Aldrian lahir di Jakarta pada tanggal 2 Agustus 1969 merupakan anak kedua dari pasangan Darwin Ramly dan Erma Darwin. Dia beberapa kali pindah sekolah dasar dari SD Katolik Kuitang VI pada kelas satu sampai kelas dua, lalu pindah ke SD Xaverius II pada kelas tiga sampai kelas lima yang akhirnya lulus di SD St Maria Cirebon pada tahun 1982. Dia melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMP St Maria dan lulus pada tahun 1985. Studi SMAnya dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 34 Jakarta dan lulus pada tahun 1988.[1] Setelah lulus, dia kuliah sebentar di Teknik FisikaInstitut Teknologi Bandung selama tiga bulan pada tahun 1988[2] sebelum dia mendaftar program Habibie di BPPT karena ayahnya baru saja meninggal sehingga ibunya menyarankan dia mengambil kuliah yang ada beasiswanya sehingga gratis.[3] Program yang dia ambil merupakan program Science and Technology Man Power Development Program yang mengirimkannya ke Kanada.[4]
Dia menikah dengan Stella Filia Dien Muhammad dan memiliki 4 orang anak dengan nama Mirai Annabila Dien Muhammad , Edela Uswah Dien Muhammad, Tara Naziha Dien Muhammad dan Yusuf Kenzie Aldrian. Nama belakang istrinya di belakang nama anak-anak mengalami masalah di Jepang, tetapi dia bersikeras mempertahankan nama-nama tersebut agar istrinya dapat diingat melalui nama anak-anaknya. Setelah meminta surat pernyataan nama ibu biasa diletakkan di nama anak-anak Indonesia dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka, akhirnya nama Dien Muhammad di belakang nama anak-anaknya disahkan di Osaka.[3]
Karier
Dari tahun 1993 hingga 2009, Aldrian bekerja sebagai staf pelaksana teknis di Hujan Buatan (Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca) BPPT. Pada tahun 2009, dia menjabat sebagai Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG hingga 2016.[8][9] Selama menjabat, pada kota DubrovnkCroatia, Aldrian diangkat sebagai wakil ketua Kelompok Kerja I dalam Bureau IPCC (Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim) yang merupakan organisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 8 tahun dari tahun 2015 sampai bulan Juli tahun 2023 sebagai perwakilan Asia tenggara dan Negara-negara di Asia Pasifik bagian Barat Daya.[10]
Selanjutnya ada pemilihan ke-2 dari Bureau IPCC pada tahun 2023 di Nairobi Kenya, untuk menjabat sebagai wakil ketua Kelompok Kerja I periode tahun 2023 sampai dengan 2029.[11]
Pada tahun 2010, dia diangkat sebagai Profesor Riset di bidang meterologi dan menjadi Profesor riset ke 449 di Indonesia.[12] Hasil risetnya saat itu berjudul " Pemahaman Dinamika Iklim di Negara Kepulauan Indonesia sebagai Modalitas Ketahanan Bangsa".[9]
Penghargaan
START International Young Scientist Award 2004.[butuh rujukan]