Sinar matahari atau radiasi matahari adalah sinar yang berasal dari cahaya Matahari. Produk yang dihasilkan oleh sinar matahari adalah beberpa jenis sinar ultraungu. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk mengadakan fotosintesis dan membuat makanan bagi dirinya sendiri. Sinar matahari bisa berakibat baik maupun buruk kepada kesehatan manusia. Sinar matahari membantu tubuh manusia untuk memproduksi vitamin D. Namun, sinar matahari juga dapat menyebabkan degradasi stirofoam dan memicu kanker pada tubuh manusia. Sinar matahari juga dapat dimanfaatkan sebagai energi surya untuk menghasilkan energi listrik.Cahaya matahari memiliki partikel-partikel energi yang disebut “foton”. Foton adalah partikel elementer dalam sebuah fenomena elektromagnetik. Foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik. Foton juga dapat diartikan sebagai energi terkuantitasi.
Produksi
Sinar matahari dengan intensitas cahaya yang tinggi terjadi di kawasan khatulistiwa yang masuk bagian dari kawasan tropis. Paparannya dalam bentuk sinar ultraungu.[1] Bentuk sinar ultraungu yang dihasilkan oleh sinar matahari terbagi 3, yaitu sinar ultraungu A, sinar ultraungu B, dan sinar ultraungu C.[2]
Manfaat
Mendukung proses fotosintesis
Sinar matahari merupakan salah satu kebutuhan dalam proses fotosintesis bersama dengan air dan karbon dioksida.[3] Tanaman memerlukan sinar matahari agar tumbuh hijau. Keberadaan air tanpa sinar matahari akan mampu membuat tumbuhan tumbuh tinggi dengan cepat, tetapi akan terlihat kuning dan kekurangan air. Daun tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari akan terasa basah saat disentuh.
Konversi energi listrik
Sinar matahari mengandung foton yang dapat diubah menjadi energi listrik. Caranya dengan menyerap foton ke dalam hamparan semikonduktor yang merupakan rancangan umum bagi sel surya.[4]
Sumber vitamin D
Sinar matahari yang terpapar pada tubuh di pagi hari memberikan manfaat dalam penyediaan vitamin D bagi kesehatan tulang. Pada pagi hari, sinar matahari yang terpapar ke kulit akan diubah menjadi vitamin D oleh kolesterol yang ada di bawah permukaan kulit.[5]
Dampak
Degradasi stirofoam
Stirofoam umumnya digunakan sebagai bahan pembuat kemasan makanan dan minuman. Di dalam stirofoam pada dasarnya terkandung polimer yang mudah terdegradasi. Sinar matahari mampu mendegradasi polimer pada stirofoam menjadi monopolimer yang disebut stirena. Reaksi antara stirena dengan oksiden menghasilkan stirena oksida yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Stirena oksida diketahui sebagai pemicu sel kanker di dalam tubuh manusia.[6]
Memicu kanker
Sinar ultraungu B yang dihasilkan oleh sinar matahari memberikan bantuan bagi kulit dalam produksi vitamin D3. Vitamin D3 ini bermanfaat bagi penguatan kekebalan tubuh.[7] Namun, terdapat efek samping pada kulit yang terpapar sinar ultraungu B dalam jangka waktu yang lama. Beberapa di antaranya adalah kanker kulit dan pigmentasi eritema.[8]