Yala (Bahasa Thailand ยะลา) adalah provinsi (changwat) Thailand yang terletak di bagian paling selatan negara tersebut. Wilayah-wilayah yang berdekatan (dari barat laut searah jarum jam) adalah Songkhla, Pattani dan Narathiwat. Yala berbatasan dengan Malaysia di bagian selatan.
Masyarakat Melayu setempat memanggil wilayah mereka, Jolor.
Pada mulanya, Yala, bersama dengan Narathiwat adalah sebagian dari kesultanan Melayu Pattani yang berada di bawah pengaruh kerajaan Siam Sukhothai dan Ayutthaya. Setelah Ayutthaya jatuh pada tahun 1767 Pattani menjadi merdeka tetapi kembali kepada Siam sewaktu pemerintahan Raja Rama I. Pada 1909, Siam menaklukkan Pattani akibat perjanjian mereka dengan Kekaisaran Britania. Narathiwat dan Yala diatur secara terpisah. Di Yala terdapat sebuah gerakan separatis Pattani yang kembali aktif pada 2004 setelah lama berdiam diri.
Demografi
Yala merupakan salah satu dari empat provinsi Thailand yang mempunyai mayoritas penduduk yang beragama Islam; lebih kurang 68,9% adalah Muslim. 66,1% penduduk Yala adalah bangsa Melayu.
Simbol
Lambang wilayah Yala memaparkan seorang penambang bijih timah dengan alat-alat pertukangannya seperti pengumpil, cangkul dan bakul. Yala pada asalnya merupakan sebuah kota yang giat dalam pertambangan bijih timah dan tungsten.
Yala terbagi atas 7 daerah administrasi (Amphoe) dan satu kawasan kecil (King Amphoe), dibagi lagi atas 56 daerah swapraja (tambon) dan 341 buah kampung (mubaan).
Amphoe
King Amphoe
Amphoe Mueang Yala/Jala atau Jolor
Betong/Betung
Bannang Sata/Benang Setar
Than To/Air Kedung
Yaha/Johar
Raman/Reman
Kabang/Kabae atau Kabe
Krong Pinang/Kampung Pinang
Kerusuhan
Sejak awal tahun 2004, beberapa insiden kerusuhan dan kericuhan telah melandai selatan Thailand, terutama sekali di Provinsi Yala, Narathiwat, dan Pattani. Kawasan-kawasan ini didiami oleh mayoritas penduduk Melayu Islam dan aktivis gerakan separatis telah aktif sejak tahun 1980-an. Penduduk-penduduk di sini tidak merasa senang dengan reaksi keras pemerintah pusat terhadap aktivitas gerakan separatis tersebut. Kebanyakan dari mereka juga tidak puas hati dengan beberapa polisi pemerintah pusat yang memperlakukan mereka berbeda dari etnis Thai.
Pada 26 Oktober 2004, 78 orang telah meninggal dunia akibat sesak napas setelah semuanya dimasukkan di dalam truk polisi akibat ditangkap di atas tuduhan kerusuhan di daerah tersebut dan sekelilingnya.
Pada 7 November 2004, Menteri Pertahanan Thailand telah megatakan bahawa lebih kurang 700 orang telah cedera atau tewas akibat kekacauan yang terjadi di selatan Thailand sejak Januari.