Artikel atau bagian artikel ini diterjemahkan secara buruk. Kualitas terjemahannya masih kurang bagus. Bagian-bagian yang mungkin diterjemahkan dari bahasa lain masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Anda dapat mempertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menulis ulang artikel atau bagian artikel ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari 1997 Qayen earthquake di en.wikipedia.org. Terjemahannya masih terlalu kaku, kemungkinan besar karena kalimat Inggrisnya diterjemahkan kata-per-kata. Maka dari itu, terjemahan di artikel ini masih memerlukan penyempurnaan. Pengguna yang mahir dengan bahasa yang bersangkutan dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini, atau Anda juga dapat ikut bergotong royong dalam ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Setidaknya 1.567 tewas, 2.300 terluka, dan 50.000 orang menjadi tunawisma[1][2]
* Usang
Lihat dokumentasi.
Gempa bumi Qayen, juga dikenal sebagai gempa bumi Ardekul atau Qaen melanda bagian utara Provinsi Khorasan di Iran pada tanggal 10 Mei 1997 pada 07:57 WUT (12:57 waktu setempat).[1][3] Gempa yang merupakan gempa yang terbesar di daerah tersebut sejak tahun 1990 ini memiliki skala kekuatan momen 7,3 dan berpusat sekitar 270 kilometer (170 mil) selatan dari Masyhad di Desa Ardekul. Gempa ketiga pada tahun itu menyebabkan kerusakan parah, menghancurkan daerah Birjand–Qaen, menewaskan 1.567 orang, dan melukai lebih dari 2.300 orang. Gempa yang meninggalkan 50.000 tunawisma dan merusak ataupun menghancurkan lebih dari 15.000 rumah ini digambarkan sebagai gempa yang paling mematikan pada tahun 1997 oleh Badan Survei Geologi Amerika Serikat.[2] 155 gempa susulan menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan mengusir korban dari daerah tersebut. Kemudian, penyebab gempa ditemukan, yaitu gempa disebabkan oleh pecahan di sepanjang sesar yang terletak di bawah perbatasan Iran-Afganistan.
Kerusakan diperkirakan sebesar AS$100 juta dan banyak negara menanggapi keadaan darurat dengan memberikan sumbangan berupa selimut, tenda, pakaian, dan makanan. Tim penyelamat juga dikirim untuk membantu relawan lokal untuk mencari korban yang terperangkap di bawah puing-puing. Kehancuran di tempat-tempat yang terletak di sekitar pusat gempa hampir total. Hal ini telah dikaitkan dengan penerapan konstruksi buruk di daerah pedesaan. Pengaitan tersebut pun mendorong berkembangnya gerakan-gerakan perubahan dalam undang-undang bangunan untuk bangunan aman gempa. Karena 1 dari 3.000 kematian di Iran disebabkan oleh gempa bumi, ahli geofisika AS telah menyarankan bahwa program pembangunan kembali nasional akan diperlukan untuk mengatasi masalah keselamatan publik berkelanjutan.
Latar belakang dan geologi
Iran biasa mengalami gempa bumi dengan 200 gempa yang dilaporkan pada tahun 1996.[4] Seperti banyak gempa yang telah mendahuluinya, Gempa Bumi Qayen 1997 memiliki besaran yang sangat penting untuk diperhatikan.[5] Gempa terjadi pada Sabtu, 10 Mei 1997 pada 12:57 WSI di wilayah Sistan, salah satu daerah dengan kegiatan seismik yang aktif di negara tersebut.[6] Gempa besar pertama di wilayah tersebut sejak tahun 1979 ini tercatat berkekuatan 7,3 menurut skala kekuatan momen (Mw), 7,2 menurut skala kekuatan gelombang permukaan (Ms), 7,7 menurut skala kekuatan energi (Me), dan sudah masuk ke dalam golongan maksimal dari intensitas X atau ekstrem menurut skala intensitas mercalli.[5]
Gempa disebabkan oleh pecahan sepanjang Sesar Abiz, bagian dari Zona Jahitan Sistan di timur Iran.[6] Zona Sistan yang terletak di timur laut dari zona tumbukan utama di antara Lempeng TektonikArab dan Eurasia menandai batas timur Lempeng Mikro Iran yang berpotongan dengan Blok Kerak Afganistan.[3] Sebagian besar Iran terletak di satu lempeng mikro yang menyebabkan aktivitas seismik terutama di sepanjang perbatasannya. Kedua Gempa Dasht-e Bayaz dan Ferdows 1968 (berkekuatan 7,3 yang menyebabkan 12.000–20.000 kematian) dan gempa Qayen adalah hasil dari sesar mendatar yang berarti bahwa blok kerak di kedua sisi patahan bergeser terhadap satu sama lain secara mendatar.[7] Gempa Qayen disebabkan oleh gerakan lateral kanan bersama dengan Sesar Abiz.[8] Selain penyebab gempa yang dominan, yaitu perpindahan sesar secara mendatar, ada juga bukti setempat dari sesar terbalik. Rata-rata perpindahan sekitar 2 m menunjukkan rendahnya penurunan tekanan statis dan lebih konsisten dengan gempa interlempeng daripada gempa intralempeng.[6] Percepatan horizontal maksimum selama gempa adalah sekitar 6,9 meter per detik—hampir tiga perempat dari percepatan suatu benda akan jatuh bebas—dan terjadi di dekat pusat gempa. Kerak lapisan yang terlibat dalam pecahan memiliki ketebalan 20–25 kilometer (12–16 mil).[3]Sesar permukaan yang menyebabkan gempa terperpanjangi sejauh 110 kilometer (68 mil), lebih lama dari yang diharapkan mengingat kekuatan gempa.[8] Setidaknya ada 155 gempa susulan, besarnya hingga mencapai 5,5 menurut skala richter.[9] Banyak dari gempa susulan terjadi di sepanjang pecahan hingga 24 kilometer (15 mil) di bawah permukaan.[3]
Pusat gempa berada di Desa Ardekul[5] di Provinsi Khorasan Selatan yang berbatasan dengan Afganistan.[9] Desa terkurung di antara gunung-gunung dan bukit-bukit. Meskipun pemerintah Iran telah mendistribusikan lebih dari 800 seismograf di seluruh penjuru negeri, hanya ada sedikit seismograf yang telah ditempatkan di Wilayah Qayen karena iklim padang pasir dan keterpencilan daerahnya.[8]
Sebagai akibat dari iklim yang kering, kayu, komponen utama dalam bangunan tahan gempa rumah, langka di Qayen sehingga sebagai gantinya, rumah dibangun dengan bata jemuran.[8] Penduduk miskin wilayah tersebut bergantung pada pertanian subsisten, budidaya ternak, dan tanaman seperti gandum dan kuma-kuma.[10] Saat gempa terjadi, banyak dari penduduk yang sedang bekerja di ladang dan sebagian besar dari orang-orang ini selamat.[8] Banyak dari mereka yang dirawat karena luka-luka dan yang ditemukan dalam keadaan kurang gizi.[8]
Kerusakan dan korban jiwa
Gempa dirasakan di daerah seluas 500.000 km² (193.051 mil persegi), termasuk di Kota Masyhad, Kerman, dan Yazd. Kerusakan paling parah terjadi di dalam daerah sekitar 100 kilometer (60 mil) antara pusat gempa dan Birjand. Guncangan memicu longsor di seluruh wilayah dan terbukti sangat merusak bagi bangunan gubuk lumpur daerah tersebut. Seluruh jalan menjadi puing-puing[9] dan di suatu desa, 110 anak perempuan muda tewas ketika sekolah dasar mereka runtuh.[11]
Laporan awal dari New York Times mengklaim bahwa lebih dari 2.000 orang telah tewas di dalam daerah yang terkena dampak terparah dengan lebih dari 394 orang tewas lainnya di Birjand dan dua di sebuah kota kecil yang bernama Khavaf. Gempa itu juga dikatakan telah menimbulkan lima korban jiwa di Afganistan.[9] Ketika upaya penyelamatan dilanjutkan, angka-angka ini direvisi. Badan Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan bahwa 1.572[nb 1] orang tewas dan sebanyak 2.300 lainnya terluka.[7]Mayat-mayat yang diambil dimakamkan di kuburan massal.[9] Pihak resmi khawatir bahwa gejolak suhu dari 5 hingga 29 °C (41 hingga 84 °F) pada hari terjadinya gempa akan menyebabkan mayat membusuk lebih cepat yang juga dapat menyebarkan infeksi.[10]
Banyak desa yang kehilangan kedua listrik dan air sehingga korban tidak dapat bertahan sendiri.[11] Para korban terluka rata-rata terletak 140 kilometer (90 mil) dari rumah sakit terdekat.[9][11] Seorang dokter yang menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengobati luka-luka mengatakan, "Saya tidak tahu berapa banyak pengobatan yang telah saya lakukan hari ini, tapi sepertinya ratusan."[11] Gempa susulan yang meluas memaksa korban selamat untuk meninggalkan sekitar rumah mereka dan dibawa ke tenda.[9] Beberapa hari kemudian, sebuah gempa berkekuatan 4,8 skala richter turut menghantam daerah.[12] Setelah gempa dan gempa susulan terjadi, setiap dari 700 rumah di desa kecil yang bernama Abiz yang terletak 90 kilometer (56 mil) di timur Qayen hancur dan 400 dari 1.200 warga tewas.[3]
Menurut laporan stasiun radio Iran, 200 desa mengalami kerusakan parah atau hancur sama sekali.[11] Badan Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan bahwa 10.533 rumah hancur dengan tambahan 5.474 rumah mengalami berbagai tingkatan kerusakan. Lima puluh ribu orang kehilangan tempat tinggal.[7] Pihak resmi setempat awalnya memperkirakan biaya kerusakan sebesar AS$67 juta menurut AS$ tahun 1997 (kira-kira AS$89,5 menurut AS$ tahun 2008).[9] Kemudian, perkiraan itu dinaikkan menjadi AS$100 juta menurut AS$ tahun 1997 (kira-kira AS$133,6 juta menurut AS$ tahun 2008). Seratus sekolah dan banyak pusat kesehatan di daerah-daerah yang dilanda gempa ditemukan dalam keadaan membutuhkan perbaikan.[12]
Banyak dari rumah yang rusak parah dibangun oleh bahan yang sederhana dengan dinding yang terbuat dari lumpur, bata jemuran, atau satuan bata setebal 40–50 cm (16–20 inci). Bahan-bahan ini umumnya lebih rentan terhadap gaya gempa, tetapi beberapa dari rumah yang dibangun secara tradisional mengalami kerusakan ringan atau tidak mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan berbagai faktor, yakni kemungkinan termasuk rasio tinggi dan lebar, kurangnya jendela, dan kualitas bahan yang digunakan.[13] Secara umum, rumah yang memiliki fondasi yang diperkuat oleh beton yang pada umumnya dibangun setelah gempa 1979 lebih mampu menahan gempa. Rumah-rumah demikian yang berada di dekat pusat gempa masih mengalami kerusakan parah karena atap yang berat dan sambungan rangkaian yang lemah antara bagian bangunan utama dari bangunan.[8]
Beberapa ribu sukarelawan dibawa untuk bergabung dalam pencarian korban yang terkubur di bawah puing-puing batu bata dan semen. Ada banyak relawan yang menggunakan tangan mereka. Organisasi-organisasi lokal, termasuk Bulan Sabit Merah Iran mengirim 9.000 tenda, lebih dari 18.000 selimut, makanan kaleng, beras, dan buah kurma.[9] Pasokan tambahan sebanyak 80 ton pendek (73 ton) pasokan dikirim oleh Pemerintah Iran ke Masyhad, tempat pengoordinasian upaya bantuan.[14]
Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, mengakui bahwa masyarakat internasional "merespon segera dan dengan murah hati".[9]Prancis mengirimkan sebuah pesawat kargo penuh dengan selimut, tenda, pakaian, dan makanan, sementara pihak berwenang Swiss mengirimkan tim penyelamatan dengan anjing terlatih dalam pencarian dan penyelamatan.[9] Beberapa pesawat membawa tenda, selimut, dan kompor minyak tanah dari negara-negara Eropa dan Arab tiba di Masyhad pada 14 Mei.[15] Perwakilan dari Amerika Serikat menyebut bencana sebagai "masalah kemanusiaan" dengan mengatakan bahwa meskipun terdapat perbedaan yang besar antara AS dengan Iran, mereka akan menyumbangkan pasokan dan bantuan lain jika diminta.[9]Mennonite Central Committee, sebuah badan bantuan Amerika Serikat yang terletak di Akron, Pennsylvania, diarahkan untuk memberikan upaya bantuan lentil dan minyak goreng sebesar 400 metrik ton (440 ton pendek) yang diperuntukkan untuk pengungsi imigran.[4] Organisasi spesialis penyelamatan bencana Britania, International Rescue Corps, menawarkan untuk mengirim sebuah tim, tapi ditolak oleh visa (dengan alasan "kecukupan kru penyelamat yang telah tiba di lokasi bencana")[9] dan tawaran bantuan tambahan Swiss juga ditolak. Beberapa negara-negara yang terletak di dalam wilayah politik Teluk Persia mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban dan pemerintah di daerah yang dilanda bencana.[9]
Karena daerah yang terlanda oleh gempa adalah daerah yang sangat terpencil, penyaluran pasokan bantuan sangatlah sulit. Mencapai beberapa desa akan memerlukan lima jam perjalanan di atas jalan beraspal yang beberapa di antaranya telah runtuh atau telah tertutup oleh tanah longsor saat gempa. Helikopter digunakan untuk memberikan pasokan ke beberapa daerah jika daerah tersebut tidak dapat diakses.[11]
Meskipun bantuan operasi dilanjutkan selama beberapa waktu, Pemerintah Iran memberhentikan usaha penyelamatan pada 14 Mei. Tidak ada lagi korban yang diharapkan dapat ditemukan di puing-puing.[15]
Ancaman masa depan
Iran tercatat sebagai "pelanggar terburuk" dalam laporan tahun 2004 di antara negara-negara dengan teknik gempa yang buruk.[16] Profesor Roger Bilham dari Universitas Colorado di Boulder, seorang ahli geofisika yang mengkhususkan diri dalam permasalahan gempa yang berhubungan dengan perubahan bentuk dan bahaya, menyalahkan praktik konstruksi dengan fakta bahwa sejak awal abad ke-20, 1 dari 3.000 orang Iran telah tewas dalam insiden yang terkait dengan gempa bumi. Bilham berpendapat bahwa sebagian besar dari Iran membutuhkan pembangunan ulang.[16]Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyiapkan Penilaian Negara Umum untuk Iran yang juga menyatakan, "Meskipun peraturan bangunan memadai ada untuk kota-kota besar, peraturan tersebut tidak betul-betul ditaati... kebanyakan dari mereka yang telah menderita dalam beberapa gempa bumi besar telah tinggal di kota-kota kecil dan desa-desa. Bangunan tahan gempa bumi sangat langka di daerah-daerah tersebut dan peraturan bangunan belum pada tempatnya."[17] Sebuah analisis kinerja bangunan tradisional selama gempa menyimpulkan bahwa beberapa faktor, termasuk biaya konstruksi yang tinggi, bahan-bahan yang buruk, kekurangan keterampilan di daerah pedesaan, dan kurangnya peraturan bangunan yang mengatur teknik pembangunan tradisional telah menyebabkan penurunan kualitas dari bangunan seperti bangunan-bangunan tersebut. Pembelajaran merekomendasikan peraturan untuk mengatur pembangunan pelengkung dan kubah tradisional.[13]
Gempa bumi di Iran menjadi perhatian besar bagi rakyat dan halangan untuk pembangunan ekonomi. Dua belas gempa bumi dengan kekuatan skala Richter lebih dari tujuh telah terjadi dalam abad terakhir. Tiga per empat dari kota-kota besar Iran berada di daerah rawan gempa bumi besar. Gempa Bumi Manjil-Rudbar 1990 dengan setidaknya 42.000 korban jiwa menelan biaya kira-kira 7,2 persen dari produk nasional bruto (PNB) Iran pada tahun itu dan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi selama dua tahun.[17]
Pada tahun 2007, Organisasi Asia Tengah mengenai Pengurangan Risiko Seismik dibentuk dalam menanggapi gempa bumi biasa dialami selatan, barat daya, dan kawasan Asia Tengah. Organisasi ini ada untuk "mendorong jaringan regional dan anterregional dan kemitraan untuk mengurangi kerusakan seismik". Gempa bumi menyumbang 73 persen dari kematian yang dikarenakan oleh bencana alam di daerah tersebut.[18]