Dwarapala (Dewanagari: द्वारपाल; ,IAST: Dvārapāla,; arti: "penjaga pintu") adalah sosok penjaga pintu dalam ajaran Hindu dan Buddha. Dalam seni patung, dwarapala digambarkan berbentuk manusia atau monster, dan biasanya menjadi elemen penting dalam arsitektur suatu bangunan keagamaan. Biasanya dwarapala diletakkan di luar candi, kuil atau bangunan lain untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat di dalamnya.
Deskripsi
Dwarapala biasanya digambarkan sebagai makhluk yang menyeramkan. Di Pulau Jawa dan Bali arca dwarapala biasanya berperawakan gemuk dan digambarkan dalam posisi tubuh setengah berlutut, menggenggam senjata gada. Sedangkan dwarapala di Kamboja dan Thailand memiliki perawakan tubuh lebih langsing dengan posisi tubuh tegak lurus memegang gada di tengah tepat di antara kedua kakinya. Dalam budaya Jawa, dwarapala dijadikan figur penjaga keraton, misalnya dapat ditemukan di gerbang masuk Keraton Yogyakarta dan gerbang Kamandungan Lor Keraton Surakarta.
Tergantung pada kas suatu kuil, jumlah arca dwarapala dapat hanya sendirian, sepasang, atau berkelompok. Bangunan suci yang kecil biasanya memiliki hanya satu arca dwarapala. Sering kali dwarapala diletakkan berpasangan di antara gerbang masuk. Beberapa situs bangunan suci yang lebih besar memiliki empat, delapan, bahkan dua belas arca dwarapala yang menjaga empat penjuru mata angin sebagai Lokapala, dewa penjaga empat atau delapan penjuru mata angin.
Material
Di Pulau Jawa dan Bali arca dwarapala biasanya diukir dari batu andesit, sedangkan patung dwarapala di Thailand dibuat dari tembikar tanah liat yang dilapisi glazur pucat susu. Patung seperti ini dibuat pada masa Kerajaan Sukhothai dan Ayutthaya (abad ke-14 hingga ke-15) diproduksi oleh beberapa tempat pembakaran tembikar di Thailand utara.[1]
Dwarapala terbesar di Jawa terdapat di Singosari terbuat dari batu andesit utuh setinggi 3,7 meter.
Galeri
Arce batu dwarapala terbesar di Jawa, zaman kerajaan Singhasari.