Electron (roket)
Electron adalah kendaraan peluncur orbital dua-tahap (dengan tahap ketiga opsional) yang dikembangkan dan dioperasikan oleh perusahaan dirgantara Amerika Rocket Lab dengan tujuan melayani segmen peluncuran satelit kecil menuju orbit. Mesin Rutherford yang digunakannya adalah mesin roket orbital pertama yang menggunakan pompa bertenaga listrik.[11] Pada Desember 2016, Electron menyelesaikan kualifikasi penerbangan. Peluncuran pertama Electron dilakukan pada 25 Mei 2017, namun roket gagal mencapai orbit karena kegagalan pada peralatan komunikasi di darat. Pada 21 Januari 2018, Electron meluncur untuk kedua kalinya dan berhasil mencapai orbit. Peluncuran tersebut meluncurkan tiga CubeSat menuju orbit.[12] Peluncuran ketiga sekaligus peluncuran komersil pertamanya dilakukan pada 11 November 2018.[13] DesainElectron menggunakan dua tahap roket yang menggunakan propelan RP-1/LOX dengan diameter yang sama (1,2 meter). Bagian utama roket dibuat menggunakan material komposit karbon ringan.[14] Kedua tahap roket menggunakan mesin Rutherford, mesin roket dengan pompa bertenaga listrik pertama yang mencapai orbit.[11] Tenaga listrik untuk sistem pompa ini dipasok oleh baterai Li-Polymer yang dibawa oleh roket selama peluncuran. Tahap kedua menggunakan tiga baterai, dua baterai akan dilepas dari roket ketika daya listrik sudah habis untuk mengurangi massa roket.[15] Tahap pertama Electron menggunakan sembilan mesin Rutherford, sementara satu versi mesin yang dioptimalkan untuk kondisi vakum ditugaskan pada tahap kedua roket. Mesin dari tahap pertama menghasilkan gaya dorong total sebesar 162 kN (36.000 lbf) dan tahap kedua menghasilkan gaya dorong sebesar 22 kN (4.900 lbf). Hampir semua bagian mesin Rutherford dicetak menggunakan pencetak 3D untuk menghemat waktu dan biaya proses pembuatan.[14] Rocket Lab juga telah mengembangkan tahap ketiga opsional yang dirancang untuk menyempurnakan orbit dari muatan satelitnya. Tahap ketiga ini juga menempatkan satelit ke orbit yang lebih akurat dalam waktu yang lebih singkat. Tahapan roket yang juga disebut sebagai tahapan "kick" ini menggunakan mesin bernama Curie yang dicetak 3D dan mampu melakukan beberapa manuver pembakaran menggunakan monopropellant yang tidak diketahui oleh publik. Tahap ketiga ini pertama kali digunakan dalam penerbangan kedua Electron.[16] Tahap "kick" dapat mengangkut muatan yang memiliki massa hingga 150 kg (330 pon).[7] Varian tahap ketiga lainnya yang bernama 'Photon' saat ini sedang dikembangkan untuk dapat meluncurkan muatan kecil dengan massa hingga 30 kg (66 pon) menuju orbit bulan.[17] ProduksiPembuatan komponen komposit karbon untuk struktur utama membutuhkan waktu 400 jam apabila dilakukan dengan cara konvensional. Pada akhir 2019, Rocket Lab mengadopsi proses produksi baru menggunakan robot untuk menghasilkan semua bagian komposit Electron hanya dalam 12 jam. Robot itu dinamai "Rosie 'the Robot", terinspirasi oleh karakter dalam serial animasi komedi The Jetsons. Proses robotik ini dapat membuat semua struktur serat karbon, menangani proses pemotongan, pengeboran, dan pengamplasan hingga semua bagian-bagiannya siap untuk perakitan akhir. Tujuan perusahaan pada November 2019 adalah meningkatkan efisiensi alur produksi Electron hingga mencapai laju produksi hanya tujuh hari untuk satu roket.[18][19] Produksi mesin Rutherford menggunakan metode manufaktur aditif yang telah dilakukan secara ekstensif sejak penerbangan awal Electron. Metode ini memungkinkan kemampuan untuk meningkatkan skala produksi dengan cara yang relatif mudah dengan meningkatkan jumlah dan kemampuan printer 3D.[18] PenggunaanElectron dirancang untuk dapat meluncurkan muatan dengan massa 150 hingga 225 kg (330 hingga 495 pon) menuju orbit sinkron Matahari setinggi 500 km (310 mi), cocok untuk CubeSat dan muatan kecil lainnya.[20] Pada Oktober 2018, Rocket Lab membuka pabrik yang cukup besar agar dapat memroduksi lebih dari 50 roket per tahun.[21] Peluncuran muatan 150 kg menuju orbit 500 km dipatok dengan harga sekitar $ 6 juta per peluncuran.[5][22] Moon Express menandatangani kontrak dengan Rocket Lab untuk meluncurkan beberapa pendarat bulan dengan menggunakan Electron untuk kompetisi Google Lunar X Prize (GLXP).[23] Kompetisi tersebut ditutup tanpa pemenang karena tidak ada pesaing yang memenuhi tenggat waktu yang ditentukan.[24] Sejak Februari 2020, semua peluncuran Moon Express menggunakan Electron dibatalkan.[25] Rocket Lab juga telah mengumumkan rencana untuk mengembangkan sistem penggunaan kembali pendorong Elektron. Pendorong rencananya akan turun kembali ke atmosfer Bumi dan mengembangkan parasutnya. Sebuah helikopter lalu menangkap pendorong tersebut di udara.[26] Upaya ini mulai terealisasi saat peluncuran kesepuluh, ketika pendorong Electron selamat saat melakukan proses penetrasi atmosfer terkontrol dan jatuh ke laut.[27] Lokasi peluncuranElectron diluncurkan dari Rocket Lab Launch Complex 1 di Semenanjung Mahia, Selandia Baru.[14] Lokasi landasan peluncuran yang terletak di lokasi terpencil dimaksudkan untuk mendukun padatnya jadwal peluncuran. Roket dan landasan peluncuran keduanya didanai oleh pihak swasta, menjadikannya operasi peluncuran orbital pertama yang semua bagiannya dijalankan oleh sektor swasta (perusahaan antariksa swasta lainnya menyewa fasilitas peluncuran dari lembaga pemerintah atau hanya meluncurkan roket suborbital).[20] Pada Oktober 2018, Rocket Lab memilih Mid-Atlantic Regional Spaceport (MARS) di Wallops Flight Facility, Virginia, sebagai tempat peluncuran sekunder di Amerika Serikat, yang selanjutnya disebut Rocket Lab Launch Complex 2. Peluncuran pertama dari Wallops direncanakan pada kuartal ketiga 2020.[28][29] Launch Complex 2 nantinya akan melayani kontrak peluncuran dari pemerintah A.S.[30] Selain itu, Badan Antariksa Inggris memberi kesempatan pada Highlands and Islands Enterprise untuk mengembangkan landasan peluncuran Elektron di Semenanjung A 'Mhòine di Sutherland, Skotlandia.[31] Lokasi itu akan dinamai pelabuhan antariksa Sutherland.[32] Riwayat peluncuranElectron telah terbang 13 kali sejak Mei 2017, 11 peluncuran berhasil dan 2 gagal. Penerbangan uji awal, disebut "It's a Test" gagal karena kesalahan pada peralatan komunikasi di darat. Meskipun demikian pada misi-misi selanjutnya, "Still Testing", "It's Business Time" dan "This One's For Pickering" berhasil mengirimkan beberapa muatan kecil ke orbit Bumi rendah. Pada Agustus 2019, sebuah misi bernama "Look Ma, No Hands" berhasil mengirim empat satelit ke orbit,[33] dan pada Oktober 2019, misi yang bernama "As the Crow Flies" berhasil diluncurkan dari LC-1 di Mahia Peninsula, mengantar satelit kecil dan tahap ketiganya menuju orbit parkir setinggi 400 km.[34] Pada 4 Juni 2020, misi peluncuran "Pics or It Didn't Happen" mengalami kegagalan yang menyebabkan roket beserta seluruh muatannya kembali masuk ke atmosfer dan hancur. Kegagalan terjadi sekitar lima menit dan 45 detik setelah peluncuran ketika siaran video terpotong dan telemetry yang diterima dari roket menunjukkan kondisi yang tidak biasa. Penyebab pasti kegagalan belum diketahui.[35] Peluncuran penting
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Electron (rocket).
|
Portal di Ensiklopedia Dunia