Menyusul berakhirnya pemerintahan Romawi di Britania Raya pada abad ke-5, invasi oleh Anglo-Saxon di Britania Raya bagian timur dan selatan dimulai. Budaya dan bahasa orang Briton terfragmentasi, dan sebagian besar wilayah kedudukan mereka akhirnya menjadi wilayah Anglo-Saxon, sementara di utara menjadi tempat invasi serupa oleh suku-suku berbahasa Gaelik yang datang dari Irlandia. Sejauh mana perubahan budaya ini disertai dengan perubahan populasi secara menyeluruh masih diperdebatkan. Pada periode ini, orang Briton bermigrasi ke Eropa daratan dan mendirikan koloni-koloni penting di Bretagne (sekarang menjadi bagian Prancis), Kepulauan Channel,[4] dan Britonia (sekarang menjadi bagian Galisia, Spanyol).[1] Pada abad ke-11, populasi berbahasa Britonik telah terpecah menjadi kelompok-kelompok berbeda: orang Wales di Wales, orang Kernowyon di Cornwall, orang Breton di Bretagne, orang Kumbria di Hen Ogledd ("Old North") di Skotlandia selatan dan Inggris utara, dan sisa-sisa orang Pikt di Skotlandia utara.[5] Bahasa Britonik Umum berkembang menjadi bahasa-bahasa Britonik berbeda: Wales, Kumbrik, Kernowek dan Breton.[1]
Kelompok suku
Britania Raya pada periode Keltik terdiri dari banyak wilayah-wilayah yang dikendalikan oleh suku-suku Britonik. Mereka dipercaya menghuni seluruh bagian Pulau Britania Raya, setidaknya di utara sejauh tanah gentingClyde–Forth. Wilayah di utara tanah genting sebagian besar dihuni orang Pikt; hanya sedikit bukti langsung bahasa Pikt yang masih tersisa, namun nama-nama tempat dan nama-nama tokoh Pikt yang tercatat dalam tawarikh Irlandia di kemudian hari menyarankan bahasa tersebut memang berkerabat dengan bahasa Britonik Umum.[6] Nama mereka dalam bahasa Goidelik (Gaelik), Cruithne, satu rumpun dengan Pritenī.
Berikut ini adalah daftar suku-suku Britonik utama, namanya dituliskan dalam bahasa Latin dan Britonik, beserta ibu-ibu kota mereka pada zaman Romawi.