Elephantidae adalah keluarga dari gajah dan mamut, yang merupakan mamalia darat yang besar dengan belalai dan gading. Kebanyakan genus dan spesies dari keluarga ini sudah punah. Hanya dua genus yang masih hidup yaitu Loxodonta (Gajah Afrika) dan Elephas (Gajah Asia).
Keluarga ini dideskripsikan pertama kali oleh John Edward Gray tahun 1821 yang kemudian dimasukkan dalam urutan taksonomi dalam ordoProboscidea. Elephantidae juga telah beberapa kali direvisi oleh beberapa autor untuk memasukkan atau mengeluarkan genus yang sudah punah.
Klasifikasi
Keluarga ini menyimpang dari leluhurnya Mammutidae, yang memasukkan spesies yang disebut mastodon. Para autor Mammutidae juga memublikasikan Gomphotheriidae, lebih dekat kekerabatannya dengan Elephantidae, yang juga memasukkan spesies yang tadinya disebut sebagai Mastodon. Klasifikasi proboscideans tidak tetap dan sering kali diubah, beberapa hubungan di dalam ordo ini tetap tidak jelas, dan belum di ringkas dengan lengkap:[2]
Sistematik supspesies dan spesies yang masih hidup, gajah modern telah mengalami beberapa revisi. Daftar Elephantidae yang masih ada tidak termasuk spesies yang sudah punah dari dua genus, termasuk:[3]
Klasifikasi ilmiah taksa Elephantidae mencakup catatan ekstensif spesimen fosil, selama jutaan tahun, beberapa di antaranya ada sampai akhir zaman es terakhir. Beberapa spesies musnah terbantai baru-baru ini. Penemuan spesimen baru dan Cladistics yang diusulkan telah mengakibatkan revisi sistematis keluarga Proboscideans serta semua yang terkait.
Elephantidae secara tidak formal dimasukkan dalam keluarga gajah atau paleobiological dalam konteks sebagai gajah atau mamut. nama umum gajah lebih sering mengacu pada spesies yang masih ada, gajah modern, tetapi bisa juga mengacu pada spesies yang sudah punah.
Sejarah evolusi
Meskipun bukti fosil masih tidak pasti, dengan membandingkan gen, para ilmuwan menemukan bukti bahwa Elephantidae dan Proboscideans memiliki nenek moyang yang sama dengan Sirenia dan Hyracoidea.[4]
Di masa lalu, keluarga Hyrax tumbuh dengan ukuran yang besar. Salah satu hipotesis mengatakan nenek moyang ketiga keluarga ini menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam air menggunakan belalai mereka untuk bernapas.[5][6] Gajah modern memiliki kemampuan ini dan mereka dapat berenang selama enam jam dan 50 km (31 mi).
Di masa lalu, variasi genus dan spesies lebih luas lagi, termasuk mammoth dan stegodon.[7][8]
Referensi
^Shoshani, J.; Ferretti, M. P.; Lister, A. M.; Agenbroad, L. D.; Saegusa, H.; Mol, D.; Takahashi, K. (2007). "Relationships within the Elephantinae using hyoid characters". Quaternary International. 169-170: 174. Bibcode:2007QuInt.169..174S. doi:10.1016/j.quaint.2007.02.003.
^Ozawa, Tomowo (1997-04-24), "Phylogenetic Position of Mammoth and Steller's Sea Cow Within Tethytheria Demonstrated by Mitochondrial DNA Sequences", Journal of Molecular Evolution, 44 (4): 406–413, doi:10.1007/PL00006160, PMID9089080Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^West, John B. (2001), "Snorkel breathing in the elephant explains the unique anatomy of its pleura", Respiratory Physiology, 126 (1): 1–8, doi:10.1016/S0034-5687(01)00203-1, PMID11311306
^Todd, N. E. (2001). African Elephas recki: time, space and taxonomyDiarsipkan 2008-12-16 di Wayback Machine. (pdf). In: Cavarretta, G., P. Gioia, M. Mussi, and M. R. Palombo. The World of Elephants, Proceedings of the 1st International Congress. Consiglio Nazionale delle Ricerche. Rome, Italy.
^Todd, N. E. (2005). Reanalysis of African Elephas recki: implications for time, space and taxonomy. Quaternary International 126-128:65-72.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Elephantidae.