For Revenge (sering digayakan sebagai for Revenge) adalah sebuah grup musikrock alternatif yang dibentuk di Bandung, Indonesia pada tahun 2006. Grup ini terdiri dari vokalis Boniex Noer, gitaris Arief Ismail, basis Izha Muhammad, dan drumer Archims Pribadi. Mereka merilis album debut Fireworks pada 2010. Album studio kedua mereka, Second Chance dirilis pada 2013 di bawah naungan Off The Records. Pada tahun 2020, setelah kembalinya Boniex Noer ke grup musik, kuartet ini merilis empat singel diantaranya "Derana", "Serana", "Perayaan Patah Hati" dan "Jentaka", dilanjutkan dengan "Jakarta Hari Ini" tahun 2021. Pada akhir tahun 2021, for Revenge merilis album mini Get Closer with for Revenge. Pada Februari 2022 mereka merilis singel "Jeda", di bawah naungan Didi Music dan pada Agustus 2022 for Revenge merilis singel "Untuk Siapa?" yang melengkapi album keempat Perayaan Patah Hati - Babak 1.
Sejarah
2006–2009: Awal terbentuk
Grup musik for Revenge dibentuk oleh Archims Pribadi (drum), Abie Nugraha (bas) dan Hagie Juliandri (gitar) pada 18 April 2006. Semasa SMA mereka memainkan lagu-lagu pop punk kala itu, seperti Blink 182 dan Sum 41. Nama "for Revenge" dipilih sebagai bentuk pembalasan atas kepedihan atau kekecewaan yang dialami setiap personelnya ke dalam sebuah karya musik.[butuh rujukan]
Pada tahun 2007, bergabungnya Finz Yuniar (vokal), Irman Syaiful (gitar) dan Faisal Riant (synth) membuat musikalitas mereka bergeser. Karya musik mereka kemudian dipengaruhi grup musik post hardcore seperti A Skylit Drive hingga Chiodos. Dengan formasi ini for Revenge mulai bermain di gigs-gigs skala kecil di Bandung.[butuh rujukan]
Formasi ini tidak bertahan lama. Setelah menelurkan beberapa singel seperti "Airplane", "God Save Me", dan "You Can Try To Dance Or Die", pada tahun 2009, Finz Yuniar (vokal), Irman Syaiful (gitar) dan Faisal Riant (synth) hengkang dari grup musik ini.[butuh rujukan]
2009–2011: Fireworks
Paska kehilangan 3 personel, for Revenge merekrut Adistya Pratayangsha untuk mengisi posisi gitar. Sementara untuk mengisi pos vokal, Abie Nugraha kala itu meminta bantuan Coki (gitaris Jolly Jumper) untuk mencarikan seorang vokalis. Coki akhirnya mempertemukan for Revenge dengan Boniex Noer, yang akhirnya didapuk sebagai vokalis.[butuh rujukan]
Dengan formasi ini, for Revenge kembali menelurkan karya-karya baru. Singel "Nala & Ufo" serta "Roborovski" kembali menghidupkan grup musik ini. Mereka semakin sering bermain di gigs-gigs Kota Bandung, bersamaan dengan menguatnya skena Post Hardcore di kota itu.[butuh rujukan]
Pada 2010, for Revenge merilis album debut mereka bertajuk Fireworks yang Berisi 10 lagu dengan "Termentahkan" sebagai singel berbahasa Indonesia pertamanya.[1] Namun sayangnya di tahun yang sama Adistya Pratayangsha memutuskan keluar dari grup musik ini.
Posisi Adistya kemudian diisi oleh Arief Ismail, yang direkrut Boniex Noer kala itu lewat pertemuan mereka di skena Bandung. Bersama Arief, grup musik ini kembali merilis singel berjudul "Fiksi" tahun 2011 yang menarik perhatian media. Lewat singel ini for Revenge mulai dikenal lewat media radio lokal Bandung.[butuh rujukan]
2012–2015: Second Chance
Pada tahun 2013, for Revenge merilis album kedua, Second Chance bersama label Off The Records. Album ini berisi 11 lagu yang lebih bersahabat dengan pasar. Lewat album ini, for Revenge mulai dikenal melalui penulisan lirik bahasa Indonesia. Lagu-lagu seperti "Sendiri", "Permainan Menunggu", "Lentera", dan "Pulang" membawa grup musik ini ke pendengar yang lebih luas. for Revenge mulai malang melintang di acara-acara pentas seni.[2]
Singel "Sendiri" pun masuk dalam nominasi Best Rock Song di ajang penghargaan musik indie Asia Tenggara, VIMA 2013. Namun di tahun yang sama, for Revenge harus kembali kehilangan Abie Nugraha, yang meninggalkan posisi bas. Abie, salah satu pendiri grup musik ini harus hengkang karena kepindahannya ke Samarinda.[2]
Tanpa Abie, grup musik ini terus berjalan dengan mengisi panggung ke panggung di berbagai daerah. Sampai akhirnya di tahun 2015, for Revenge memutuskan hiatus untuk waktu yang tidak ditentukan. Rumor yang beredar, konflik internal dalam grup musik ini akhirnya membuat mereka mengalami kejenuhan, dan terpaksa harus menghentikan keaktifan grup musik ini.[2]
2016–2019: "Why We Fall" dan Auristella
Setelah satu tahun hiatus, Archims, Arief dan Hagie kembali mengaktifkan for Revenge tanpa Boniex. Boniex memutuskan untuk keluar dari grup musik ini pada tahun 2016, alasannya domisilinya di Jakarta dikhawatirkan akan menghambat proses kreatif grup musik.[3]
For Revenge kemudian merekrut Ozo Utomo, personel Duette, untuk mengisi kekosongan frontman. Sementara Izha Muhammad, yang sebelumnya kepala kru for Revenge, direkrut sebagai pemain bas.[3]
Pada 27 Maret 2016, for Revenge resmi terbangun kembali dari hiatusnya dengan formasi ini. Mereka kemudian merilis sebuah singel bertajuk "Why We Fall".[3]
Formasi Ozo sebagai frontman bertahan selama 2 tahun, setelah dirinya memutuskan keluar dari for Revenge. Posisi Ozo digantikan oleh Simon Simorangkir, yang merupakan guru vokal lulusan Universitas Pendidikan Indonesia.[3].
Bersama Simon, for Revenge terlihat lebih produktif. Grup musik ini merilis album ketiganya bertajuk Auristella yang berisikan 9 lagu dengan singelnya The Universe.[3]
Euforia album ketiga tidak bertahan lama. Simon Simorangkir keluar dari for Revenge pada tahun 2019.[3]
"Sudah tidak memungkinkan lagi untuk terjalinnya kerjasama dalam hal bermusik antara Simon dan For Revenge dikarenakan beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan satu-persatu"
— For Revenge melalui siaran pers
2020–2022: Get Closer with for Revenge dan Perayaan Patah Hati - Babak 1
Pergantian vokalis terus-menerus menjadi kekecewaan tersendiri bagi for Revenge Family (basis penggemar for Revenge). Pada akhirnya suara permintaan agar Boniex Noer kembali ke grup musik ini semakin terdengar kencang. Kehadiran 2 vokalis yang sebelumnya mengisi kekosongan nyatanya tidak bertahan lama.[4]
Pada akhirnya, permintaan tersebut menjadi kenyataan. Di penghujung tahun 2019, for Revenge mengumumkan bahwa Boniex Noer kembali mengisi posisi vokal yang pernah ditinggalkan.[4]
Tanpa menunggu waktu lama, For Revenge langsung merilis singel "Derana",[5] disambung dengan perilisan "Serana" dalam waktu yang nyaris bersamaan.[6]
Paska kembalinya Boniex Noer, For Revenge semakin serius dalam melahirkan karya. Di tahun yang sama mereka merekrut Cikhal Nurzaman (ex. Revenge The Fate) untuk memperkuat posisi gitar. Grup musik inipun mulai melibatkan banyak orang-orang profesional dalam pembuatan karyanya. Video musik "Derana" dan "Serana" yang dirilis berbarengan kala itu melibatkan Pevita Pearce sebagai sutradara dan diperankan oleh Tanta Ginting serta Shenina Cinnamon.[7]
Semakin produktif, di tahun yang sama for Revenge merilis singel kolaborasi bersama Wira Nagara berjudul "Perayaan Patah Hati".[8]
Masa produktif for Revenge sempat terhambat karena pandemi Covid-19 sampai hengkangnya Arief Ismail. Grup musik ini kemudian merekrut Prass Goldinantara untuk mengisi kekosongan posisi gitar. Dengan formasi Boniex (vokal), Archims (drum), Ízha (bas), Cikhal (gitar) dan Prass (gitar), for Revenge kembali merilis singel "Jentaka" yang berkolaborasi dengan Faizal Permana. Singel yang bercerita tentang ironi komedian itu kemudian melibatkan Dustin Tiffani dan Rigen Rakelna dalam video musiknya.[9]
For Revenge mengawali tahun 2021 dengan kembali merilis "Jakarta Hari Ini". Sebuah singel hasil kolaborasi mereka dengan grup musik asal Jakarta yang digawangi Cynantia Pratita dari Stereowall. Singel ini menegaskan konsistensi for Revenge dalam menjaga benang merah karya mereka yaitu "Patah Hati".[10]
Di penghujung tahun 2021, bersama Didi Music, for Revenge merilis album mini Get Closer With for Revenge. Album ini berisi 5 lagu yang dikemas dalam format akustik orkestra dengan melibatkan Ari Firman dari The Groove.[11] Pada tahun berikutnya, mereka merilis singel "Jeda" dan "Untuk Siapa?",[12][13] diikuti dengan perilisan album keempat Perayaan Patah Hati - Babak 1. Album tersebut menjadi babak pertama dan akan dilanjutkan dengan sekuel.[14] Setelah merilis album keempat, For Revenge kembali merilis tiga singel secara bersamaan yaitu "Demi Semesta", "Tak Mengalah", dan versi aransemen ulang dari "Pulang" pada penghujung tahun 2022.[15]
2023–sekarang: Orkestra Perayaan Patah Hati di Niti Mandala Renon dan kontrak rekaman Sony
For Revenge mengawali tahun 2023 dengan kolaborasi bersama penyanyi-penulis lagu Fiersa Besari dalam single "Ada Selamanya". Meskipun Fiersa menyumbangkan vokalnya untuk trek tersebut, penulisan lagu tetap menjadi tugas bagi Boniex, mempertahankan gaya emo khas dan fokus tematik band.[16] Kolaborasi ini diikuti oleh "Jeda," kolaborasi dengan Wika Salim yang mengeksplorasi patah hati dari dua perspektif, menambah kedalaman pada diskografi band.[17]
Selain itu, for Revenge merilis "Orkestra Perayaan Patah Hati di Niti Mandala Renon", sebuah album live yang menandai usaha signifikan ke dalam musik orkestra, direkam dengan orkestra Sundaram String dan paduan suara Gema Karmany Swara Smansa di Bali. Album ini merupakan contoh kemampuan band untuk memadukan elemen emo tradisional dengan aransemen orkestra. Pengubahan nama "Jakarta Hari Ini" menjadi "Denpasar Hari Ini" untuk album tersebut menegaskan koneksi emosional band dengan Denpasar.[18]
Band ini mengawali tahun 2024 dengan bergabung Sony Music Indonesia. Langkah pertama mereka di bawah label baru ini diwujudkan dengan merilis single baru berjudul "Sadrah" pada 18 Maret 2024, menandai awal baru bagi for Revenge.[19]