Fiksi absurdFiksi absurd adalah sebuah genre narasi fiksi (narasi sastra), dalam bentuk novel, naskah drama, puisi, atau film, yang berfokus pada pengalaman karakter yang gagal menemukan kegunaan hidup yang inheren, sering kali direpresentasikan dengan berbagai aksi dan peristiwa yang pada akhirnya tidak bermakna, yang mempertanyakan keyakinan terhadap konsep-konsep eksistensial tertentu seperti kebenaran atau nilai.[1] Elemen-elemen yang sering ditemukan pada fiksi absurd termasuk satire, humor gelap, inkongruensi, abandonmen akal budi, dan kontroversi mengenai kondisi filosofis seseorang menjadi "ketiadaan".[2] Karya-karya fiksi absurdis sering menjelajahi topik-topik agnostik atau nihilistik. Meskipun banyak fiksi absurdis yang tampak humoris atau irasional, namun kunci dari aliran ini bukanlah komedi maupun nonsens, melainkan pembelajaran mengenai kelakuan manusia di situasi-situasi (baik realistik maupun fantastik) yang tampak tanpa guna dan absurd. Fiksi absurd jarang memberikan penilaian mengenai karakter atau aksi-aksi karakter, karena tugas ini ditinggalkan pada sang pembaca. Amanat ceritanya juga sering kali tidak disampaikan secara eksplisit, dan tema atau realisasi para karakter, jika ada, biasanya bersifat ambigu. Lebih lanjut, tidak seperti bentuk fiksi lainnya, karya-karya absurdis jarang yang memiliki struktur plot tradisional (mis. aksi, klimaks, aksi turun). Aliran absurdis lahir dari aliran sastra modernis di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, melawan sastra Victorian yang populer di zaman sebelumnya. Aliran ini sangat dipengaruhi oleh gerakan eksistensialis dan nihilis dalam filsafat, dan gerakan Dada dan surealis dalam kesenian. Para psikolog di Universitas California, Santa Barbara, dan Universitas British Columbia mempublikasikan sebuah laporan pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa membaca cerita-cerita absurdis meningkatkan kemampuan orang untuk menemukan pola. Mereka berkesimpulan bahwa ketika orang diminta mencari konsistensi dan makna di dalam cerita yang terpecah, hal ini meningkatkan "mekanisme kognitif yang bertanggungjawab mempelajari regularitas statistik.”[3] Penulis fiksi absurd yang terkenal termasuk Samuel Beckett (misalnya dalam karyanya Menunggu Godot), Albert Camus, Nikolai Gogol, Franz Kafka (Metamorfosis, The Trial, The Castle), serta Jean-Paul Sartre.[4] Karya-karya absurdis misalnya Catch-22 oleh Joseph Heller; V. karya Thomas Pynchon; naskah drama karya Eugène Ionesco, seperti The Bald Soprano dan The Lesson; serta beberapa naskah awal Harold Pinter, Edward Albee, dan Tom Stoppard (seperti Rosencrantz and Guildenstern Are Dead);[5] serta Jára Svěrák's "The Lying Student."[6] Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|