruangan selain tempat ibadah telah mengalami renovasi dengan penambahan ruangan untuk dipakai sesuai kebutuhan.[2] Bentuk bangunannya simetris dengan ventilasi berbentuk lengkung dan mempunyai ornamen seperti mercusuar di bagian bawah dan kisi-kisi di bagian atas. Bagian depan gedung merupakan tempat ibadah yang dilengkapi dengan mimbar, organ, patung Maria dan patung Yesus. Pintu masuk utama hanya dibuka ketika ada acara kebaktian gereja, atau perayaan hari raya Katolik. Bagian belakang ruang utama hanya berupa tangga kayu yang digunakan untuk naik ke balkon. Lihat jugaReferensi
|