Danny Hilman Natawidjaja
Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja, M.Sc. (lahir 11 Desember 1961) adalah salah seorang pakar geologi gempa bumi dan geotektonik di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bersama dengan Prof. Dr. Kerry Sieh, pembimbing doktornya di Institut Teknologi California, nama Danny dikenal dunia melalui jurnal profesi geofisika tingkat internasional dengan makalahnya yang berjudul "Neotectonics of the Sumatran Fault, Indonesia" yang diterbitkan pada tahun 2000 dan "Paleo Geodesy of the Sumatera Subduction Zone" pada tahun 2004. Kedua makalah karyanya ini kemudian sering dijadikan sebagai referensi peneliti geotektonik di dunia. Di Indonesia, Danny telah banyak berkontribusi dalam penelitian mengenai lempeng tektonik di Indonesia, namanya hingga kini sering dikaitkan dengan bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004. Sejak tahun 2000, ia selalu menyampaikan prediksinya mengenai gempa di pesisir barat Pulau Sumatra.[2][3] Pendidikan[4]
KarierMenjadi inisiator dan koordinator riset gempa di LIPI sejak tahun 2002. Dengan dana hibah, merintis dan mengembangkan jaringan stasiun kontinu GPS SuGAr sejak tahun 2002 untuk memantau pergerakan tektonik di Sumatra bekerja sama dengan Caltech USA dan Earth Observatory of Singapore. Menjadi ketua tim nasional pembuatan Pedoman Analisis Risiko Bencana Alam (PARBA) yang diselenggarakan oleh UNDP dan BNPB tahun 2008–2009. Menginisiasi dan mengembangkan program Pascasarjana Studi Gempa di ITB yang dikenal sebagai Program Graduate Research in Earthquake and Active Tectonics (GREAT) yang didanai oleh program bilateral Australian-Indonesia Facility for Earthquake Disaster Reduction (AIFDR) tahun 2010–2017. Menginisiasi dan menjadi anggota inti Tim-9 untuk merevisi Peta Nasional Seismic Hazard Indonesia yang kemudian dipublikasi oleh Kementerian PUPR tahun 2010 dan dijadikan referensi utama dalam SNI 1726-2012 untuk pelaksanaan kode bangunan tahan gempa. Menjadi Ketua Kelompok Kerja Geologi Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) sejak tahun 2016 untuk merevisi kembali Peta Seismic Hazard Indonesia yang kemudian dipublikasikan oleh KemenPUPR tahun 2017 dan dirujuk oleh SNI 1726-2019 untuk menggantikan SNI sebelumnya.[5] Karya tulis ilmiahMenghasilkan 99 karya tulis ilmiah (KTI), baik yang ditulis sendiri maupun bersama penulis lain, dalam bentuk buku, jurnal, dan prosiding. Menerbitkan sebanyak 1 buah buku internasional, 1 buah bagian dari buku internasional, 1 buku nasional, 5 buah bagian dari buku nasional, 57 buah makalah di Jurnal Ilmiah Internasional, 4 buah makalah di Jurnal Ilmiah Nasional terakreditisasi, 18 buah makalah di Prosiding Konferensi Ilmiah Internasional, dan 12 buah makalah di Prosiding Ilmiah Nasional. Mempunyai Citation index dan h-index 5.879 dan 34 di Google Scholar serta 3.875 dan 29 di SCOPUS.[5] Orasi pengukuhan profesor risetnya membahas perihal riset sesar aktif Indonesia dan peranannya dalam mitigasi bencana gempa dan tsunami.[6] Penghargaan
Rujukan
|