Saat ini, Kepala Desa Dalam Kaum adalah AGUS. Menurut tingkat perkembangan desa, Desa Dalam Kaum diklasifikasikan sebagai desa swasembada dengan tingkat perkembangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) kategori III.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, Desa Dalam Kaum merupakan desa dengan jumlah penduduk tebanyak ketiga di Kecamatan Sambas setelah Desa Kartiasa dan Desa Lumbang. Penduduk Desa Dalam Kaum sebanyak 3.619 jiwa (8,05% dari total penduduk Kecamatan Sambas) dengan rincian 1.761 laki-laki dan 1.858 perempuan.[2] Peningkatan jumlah penduduk desa terjadi sejak tahun 2014 dan terus berkembang hingga berjumlah 3.891 jiwa pada tahun 2019 yang terdiri dari 1.899 laki-laki dan 1.992 perempuan.[3]
Dua TK yang ada di Desa Dalam Kaum berstatus swasta. Salah satunya bernama TK PKK Dalam Kaum.
Sekolah Dasar
Ketiga SD yang ada di Desa Dalam Kaum berstatus negeri dengan jumlah guru sebanyak 38 orang dan jumlah murid sebanyak 510 orang. Dua dari tiga SD tersebut letaknya berdampingan, yaitu SDN 2 Dalam Kaum dan SDN 6 Dalam Kaum, sedangkan satu lainnya terletak di Dusun Sukaramai, yaitu SDN 29 Sukaramai.
Madrasah
Tiga madrasah yang ada di Desa Dalam Kaum berstatus swasta, yaitu Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) AT-TAQWA Sambas dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam dengan jumlah siswa Laki-laki 223 dan Perempuan 170 dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) PPMBI, Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PPMBI, dikelola oleh Pondok Pesantren Muhammad Basyuni Imran (PPMBI) yang terintegrasi di dalamnya. Mts PPMBI memiliki 17 guru dan 223 siswa, sedangkan MAS PPMBI memiliki 23 guru dan 152 siswa.
Di Desa Dalam Kaum terdapat 9 tempat ibadah, yaitu 2 masjid, 5 surau, 1 musholla, dan 1 vihara.[2] Salah satu masjidnya merupakan masjid tua peninggalan Kesultanan Sambas, yaitu Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafieuddin II atau umumnya disebut Masjid Jami' saja.[1]
Kebudayaan
Di Desa Dalam Kaum terdapat beberapa organisasi budaya,[1] diantaranya:
Gerattak Sabbo', jembatan besar yang menghubungkan Desa Dalam Kaum dengan Desa Tanjung Mekar; pernah mengalami kerusakan hebat ketika Sambas mengalami banjir besar pada tahu 1963.
Gerattak Asam, salah satu dari dua jembatan beton peninggalan zaman kolonial; menghubungkan Desa Dalam Kaum dengan Desa Lubuk Dagang dan Tanjung Bugis.
Kegiatan pariwisata di Dalam Kaum dibantu dengan adanya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muare Ulakkan.