Dong Fuxiang (1839–1908), seorang Han, yang lahir di Gansu, Tiongkok. Ia mengomandani tentara prajurit Muslim Tiongkok, yang kemudian termasuk dalam Kelompok Ma bersama dengan jenderal Ma Anliang dan Ma Fuxiang.[1] Menurut kalender Barat, tahun kelahirannya adalah 1839.[2]Nama kehormatannya adalah 星五 (Xingwu).[3]
Agama
Dong Fuxiang adalah seorang non Muslim beretnis Han Tiongkok yang menjadi komandan para prajurit Muslim Hui. Banyak catatan yang memberikan informasi yang saling bertentangan mengenai agama dan etnisnya. Sumber-sumber Barat kontemporer mengklaim bahwa dia adalah seorang Muslim, yang ternyata merupakan suatu kekeliruan, tetapi sumber-sumber Barat modern ada yang mengatakan entah dia bukan seorang Muslim, atau tidak menyebutkan agamanya sama sekali ketika membicarakan tentang dia, dan beberapa sumber secara keliru masih mengatakan dia adalah seorang Muslim. Satu-satunya hal yang jelas tentang dia adalah bahwa dia akrab dengan milisi Muslim Gansu, dan menjadi komandan pasukan Muslim dalam pertempuran.[4][5] Perwira konsuler Inggris Erich Teichman yang telah berulangkali mengunjungi Gansu diberitahu bahwa Dong Fuxiang adalah orang Tiongkok beretnis Han asli dan bukan seorang Muslim, tetapi petugas konsuler ini tetap bersikeras dalam keliruannya dan meyakini bahwa ia adalah seorang Muslim.[6] Kebingungan tentang agamanya diselesaikan oleh Jonathan Neamen Lipman yang mencatat bahwa orang Barat telah membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa Dong adalah seorang Muslim karena ia menjadi pemimpin tentara Muslim selama Pemberontakan Boxer, dan kesalahan itu diulangi lagi oleh ensiklopedia barat, karya-karya Islam dan informasi tentang Pemberontakan Boxer.[7]
Pasukan Muslim Tiongkok Dong Fuxiang dikenal sebagai Para Pemberani Dari Gansu dan mereka berperang melawan Tentara Jerman dan tentara bangsa lainnya yang tergabung dalam Aliansi Delapan Negara, berulang kali sejak Intervensi Pertama Ekspedisi Seymour di Tiongkok tahun 1900. Dalam usaha yang ke dua kali ketika diluncurkan Ekspedisi Gasalee baru lah pihak Aliansi asing tersebut berhasil mengatasi pasukan Muslim Tiongkok dalam Pertempuran Peking tahun 1900. Namun, Kaisar Jerman saat itu Kaiser Wilhelm II sangat khawatir dengan kekuatan pasukan Muslim Tiongkok sehingga ia meminta KhalifahAbdul Hamid II dari Kekaisaran Ottoman untuk menemukan cara menghentikan pasukan Muslim Tiongkok tersebut dari pertempuran.[8]
Karier militer
Dong berpartisipasi dalam Pemberontakan Dungan (1862–1877), dan membelot ke pihak Dinasti Qing, bersama dengan Ma Zhanao.[9] Dia bukan seorang yang fanatik atau seorang yang berniat melakukan pemberontakan, dia hanya ikut-ikutan sekelompok orang yang melakukan pemberontakan dan pertempuran, sama seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang pada masa itu. Dia kemudian bergabung dengan pasukan Qing yang dipimpin oleh Zuo Zongtang dengan imbalan diangkat menjadi pejabat dengan status sebagai orang lokal asli Han Tiongkok (karena dinasti Qing adalah orang Manchu). Dia juga memperoleh tanah perkebunan yang luas.[10]
Pada tahun 1890 Dong Fuxiang ditempatkan di distrik wilayah otonomi Aksu, termasuk kota Kashi atau Kashgar provinsi Xinjiang dan menjabat sebagai seorang Brigadir.[11][12]
Pada tahun 1895–1896, ia memimpin pasukan Muslimnya untuk menghancurkan pemberontakan Muslim yang disebut Pemberontakan Dungan di Gansu dan Qinghai. Dong Fuxiang adalah seorang Panglima Kashgar, dan ia menerima perintah melalui telegram bahwa ia dan Jenderal Ma Pi-sheng harus segera membawa paksa pasukan mereka dengan berjalan kaki untuk menyerbu distrik-distrik yang dikuasai oleh para pemberontak.[14]
Muslim pemberontak telah melakukan pemberontakan, dan pasukan Muslim Tiongkok Dong yang setia sekarang dipimpin oleh para perwira yang juga Muslim seperti Ma Anliang, Ma Guoliang, Ma Fuxiang, dan Ma Fulu yang akan menghancurkan Muslim pemberontak itu, dilaporkan mereka memotong kepala dan telinga para pemberontak Muslim tersebut.[15] Ia menerima pangkat sebagai Generalissimo.[10]
Pada tahun 1898, Dong dengan 10.000 pasukan Muslimnya dipindahkan ke Beijing untuk persiapan perang melawan orang asing, dan pasukan Dong diganti namanya menjadi Pasukan Wuwei.[16] Sewaktu mereka ditempatkan di sana, Pasukan Wuwei ini berulang kali menyerang orang-orang asing di kedutaan mereka, stasiun kereta api, dan di gereja-gereja. Dilaporkan bahwa Pasukan Wuwei akan memusnahkan orang-orang asing guna mengembalikan zaman keemasan Tiongkok. Seorang Kanselir Jepang, Sugiyama Akira, dibacok sampai mati pada tanggal 11 Juli oleh Pasukan Wuwei ini.[17][18][19][20][21][22][23] Di jalur rel stasiun kereta api Fungtai, dua insinyur teknik Inggris hampir mati dipukuli oleh Pasukan Wuwei, dan menteri luar negeri Inggris meminta agar Pasukan Wuwei yang terdiri dari tentara Muslim ini ditarik karena mereka sudah sangat mengancam keselamatan orang-orang asing.[24] Ada beberapa orang Eropa dan Barat lainnya yang juga terbunuh.[25][26]Ma Anliang, yang dipanggil sebagai Tongling Ho-Chou juga bergabung dengan mereka membasmi orang-orang asing.[10][27] Beredar isu bahwa Dong Fuxiang diduga akan membantai orang asing yang berada di Beijing.[28] Dalam sebuah surat yang dikirim pada 14 Mei 1899, Robert Hart menulis tentang isu pembantaian orang asing tersebut yang akan dilakukan oleh pasukan Dong Fuxiang pada bulan Juni.[29]
Sedangkan dalam sebuah surat pada 4 Juni 1899, Robert Hart menulis tentang rencana Dong Fuxiang itu memberikan efek terhadap kebijakan Janda Permaisuri Cixi yang selama ini cenderung memberikan perlindungan terhadap orang asing.[30]
Dong menghadiri banyak pertemuan dengan Janda Permaisuri Cixi dari 27-29 Mei 1900 untuk menegaskan keyakinannya bahwa dia bisa mengalahkan dan mengusir orang asing dari Tiongkok. Dia sangat anti-asing dan mengatakan bahwa dia lebih senang menggunakan peralatan Tiongkok kuno Sheng Jia, daripada barang-barang buatan orang asing yang berlapis kuningan di zaman modern,[31] dan ia meminta pasukannya mengenakan seragam tradisional Tiongkok alih-alih berpakaian seragam militer Barat.
Pemberontakan Boxer pecah pada tahun 1900, Dong dan Pasukan Wuwei bergabung dengan pemberontak Boxer dalam menyatakan perang terhadap Aliansi Delapan Negara.[32] Mereka membentuk satu Divisi yang disebut "Pasukan Belakang", dan orang Barat menyebut mereka "10.000 gerombolan pengacau dari rakyat jelata Islam".[33] Mereka adalah penyerang yang paling efektif terhadap pasukan asing, dan membuat ketakutan orang Barat. Pasukannya bertanggung jawab atas begitu banyak masalah dan kekacauan yang terjadi sehingga Korps Marinir Amerika Serikat harus dipanggil untuk mengatasinya.
Dong mengangkat sumpah menjadi saudara dengan Li Lai chung seorang pendukung Boxer lainnya yang juga anti orang asing.[34][35][36]
Pasukan Belakang Wuwei terdiri dari delapan batalyon infantri, skuadron kavaleri, dua brigade artileri, dan satu kompi insinyur.[37] Pasukan Belakang Wuwei dilaporkan ingin bergabung dengan para pemberontak Boxer dan menyerang orang asing.[38] Mereka telah membunuh orang asing di luar gerbang Yungting.[39] Sedangkan di Gerbang Zhengyang, Pasukan Belakang Wuwei terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Inggris.[40][41][42][43]
Pada 18 Juni, Pasukan Belakang Wuwei ditempatkan di sebuah Taman Berburu di bagian selatan kota Beijing, mereka mengganas dalam Pertempuran Langfang. Saat itu Pasukan Belakang Wuwei merupakan pasukan kavaleri yang terdiri dari sekitar 5.000 orang yang dipersenjatai dengan senapan magazen modern yang baru.[44] Pasukan MarinirSovyet yang berada di kedutaan menjadi sasaran serangan besar-besaran pada 23 Juni oleh Dong dan Pasukan Muslim Wuwei-nya yang bergabung dengan para pemberontak Boxer. Seorang marinir Jerman terbunuh dan keesokan harinya pada tanggal 24 Juni seorang marinir Amerika juga mati terbunuh.[45]
Kehadirannya sangat mengancam keselamatan orang-orang asing, beberapa dari mereka bahkan menganggapnya sebagai monster pemakan manusia. Menurut catatan Pasukan Belakang Wuwei ini memang sangat ganas dan trengginas.[46]
Ringkasan pertempuran Jenderal Dong Fuxiang: Ts'ai Ts'un, 24 Juli; Ho Hsi Wu, 25 Juli; An P'ing, 26 Juli; Ma T'ou, 27 Juli.[47] Dia mengalahkan orang-orang Barat dalam Pertempuran Langfang.
Seorang Vikarisapostolik Katolik Prancis bernama Mgr. Alfons Bermyn, menginginkan pasukan asing ditempatkan di Mongolia Dalam, tetapi Gubernur menolak permintaannya. Bermyn terpaksa berbohong dan mengajukan petisi palsu kepada Enming seorang pejabat Manchu untuk mengirim pasukan ke Hetao tempat pasukan Mongol Pangeran Duan dan pasukan Muslim Jenderal Dong Fuxiang diduga mengancam umat Katolik yang ada di sana. Ternyata Bermyn menyebarkan hoax itu hanya sebagai tipuan saja.[48][49] Salah satu laporan palsu mengklaim bahwa Dong Fuxiang telah membunuh seorang misionarisBelgia di Mongolia dan akan membantai umat Katolik di Taiyuan.[15][50][51]
Ketika lembaga pejabat Qing memutuskan untuk mundur, Pasukan Belakang Wuwei yang mengawal Janda Permaisuri Cixi dan Kaisar Guangxu ke tempat yang aman di Xi'an.[52][53] Orang-orang Barat sangat menderita karena keganasan Pasukan Belakang Wuwei sehingga mereka menuntut Dong untuk dieksekusi. Lembaga pejabat dinasti Qing menolak untuk tunduk pada tuntutan orang-orang asing itu, dan Dong tidak dieksekusi tetapi hanya diasingkan ke Gansu, semua jabatan serta kehormatan yang diberikan kepadanya dihapus. Setelah Dong kehilangan semua jabatan resminya, ia masih diizinkan untuk memimpin 5.000 orang tentara pribadinya di Gansu.[54]
Dengan kepribadiannya yang menarik, Dong Fuxiang ditetapkan menjadi pahlawan nasional di Tiongkok karena memerangi orang-orang asing.[55]
Zaiyi (yang bergelar Pangeran Duan) dan adiknya Zailan (yang bergelar Duke Fu-kuo), kedua kakak beradik ini menjadi pemimpin dalam Pemberontakan Boxer, dibawa ke hadapan pengadilan musim gugur untuk dieksekusi, dan disepakati bahwa jika Kaisar merasa pantas untuk mengampuni nyawa mereka, maka mereka harus diasingkan ke Turkestan dan dipenjara seumur hidup di sana, tanpa ada kemungkinan untuk mengubah keputusan hukuman ini. Pangeran Duan berada di pengasingan yang tidak terlalu jauh dari Manchuria, dan ada kabar keberadaannya pada tahun 1908. Hukuman untuk Dong Fuxiang adalah dibuang (kemungkinan) ke Turkestan juga, tetapi ia kembali ke provinsi Gansu pada tahun 1906, dan tinggal di sana sampai tua di mana ia sudah tidak berbahaya lagi.
Selama pengasingannya di Gansu, ia memegang banyak kekuatan politik lokal dan terus dilindungi oleh para pengawalnya, semua keputusan lokal harus dibuat melalui persetujuannya. Dua benteng dan banyak tanah perkebunan yang luas tersedia untuknya. Setelah dia meninggal pada tahun 1908, semua pangkat dan gelar kehormatan yang dilucuti karena tuntutan dari pihak orang asing dipulihkan dan disimpan. Dia dikuburkan dengan upacara militer penuh.[10][57]
Keluarga Dong Fuxiang, istrinya Tung Chao-shih (Dong Zhaoshi), keponakannya Tung Wen (Dong Wen), dan cucunya Tung Kung (Dong Gong) berjuang untuk Dinasti Qing selama Revolusi Xinhai pada tahun 1911 di Gansu.[58][59]
Referensi
^Chinese Republican Studies Newsletter, Volumes 1-7. Contributors: University of Connecticut. Dept. of History, Denison University. Dept. of History, University of Illinois at Urbana-Champaign. Center for Asian Studies. Center for Asian Studies, University of Illinois. 1975. hlm. 171. Diakses tanggal 24 April 2014.
^The contemporary review, Volume 78. Columbus House 43 and 43a Fetter Lane London E.C.: A. Strahan. 1900. hlm. 260. Diakses tanggal 2010-06-28.(Original from the University of California)
^Demetrius Charles de Kavanagh Boulger (1898). The history of China, Volume 2. LONDON STAMFORD STREET AND CHARING CROSS.: W. Thacker & co. hlm. 443. Diakses tanggal 2010-06-28.(Original from Harvard University)
^The Chinese recorder, Volume 26. SHANGHAI: American Presbyterian Mission Press. 1895. hlm. 452. Diakses tanggal 2010-06-28.(Original from the University of California)
^James Hastings; John Alexander Selbie; Louis Herbert Gray (1916). Encyclopædia of religion and ethics, Volume 8. EDINBURGH: T. & T. Clark. hlm. 893. Diakses tanggal 2010-06-28.(Original from Harvard University)
^Chung-hua min kuo kuo chi kuan hsi yen chiu so, 中華民國國際關係硏究所 (1967). Issues & studies, Volume 4, Issues 1–12. Institute of International Relations, Republic of China. hlm. 8. Diakses tanggal 12 November 2010.
^Philip Walsingham Sergeant (1910). The great empress dowager of China. LONDON Paternoster Row: Hutchinson & co. hlm. 231. Diakses tanggal 2010-06-28.(Original from the University of California)
^Arthur Henderson Smith (1901). China in convulsion, Volume 2. Albany, N. Y.: F. H. Revell Co. hlm. 441. Diakses tanggal 2010-06-28.(Original from Harvard University)
^Massachusetts Reformatory (Concord, Mass.) (1900). Our paper, Volume 16. Massachusetts Reformatory. hlm. 795. Diakses tanggal 2011-06-05.(Original from the New York Public Library)
^Chinese Republican Studies Newsletter, Volumes 1-7. Contributors: University of Connecticut. Dept. of History, Denison University. Dept. of History, University of Illinois at Urbana-Champaign. Center for Asian Studies. Center for Asian Studies, University of Illinois. 1975. hlm. 171. Diakses tanggal 24 April 2014.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dong Fuxiang.