Pterapogon kauderni (atau disebut juga Capungan banggai) adalah ikan capungan tropis kecil dalam familiApogonidae. Ikan ini adalah satu-satunya anggota dari genus Pterapogon. Ikan ini populer dalam perdagangan akuarium. Ikan ini merupakan salah satu ikan laut yang relatif sedikit dikembangbiakan di penangkaran secara teratur, tetapi penagkapan dengan jumlah signifikan di alam liar masih terus berlangsung dan sekarang menjadi spesies terancam.[1]
Distribusi
Spesies ini terbatas pada Kepulauan Banggai, Indonesia.[2] Spesies ini memiliki jangkauan geografis yang sangat terbatas (5.500 km2) dan total ukuran populasi kecil (diperkirakan 2,4 juta).[3] Ikan ini terdiri dari populasi terisolasi terpusat sekitar perairan dangkal 17 pulau besar dan 10 pulau kecil dalam Kepulauan Banggai. Sebuah populasi kecil juga terdapat di Sulawesi Tengah, dalam pelabuhan Luwuk. Satu populasi tambahan menjadi tetap di Selat Lembeh (Sulawesi Utara), 400 km sebelah utara dari daerah distribusi alami spesies, menyusul pengenalan oleh pedagang ikan hias pada tahun 2000.[3]
Ekologi
Ikan ini merupakan satu-satunya anggota familinya yang diurnal.[3] Ikan ini merupakan ikan demersal laut tropis yang membentuk kelompok stabil dari sekitar 9 individu di perairan dangkal, yang paling umum pada kedalaman 1,5 sampai 2,5 meter. Ikan ini tinggal di berbagai habitat dangkal, termasuk terumbu karang, padang lamun, dan daerah pasir terbuka dan puing-puing. Ikan ini paling umum tinggal pada habitat tenang yang dilindungi dari pulau-pulau yang lebih besar.[3] Ikan ini sering ditemukan berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides dan landak laut berduri panjangDiadema setosum.[2] Ikan ini terdapat di antara berbagai substrat bentik hidup seperti landak laut, anemon laut, dan karang bercabang, ikan muda paling sering berasosiasi dengan anemon laut, sedangkan remaja dan dewasa paling sering berasosiasi di antara landak laut berduri panjang dan karang bercabang, serta bintang laut, hidrozoa, dan akar bakau.[3] Dua hingga enam puluh individu melayang-layang di atas landak laut, dengan ikan yang lebih muda berjarak 2 hingga 3 cm SL, tetap dekat dengan mereka. Ikan mundur di antara duri ketika terancam.[2] Perilaku pulang terdefinisi pada individu dan kembali ke lokasi asli dari kelompoknya ketika terganggu.[3] Ikan ini sering berdampingan dengan berbagai anemon ikan dan anemon udang saat berlindung di anemon dan karang; ketika ditemukan di antara duri landak laut, terjadi asosiasi dengan beberapa genus ikan capungan lain. Setelah pengambilan ikan oleh kolektor akuarium, kelimpahan invertebrata terkait telah terbukti menurun.[3]
Ikan ini merupakan pengumpan oportunistik. Makanannya termasuk plankton, demersal, dan organisme bentik. Copepoda merupakan bagian terbesar dari makanan mereka.[3] Ikan ini berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi beberapa spesies Lepu (Pterois spp.), Kerapu musang (Epinephelus merra), Ikan buaya (Cymbacephalus beauforti), moray kepingan salju (Echidna nebulosa), Ikan batu (Synanceia horrida), dan erabu kuning (Laticauda colubrina).[3]