Kejayaan dangdut di Malaysia terjadi pada dekade 1990-an yaitu dengan ditandai banyaknya penyanyi-penyanyi dangdut baru yang bermunculan.[4] Penyanyi dangdut yang populer pada masa itu antara lain Mas Idayu, Amelina, Iwan, Ramlah Ram, dan Ifa Raziah. Penjualan album-album dangdut Mas Idayu dan Amelina, terjual laris hingga meraih banyak penghargaan platinum. Lagu-lagu yang terkenal pada masa itu adalah Cintaku 100%, Rindu, Yang Sedang-Sedang Saja, Asyik dan Sengol-Sengolan, dan Cubit-cubitan.[5]
Sejarah dan perkembangan musik dangdut di Malaysia
Album musik dengan merek dangdut pertama kali bermunculan pada tahun 1970-an. Pelopor penyanyi dangdut Malaysia antara lain adalah DatukM Daud Kilau, Herman Tino, dan Zaleha Hamid. Lagu-lagu yang mencuat ketika itu adalah Anak Yang Pertama, Cek Mek Molek, Mengapa Dikenang Mengapa Difikir, dan Pria Idaman.[3] Kemunculan lagu dangdut pada era ini menjadi pelopor kebangkitan dan kejayaan dangdut di Malaysia di dekade berikutnya. Lagu-lagu dangdut pada era ini mempunyai rentak dangdut yang lebih kental.
Kejayaan dangdut Malaysia
Musik Dangdut di Malaysia mengalami masa kejayaan pada dekade 1990-an saat banyak penyanyi dangdut mewarnai industri musik di Malaysia. Penyanyi dangdut yang populer pada masa itu antara lain Mas Idayu, Amelina, Iwan, Ramlah Ram, dan Ifa Raziah.[4] Lagu-lagu dangdut yang muncul pada dekade ini antara lain Cintaku 100%, Rindu, Yang Sedang-Sedang Saja,Asyik dan Sengol-Sengolan, Cubit-cubitan. Julukan "Raja Dangdut Malaysia" pun melekat kepada Iwan pada era ini. Pada era 1990-an gelar "Ratu Dangdut Malaysia" identik dengan dua penyayi dangdut papan atas Malaysia yaitu Mas Idayu dan rekan duet sang "Raja Dangdut Malaysia" dalam beberapa lagu yakni Amelina. Diva pop dan irama Malaysia Dato' Siti Nurhaliza juga merekamkan sebuah lagu dangdut berjudul Janji ciptaan Ellya Khadam dalam album Cindai yang diluncurkan tahun 1997.[8]
Pengaruh Indonesia dalam perkembangan dangdut di Malaysia
Dangdut memiliki akar irama musik Melayu yang kuat dan sebelum dikenal umum dengan nama "dangdut" awalnya musik dangdut dikenal dengan nama "Orkes Melayu". Nama dangdut disematkan pada "Orkes Melayu" oleh Putu Wijaya pada tulisannya di majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka dari India adalah campuran Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut" India.[9]
Perkembangan musik dangdut di Malaysia tidak lepas dari pengaruh atas popularitas musik dangdut di negara tetangganya Indonesia. Film-film yang dibintangi "Raja Dangdut" Rhoma Irama juga dipasarkan di Malaysia telah turut serta memopulerkan irama dangdut di negara tersebut. Lagu-lagu dangdut Indonesia diterima dengan baik oleh publik Malaysia. Deretan nama penyanyi dangdut Indonesia yang terkenal dan sering kali tampil di Malaysia antara lain adalah Rhoma Irama, Inul Daratista, dan Cita Citata.[10]
Album Cintaku 100% dan Asyik yang merupakan album dangdut Mas Idayu dan rekan satu labelnya Amelina bahkan direkamkan di Bandung, Indonesia. Album kedua artis Malaysia ini juga dipasarkan di Indonesia. Salah satu lagu dangdut Malaysia yang sangat terkenal di Indonesia pada tahun 1990-an adalah Yang Sedang-Sedang Saja, lagu ini diciptakan dan dinyanyikan oleh Iwan. Lagu Yang Sedang-Sedang Saja dinyanyikan kembali dalam versi Hindustan dan dipakai sebagai lagu tema film Mann dengan judul Tinak Tin Tana.[11]
Ajang pencarian bakat D'Academy Asia yang diselenggarakan oleh stasiun televisi swasta Indonesia Indosiar pada akhir tahun 2015 ikut memengaruhi perkembangan musik dangdut di Malaysia pada era modern.[12] Keikutsertaan peserta-peserta Malaysia dalam ajang D'Academy Asia telah menarik bakat-bakat di Malaysia yang mencoba peruntungan menembus pasar Indonesia melalui jalur dangdut. Malaysia cukup sukses di gelaran D'Academy Asia. Pada musim pertama ajang dangdut tingkat Asia ini, Malaysia berhasil menghantarkan Shiha Zikir salah satu perwakilan Malaysia ke putaran final bersama Danang Pradana Dieva dan Lesti Andryani dari Indonesia.[13]
Popularitas dangdut di Malaysia
Dangdut telah lama mendapat tempat di hati peminat musik di Malaysia. Ajang-ajang penghargaan di musik bergengsi di Malaysia memberi ruang apresiasi bagi musisi dangdut dengan membuat kategori seperti Album Dangdut Terbaik dan Album Pop Etnik Terbaik pada ajang penghargaan Anugerah Industri Muzik dan penghargaan untuk Juara Lagu Kategori Etnik Kreatif di ajang Anugerah Juara Lagu. Album Dunia Cinta dan Bolehlah Boleh milik Mas Idayu berhasil memenangkan kategori Album Dangdut Terbaik pada Anugerah Industri Muzik tahun 1997 dan 1999.[14] Rekan satu label Mas Idayu, Amelina juga memenangkan penghargaan Album Pop Etnik Terbaik pada Anugerah Industri Muzik tahun 1995 melalui Album Asyik. Ani Mayuni juga meraih penghargaan Album Dangdut Terbaik pada Anugrah Industri Muzik tahun 1998 melalui sebuah album dangdut bertajuk Sedap.[15] Penyanyi-penyanyi dangdut Malaysia juga banyak menjadi nominasi di kategori lain pada ajang Anugerah Bintang Popular, Anugerah Juara Lagu, dan Anugerah Industri Muzik. Lagu dangdut juga ikut menyemarakkan acara Anugerah Planet Muzik tahun 2016 di Singapura. Saat itu Ayda Jebat membawakan single dangdut yang berjudul Pencuri Hati.[16]
Di Negara Bagian Kelantan musik dangdut sangat populer. Lagu-lagu dangdut di Kelantan biasanya dinyanyikan dalam bahasa Kelantan. Banyak lagu dangdut Indonesia dan Malaysia dinyanyikan ulang dengan versi bahasa Kelantan seperti lagu SMS, Perawan atau Janda, Goyang Dumang, Memori Berkasih, dan masih banyak lagi. Penyanyi dangdut asal negara bagian Kelantan antara lain adalah Waniey, Rosalinda, Man Khan, Eda Ezrin, dan Wady. Penyanyi dangdut asal Kelantan Waniey mengikuti ajang D'Academy Asia musim ketiga mewakili Malaysia.[17]
Peran Malaysia dalam perkembangan Dangdut
Indonesia dan Malaysia adalah dua negara di mana dangdut paling diterima secara luas. Peranan Malaysia dalam menyebarkan irama dangdut di kepulauan Nusantara dapat dilihat dari popularitas lagu dangdut Malaysia di negara-negara tetangganya. Lagu-lagu penyanyi dangdut Malaysia dikenal hingga Singapura, Brunei Darussalam, Indonesia, hingga Thailand. Kepopuleran lagu dangdut di Negara Bagian Kelantan tanpa disengaja telah menyebarkan irama dangdut ke Thailand Selatan di mana kedua wilayah ini berbatasan langsung.[18] Orang-orang Thailand Selatan, khususnya orang Melayu Pattani, yang memiliki keterikatan sejarah dan budaya yang kuat dengan Kesultanan Kelantan memudahkan budaya dangdut menyebrang ke wilayah Kerajaan Thailand.[19]
Geliat dangdut di Malaysia dimulai kembali saat "Ratu Dangdut Malaysia" Amelina menyatakan come back setelah vakum semenjak tahun 1999.[22] Amelina kembali dengan single dangdut berjudul Cinta Harus Seksi. Suksesnya ajang pencarian bakat D'Academy Asia yang membuka jalan penyanyi Malaysia untuk mengembangkan karier di Indonesia turut serta membangkitkan kembali irama dangdut di televisi dan radio di Malaysia. Lagu-lagu dangdut dengan aransemen yang lebih kekinian mulai bermunculan. Keberhasilan Shiha Zikir masuk putaran final D'Academy Asia dan menempati urutan ketiga dalam kompetisi tersebut telah mempengaruhi penyanyi-penyayi Malaysia untuk beralih ke genre dangdut.[13]
Penyanyi jebolan Akademi Fantasia musim ke-9 Ayda Jebat yang dulunya merupakan penyanyi pop pada tahun 2016 meluncurkan single dangdut berjudul Pencuri Hati. Lagu Pencuri Hati dibawakan oleh Ayda Jebat saat mengisi acara Anugerah Planet Muzik tahun 2016.[16] Penyanyi muda Malaysia Baby Shima turut meluncurkan single berjudul Makan Hati pada tahun 2017. Baby Shima adalah seorang penyanyi Malaysia di bawah naungan label rekaman asal Indonesia Nagaswara.[23]
Saluran televisi Malaysia Astro pada tahun 2016 membuat sebuah rancangan pencarian bakat bernama "Dangdut Star". Ajang ini dimenangkan oleh Fitri Hiswady yang pada tahun 2015 mengikuti D'Academy Asia musim pertama dan berhasil menempati urutan keempat pada kontes dangdut tingkat Asia tersebut. Juara kedua diraih oleh penyanyi dangdut era 1990-an Elda Susanti, di tempat ketiga diraih oleh Jiwa Firdaus, dan juara keempat keempat diduduki oleh Rojer Kajol.[24]
Partisipasi Malaysia di D'Academy Asia
Malaysia adalah salah satu dari empat negara pertama yang menyertai D'Academy Asia bersama dengan Indonesia, Singapura, dan Brunei Darussalam.[12] Catatan terbaik Malaysia terjadi pada musim pertama D'Academy Asia, saat itu Malaysia mampu menghantarkan perwakilannya melaju ke babak final dan menjadi satu-satunya wakil non-Indonesia di putaran akhir.[13] Selain kontestan, Malaysia juga mengirimkan perwakilan juri yaitu Pak Ngah dan Zul 2by2. Komentator asal Malaysia pada musim pertama adalah Mas Idayu, Amelina, dan sebagai komentator tamu Siti Nurhaliza. Pada musim kedua Mas Idayu kembali dipercaya duduk di kursi komentator bersama Ifa Raziah dan pada babak final musim kedua hadir komentator tamu asal Malaysia Siti Nurhaliza.[25] Pada panggung D'Academy Asia beberapa lagu dangdut Malaysia dibawakan dan hal ini sekaligus menjadi sebuah promosi lagu dangdut Malaysia kepada negara-negara lain peserta kompetisi.
^ abChinthaka Prageeth Meddegoda. Gisa Jähnichen;Hindustani Traces in Malay Ghazal: 'A song, so old and yet still famous'.Cambridge Scholar Publishing.2016
^Susetyo, Heru.The Journal of a Muslim Traveler. Sebuah Jurnal Perjalanan Melintasi Asia, Amerika, Eropa, dan Australia.Lingkar Pena Kreativa. Jakarta, 2009.
^Syukri, Ibrahim. History of the Malay Kingdom of Patani.Ohio University, 1985.