Pada tahun 1946, Soekarno berada di Bukittinggi, mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membeli pesawat terbang guna melawan penjajah. Syekh Daud, masuk dalam panitia pengumpulan dana tersebut. Syekh Daud bersama Syekh Ibrahim Musa Parabek mengelilingi daerah di Minangkabau, menghimpun dana dari masyarakat dan menyerahkan dana tersebut pada pemerintah pusat.
Syekh Daud Rasyidi dulunya mengajar para muridnya di sebuah surau di Nagari Balingka. Namun, surau ini hancur pada 1914 akibat banjir bandang yang melanda Balingka. Bekas surau tempat ia mengajar, saat ini telah dibangun menjadi masjid. Di depannya, sebuah monumen kecil dibangun dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 6 Juli 1948.[2]
Syekh Daud meninggal dunia ketika mengimami salat magrib di Surau Inyiak Djambek, Tangah Sawah, Kota Bukittinggi pada tanggal 26 Januari 1948 (14 Rabiul Awal 1366 H). Jenazahnya dikuburkan di samping Makam Syekh Muhammad Djamil Djambek yang terletak di samping Surau Inyiak Djambek.[3][4]