Brawijaya

Brawijaya atau Prabu Brawijaya atau Batara Wijaya atau Bhra Wijaya adalah gelar yang dianggap melekat pada penguasa Majapahit yang merupakan paduan kata Bhra atau Batara dengan Wijaya yang memiliki arti Penguasa keturunan Wijaya yang identik dengan keturunan Raja Kertawijaya, raja Majapahit ke-7. Gelar ini sudah diketahui masyarakat jawa kuno sebelum para pujangga kraton mataram membuat naskah naskah dan babad mataram, gelar ini digunakan khususnya oleh Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi yang dianggap penguasa terakhir berdinasti Rajasa (keturunan Ken arok)yang bertahta di Ibukota kerajaan Majapahit di trowulan.

Sebagai gelar historis, gelar ini diragukan karena sampai saat ini tidak ada sumber dari masa Majapahit yang menyebutkan adanya gelar Brawijaya. Istilah "Brawijaya" sendiri baru muncul dalam karya-karya sastra berbentuk babad dan serat yang ditulis kemudian, seperti Babad Tanah Jawi, Serat Kandha, dan Serat Darmogandul[1]; serta sumber cerita rakyat. Sumber-sumber babad dan serat berisi keterangan yang berbeda-beda mengenai Brawijaya[1], begitu pula sumber cerita rakyat. Di samping itu, sumber arkeologis berupa prasasti yang dibuat pada masa akhir Majapahit menunjukkan penguasa terakhir Majapahit bergelar Girindrawarddhana dan berkuasa pada 1474-1498 M.[2]

Banyak situs di Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikaitkan dengan Brawijaya, dan dikeramatkan karena itu.

Sumber sastra

Meski tidak ditemukan di prasasti, gelar Brawijaya ada dalam berbagai karya sastra Jawa berbentuk babad dan serat. Penyebutannya yang umum dalam karya-karya sastra tersebut adalah Prabu Brawijaya, tanpa diikuti angka.

Dalam Babad Tanah Jawi terdapat cerita tentang keruntuhan Majapahit. Prabu Brawijaya disebutkan menyaksikan kedatangan tentara Demak yang dipimpin putranya untuk menyerang Majapahit. Karena itu, Brawijaya dan pengikutnya kemudian meninggalkan keraton.[3] Dalam Carita Purwaka Caruban Nagari, Raden Patah sebagai raja Demak dianggap sebagai putra dari Brawijaya. Dalam Serat Kandha, Brawijaya dan keluarganya mengungsi ke Senggaruh saat Demak menyerang. Mereka kemudian mengungsi ke Bali dan tetap menolak masuk Islam.[3] Dalam Serat Darmogandul, Brawijaya dan pengikutnya diceritakan pergi mengungsi, namun ditemukan oleh Sunan Kalijaga saat di Blambangan dan diislamkan di sana.[3] Dalam Serat Centhini, Majapahit diceritakan sebagai kerajaan besar saat di bawah pemerintahan Brawijaya V. Dalam Jilid III-nya, disebutkan sekitar 101 nama yang dianggap keturunan Brawijaya, seperti Bathara Katong yang merupakan julukan Jaka Pitutur alias Raden Arakkali yang menjabat Adipati Ponorogo.[4]

Catatan Mangkudimeja

Mangkudimeja dalam Wewahaning Serat Pararaton[a] (Tambahan Serat Pararaton) karyanya mencatat memang cerita-cerita tentang penguasa Majapahit dalam berbagai serat tidak sama satu dengan lainnya. Sebuah serat dari Surakarta, yang ia katakan berasal dari istri Hamengkubuwana VI di Yogyakarta, berisi daftar penguasa Majapahit. Dari tujuh penguasa yang disebutkan, hanya penguasa ke-3 hingga ke-7 yang bergelar Brawijaya. Dalam Serat Momana disebutkan 6 penguasa Majapahit, semuanya bergelar Brawijaya, kecuali penguasa ke-4. Sebuah serat yang ia katakan diterbitkan oleh Raffles dan berasal dari Sumenep menyebutkan 7 penguasa Majapahit dan hanya penguasa pertama dan ketujuh yang bergelar Brawijaya. Serat Pararaton sendiri tidak menyebutkan gelar Brawijaya.[5]

Berikut ini daftar penguasa Majapahit dalam catatan Mangundireja tersebut.

Penguasa Majapahit menurut serat dari Surakarta
  1. Radèn Bratana
  2. Radèn Brakumara
  3. Radèn Adaningkung atau Arya Adiwijaya (Brawijaya I)
  4. Radèn Hayamwuruk atau Arya Partawijaya (Brawijaya II)
  5. Radèn Arya Martawijaya atau Lembu Amisani (Brawijaya III)
  6. Radèn Siwaya atau Radèn Bratanjung (Brawijaya IV)
  7. Radèn Alit atau Angkawijaya (Brawijaya V)
Penguasa Majapahit menurut Serat Momana
  1. Prabu Sesuruh (Brawijaya I, 1301-1310)
  2. Radèn Brakusuma (Brawijaya II, 1310-1325)
  3. Radèn Udaningkung atau Angkawijaya (Brawijaya III, 1325-1329)
  4. Ratu Ayu Kencanawungu (1329-?)
  5. Radèn Damarwulan (Brawijaya IV, 1337)
  6. Lembu Amisani (Brawijaya V, 1337-1341)
Penguasa Majapahit menurut serat dari Sumenep
  1. Jaka Sesuruh (Brawijaya, 1158)
  2. Prabu Anom
  3. Udaningkung
  4. Prabu Kencana
  5. Lembu Amisani
  6. Bramatunggung
  7. Radèn Alit (Brawijaya)
Penguasa Majapahit menurut Serat Pararaton
  1. Radèn Wijaya atau Prabu Kertarajasa Jayawardhana (1216-1217)
  2. Kalagemet atau Prabu Jayanagara (1217-1250)
  3. Bhre Kahuripan II atau Prabu Putri I atau Jaya Wisnuwardhani (1250-?)
  4. Hayamwuruk atau Prabu Rajasanagara atau Sang Hyang Wekasing Suka atau Janèswara (?-1311)
  5. Hyang Wisésa atau Prabu Ajiwikrama (1311-1322)
  6. Dèwi Suhita atau Prabu Putri II (1322-1351)
  7. Tanpa penguasa (1351-1359)
  8. Bhre Daha IV atau Prabu Putri III (1359-1369)
  9. Bhre Tumapèl IV atau Prabu Kertawijaya (?) (1369-1373)
  10. Bhre Pamotan II atau Prabu Rajasawardhana (1373 - 1375)
  11. Tanpa penguasa (1375-1378)
  12. Bhre Wengker III atau Prabu Hyang Purwawisésa (1378-1388)
  13. Bhre Pandansalas III (1388-1390 (?)
Penguasa Majapahit yang memakai nama "Vijaya" atau "Wijaya"
  1. Dyah Wijaya
  2. Dyah Kertawijaya (Wijaya Parakrama Wardhana)
  3. Dyah Wijayakumara (Rajasawardhana)
  4. Dyah Samarawijaya (putra Rajasawardhana)
  5. Dyah Wijayakusuma (putra Rajasawardhana)
  6. Dyah Wijayakarana (putra Suraprabhawa)
  7. Dyah Wijayakusuma (putra Rajasawardhana)
  8. Dyah Ranawijaya (putra Suraprabhawa)

Sumber cerita rakyat

Selain karya sastra, sumber lain yang menyebutkan keberadaan Brawijaya dari Majapahit adalah cerita rakyat. Sama seperti dalam karya-karya sastra, penyebutannya yang umum dalam cerita-cerita rakyat adalah Prabu Brawijaya, tanpa diikuti angka.

Di Kabupaten Gunungkidul, cerita rakyat tentang orang-orang Majapahit yang melarikan diri ke wilayah Gunungkidul terdapat di beberapa daerah. Di Dusun Betoro Kidul, Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, masyarakat setempat meyakini adanya tokoh bernama Bathara Katong yang pernah tinggal di sana. Menurut sesepuh setempat, nama asli dari Bathara Katong adalah Jaka Umbaran yang berasal dari Majapahit dan merupakan keturunan Brawijaya.[6] Di Kecamatan Panggang malah terdapat cerita tentang Brawijaya sendiri. Dalam cerita tersebut, Brawijaya bersembunyi di Pantai Ngobaran untuk menghindari kejaran tentara Demak dan kemudian melakukan pati obong untuk meninggalkan jejak. Setelah itu, Brawijaya berpindah ke Gua Langse dan moksa di sana.[7] Cerita lain menyebutkan Brawijaya alias Bondansurati melakukan pati obong di sebuah hutan di wilayah Gunungkidul.[8]

Kisah orang-orang Majapahit yang melarikan diri juga terdapat di Dusun Dukuhan, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman. Dalam cerita rakyat setempat, seorang abdi dalem Majapahit bernama Ki Ageng Tunggul Wulung ditugasi oleh Brawijaya menyelamatkan pusaka kerajaan karena Majapahit akan hancur diserang Demak dan menyerahkannya kepada seorang kesatria. Ki Agung Tunggul Wulung dan rombongan sampai dan menetap wilayah yang sekarang bernama Dukuhan. Pusaka kerajaan berupa tombak Tunggul Wasesa, keris Pulung Geni, dan bendera Kiai Tunggul Wulung akhirnya diberikan kepada Danang Sutawijaya, kesatria yang mendirikan Kerajaan Mataram Islam. Orang-orang Majapahit yang tersisa di Dukuhan kemudian moksa. Lokasi yang diyakini tempat moksa mereka masih dirawat warga setempat.[9]

Di Kabupaten Bantul, Brawijaya diceritakan menyamar menjadi wong cilik bernama Ki Dipanala untuk mencari burung perkututnya bernama Jaka Mangu yang lepas. Ki Wangsayuda menemukan perkutut tersebut dan merawatnya bersama perkutut-perkututnya yang lain. Ki Dipanala akhirnya berjumpa dengan Ki Wangsayuda dan memberitahunya bahwa ia sedang mencari perkututnya. Ki Dipanala mengenali salah satu perkutut yang dirawat Ki Wangsayuda adalah Jaka Mangu. Akhirnya, Ki Wangsayuda menyerahkan Jaka Mangu kepada pemiliknya. Oleh Brawijaya, Ki Wangsayuda diberi hadiah atas jasanya merawat Jaka Mangu. Hadiah tersebut membuatnya menjadi orang terpandang sehingga dijuluki Ki Ageng Paker. Wilayah tempatnya tinggal kemudian dikenal sebagai Dusun Paker yang terletak di Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro.[10]

Di Ngawi, tepatnya di Desa Babadan, Kecamatan Paron, terdapat cerita rakyat tentang Brawijaya V yang menyinggahi hutan di daerah tersebut dalam pelariannya menuju Gunung Lawu karena dikejar oleh pasukan Demak yang telah menghancurkan Majapahit. Di hutan tersebut, ia dianggap meninggalkan jejak berupa gundukan tanah, yang saat ini dianggap petilasannya. Gundukan tersebut ditemukan pada 1963 oleh kepala desa Babadan dan saat ini dikenal sebagai Punden Syeh Dumbo. Masyarakat setempat percaya, di petilasan tersebut Brawijaya V meletakkan baju kebesaran dan mahkotanya, dan beristirahat. Brawijaya V juga dipercaya sempat menyucikan diri di Sungai Tempuk yang terletak tidak jauh dari petilasan tersebut.[11] Kini daerah sekitar punden tersebut dikenal sebagai kompleks Palereman Alas Ketonggo Srigati.

Di Gunung Lawu, Brawijaya V dipercaya moksa. Dalam cerita rakyat setempat, Gunung Lawu dipercaya sebagai tempat persembunyian Brawijaya V dari kejaran pasukan Demak sebelum akhirnya moksa. Di sana, ia didampingi oleh pengikutnya: Sabdo Palon, Dipa Menggala, dan Wangsa Menggala. Brawijaya V dipercaya menitahkan kepada Dipa Manggala menjadi Sunan Lawu yang bertugas menjaga Gunung Lawu dan Wangsa Menggala menjadi Kyai Jalak yang bertugas sebagai patih Sunan Lawu, sementara Sabdo Palon pergi meninggalkan Brawijaya V dan moksa. Kini, tempat moksa Sabdo Palon terkenal sebagai Puncak Hargo Dumilah, dan tempat moksa Brawijaya V terkenal sebagai Puncak Hargo Dalem.[12]

Situs

Banyak situs di Jawa, khususnya Jawa Tengah, Ngawi dan Jawa Timur yang dikaitkan dengan Brawijaya, Beberapa di antaranya bahkan terdapat petilasan, dan dikeramatkan karena itu. Berikut ini daftar situs yang dimaksud.

Situs Petilasan Keterangan Lokasi
Gua Langse - Dipercaya sebagai pamoksan (tempat moksa) Brawijaya V. Dusun Gabuk, Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul
Gunung Genthong Tumpukan batu & gentong Gadhéan (berbentuk tumpukan batu) dipercaya sebagai tempat Brawijaya V bersemedi atau singgah saat pelarian meninggalkan keraton Majapahit. Gentong di kompleks Gunung Gentong dipercaya dilemparkan oleh Raden Patah. Dusun Manggung, Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul
Makam Brawijaya Pamungkas Makam Dipercaya sebagai makam Brawijaya terakhir yang telah mendalami Islam didampingi Sunan Kalijaga di Gunung Lawu. Gedongombo, Semanding, Tuban
Makam Keramat Mronjo Makam Dipercaya sebagai makam Brawijaya. Dusun Kebonrejo, Mronjo, Selopuro, Blitar
Makam Panjang Trowulan Makam Dipercaya sebagai makam Brawijaya V yang telah memeluk Islam setelah diislamkan Sunan Kalijaga. Dusun Unggahan, Trowulan, Trowulan, Mojokerto
Palereman Alas Ketonggo Jati Punden Dipercaya sebagai tempat Brawijaya V meletakkan baju kebesaran dan mahkotanya, dan beristirahat. Saat ini lokasi tersebut dikenal sebagai Punden Syeh Dumbo. Dusun Brendil, Babadan, Paron
Pamoksan Brawijaya Batu berukir Dipercaya sebagai persinggahan terakhir Brawijaya V sebelum moksa di puncak Gunung Lawu. Oleh kalangan awam, batu berukir di lokasi sering disebut sebagai prasasti, meski tidak terdapat tulisan pada permukaannya. Saat ini lokasi tersebut telah dikembangkan menjadi destinasi wisata. Dusun Babar, Anggrasmanis, Jenawi, Karanganyar
Pantai Ngobaran - Dipercaya sebagai pamoksan (tempat moksa) Brawijaya V. Sebuah bangunan (kadang disebut sebagai pura) dibangun di sekitar pantai sebagai penanda lokasi moksa. Dusun Gebang, Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul
Pesanggrahan Brawijaya V Punden Dipercaya sebagai lokasi pesanggrahan Brawijaya V saat pelarian meninggalkan keraton Majapahit. Lokasinya kini dikenal sebagai Punden Sambi Galuh. Dusun Majapahit, Sambungmacan, Sambungmacan, Sragen
Petilasan Brawijaya Batur Tumpukan batu & pohon beringin Dipercaya sebagai lokasi Brawijaya V memotong ari-ari bayinya dengan bambu dan menanamnya. Bambu yang digunakan dipercaya tumbuh menjadi pohon beringin di sekitar timpukan batu. Dusun Batur, Putat, Patuk, Gunungkidul
Pertabatan Brawijaya V Tumpukan batu Dipercaya sebagai lokasi tapa brata (pertapabrataan atau pertabatan) Brawijaya V dalam pelariannya meninggalkan Majapahit menuju Pajajaran Suratrunan, Alian, Kebumen
Pertapaan Bancolono Sendang Dipercaya sebagai lokasi Brawijaya V dan pengikutnya mandi atau bersuci saat pelarian meninggalkan keraton Majapahit. Dusun Tlogodringo, Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar
Puncak Hargo Dalem - Dipercaya sebagai pamoksan (tempat moksa) Brawijaya V. Sebuah bangunan (kadang disebut sebagai makam) dibangun di sekitar puncak sebagai penanda lokasi moksa. Dusun Cemorosewu, Ngancar, Plaosan, Magetan
Petilasan Brawijaya V Gundukan tanah Dipercaya sebagai tempat bersemedi Brawijaya V yang kemudian memperoleh wahyu mendirikan Candi Sukuh dan Candi Cetho. Lokasi sekitarnya saat ini menjadi kompleks pemakaman umum Onggojoyo. Dusun Sintru, Doplang, Karangpandan, Karanganyar

Keterangan

  1. ^ Dalam Bebuka (Kata Pengantar) buku Wewahaning Serat Pararaton disebutkan bahwa buku tersebut berisi pembahasan berbagai cerita babad, seperti tulisan J.L.A. Brandes, Cohen-Stuart, dan G.P. Rouffaer. Bagi Mangundimeja, buku tersebut diharapkan menjadi bacaan pengantar bagi orang yang ingin membahas Serat Pararaton. Wewahaning Serat Pararaton merupakan Jilid ke-3 dari bundel buku Serat Pararaton karya Manungdimeja.

Referensi

  1. ^ a b Djafar (1978), hlm. 96-97.
  2. ^ Djafar (1978), hlm. 111.
  3. ^ a b c Djafar (1978), hlm. 95.
  4. ^ Putranto (2003), hlm. 231.
  5. ^ Mangkudimeja (1913), hlm. 24-28.
  6. ^ Putranto (2003), hlm. 228.
  7. ^ Anonim (1997/1998).
  8. ^ Soehardji (2002), hlm. 6-7.
  9. ^ Prabowo (2004), hlm. 121-129.
  10. ^ Prabowo (2004), hlm. 179-183.
  11. ^ Andriani (2008).
  12. ^ Pratiwi (2017).

Daftar pustaka

Read other articles:

У этого топонима есть и другие значения, см. Петропавловский район. муниципальный районПетропавловский район Флаг Герб 50°05′49″ с. ш. 40°52′40″ в. д.HGЯO Страна  Россия Входит в Воронежскую область Включает 11 муниципальных образований Адм. центр село Петропа…

此條目可参照英語維基百科相應條目来扩充。 (2021年5月6日)若您熟悉来源语言和主题,请协助参考外语维基百科扩充条目。请勿直接提交机械翻译,也不要翻译不可靠、低品质内容。依版权协议,译文需在编辑摘要注明来源,或于讨论页顶部标记{{Translated page}}标签。 约翰斯顿环礁Kalama Atoll 美國本土外小島嶼 Johnston Atoll 旗幟颂歌:《星條旗》The Star-Spangled Banner約翰斯頓環礁地…

2016年美國總統選舉 ← 2012 2016年11月8日 2020 → 538個選舉人團席位獲勝需270票民意調查投票率55.7%[1][2] ▲ 0.8 %   获提名人 唐納·川普 希拉莉·克林頓 政党 共和黨 民主党 家鄉州 紐約州 紐約州 竞选搭档 迈克·彭斯 蒂姆·凱恩 选举人票 304[3][4][註 1] 227[5] 胜出州/省 30 + 緬-2 20 + DC 民選得票 62,984,828[6] 65,853,514[6] 得…

Astronomical observatory in Gyeongju, South Korea For other uses, see Kaesong Chomsongdae. 35°50′05.0″N 129°13′08.4″E / 35.834722°N 129.219000°E / 35.834722; 129.219000 CheomseongdaeKorean nameHangul첨성대Hanja瞻星臺Revised RomanizationCheomseongdaeMcCune–ReischauerCh'ŏmsŏngdae Cheomseongdae (Korean: 첨성대; Hanja: 瞻星臺; lit. star-gazing tower) is an astronomical observatory in Gyeongju, South Korea. Cheomseongd…

British counter-intelligence against the Indian revolutionary movement during World War I began from its initial roots in the late-19th century and ultimately came to span in extent from Asia through Europe to the West Coast of the United States and Canada. It was effective in thwarting a number of attempts for insurrection in British India during World War I and ultimately in controlling the Indian revolutionary movement both at home and abroad. Background Main articles: Indian Political Intell…

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Central nervous system viral disease – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2017) (Learn how and when to remove this message)Medical conditionCentral nervous system viral diseaseSpecialtyNeurology/infectious disease The central nervous system (CNS) con…

Abies fabri Status konservasi Rentan  (IUCN 3.1)[1] Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Pinophyta Kelas: Pinopsida Ordo: Pinales Famili: Pinaceae Genus: Abies Spesies: A. fabri Nama binomial Abies fabri(Mast.) Craib Sinonim Keteleeria fabri Mast. (basionym)Abies delavayi var. fabri (Mast.) D.R.Hunt Abies fabri (Cemara perak kain) adalah spesies konifer dalam keluarga Pinaceae. Pohon ini merupakan tumbuhan endemik dari Sichuan di bagian barat Tiongkok, tepatnya di gunun…

伊斯兰合作组织Organisation of Islamic Cooperation(英語)Organisation de la Coopération Islamique(法語)منظمة التعاون الإسلامي(阿拉伯語) 旗帜格言:To safeguard the interests and ensure the progress and well-being of Muslims  成员国  观察国  暂停会籍行政总部 沙地阿拉伯吉达 官方语言阿拉伯语英语法语类型宗教成员国57个在籍成员国(英语:Member states of the Organisation of …

Pada nama Vietnam ini, nama keluarga-nya adalah Nguyễn. Menurut kebiasaan Vietnam, tokoh ini dipanggil dengan nama pemberian-nya Thiệu. Nguyễn Văn Thiệu Presiden Republik Vietnam ke-2Masa jabatan3 September 1967 – 21 April 1975Perdana MenteriNguyễn Cao KỳNguyễn Văn LộcTrần Văn HươngTrần Thiện KhiêmNguyễn Bá CẩnWakil PresidenNguyễn Cao Kỳ (1967–1971) Trần Văn Hương (1971-1975)PendahuluDia sendiri(sebagai Ketua Komite Kepemimpinan Nasional)Pen…

Revolver Kerr's Patent Revolver TypeRevolverPlace of originUnited KingdomService historyUsed byConfederate States of America, United Kingdom, Canada, AustraliaWarsNew Zealand wars, American Civil War, Australian frontier wars, Fenian raids, Red River Rebellion, Boshin WarProduction historyDesignerJames KerrDesigned1855ManufacturerLondon Armoury CompanyUnit cost$18.00Produced1859–1866SpecificationsLength12.25 in (311 mm)Barrel length5 in (130 mm)Cali…

German politician (born 1984) Niema MovassatMovassat in 2014Member of the German Bundestag from North Rhine-WestphaliaIn office2009–2021 Personal detailsBorn (1984-08-22) 22 August 1984 (age 39)Wuppertal, West Germany(now Germany)Political partyThe Left Niema Movassat (born 22 August 1984) is a German politician from The Left. He served as a member of the Bundestag from the state of North Rhine-Westphalia from 2009 to 2021.[1] Life Movassat was born in Wuppertal, North Rhine-Westp…

Mesin BMW N63PembuatBMW, Bayerische Motoren Werke AGProduksi2008-PendahuluBMW N62Konfigurasi90° V8 BMW N63 adalah mesin piston konfigurasi V8 dengan twin turbo DOHC yang diproduksi mulai tahun 2008 sampai sekarang. Mesin ini menggantikan N62. Pertama kali diluncurkan pada BMW X6 xDrive50i keluaran 2008,[1] dan kemudian F01 BMW 750i.[2] Lokasi intake dan exhaust manifold berkebalikan, tidak seperti mesin V8 biasa. Versi BMW Motorsport dari mesin ini, dinamai S63, pertama muncul p…

Early microprocessor COSMACRCA CDP 1802General informationLaunched1974Physical specificationsPackage40 pin DIP ,44 pin PLCCHistorySuccessorCDP1804, CDP1805, CDP1806 RCA CDP1802 die shot The COSMAC (Complementary Symmetry Monolithic Array Computer) is an 8-bit microprocessor family introduced by RCA. It is historically notable as the first CMOS microprocessor.[1] The first production model was the two-chip CDP1801R and CDP1801U, which were later combined into the single-chip CDP1802.[…

Randolph Barnes MarcyRandolph B. MarcyBorn(1812-04-09)April 9, 1812Greenwich, MassachusettsDiedNovember 22, 1887(1887-11-22) (aged 75)West Orange, New JerseyPlace of burialRiverview CemeteryTrenton, New JerseyAllegianceUnited States of AmericaUnionService/branchUnited States ArmyUnion ArmyYears of service1832–1881Rank Brigadier General Brevet Major GeneralUnit5th U.S. InfantryCommands heldInspector General of the U.S. ArmyBattles/warsBlack Hawk WarMexican–American WarUtah WarAm…

German-American jurist Gustav KoernerKoerner's portrait at the Illinois Supreme Court.12th Lieutenant Governor of IllinoisIn office10 January 1853 – 12 January 1857GovernorJoel Aldrich MattesonPreceded byWilliam McMurtrySucceeded byJohn WoodUnited States Minister to SpainIn office14 June 1862 – 20 July 1864PresidentAbraham LincolnPreceded byCarl SchurzSucceeded byJohn P. HaleMember of the Illinois House of RepresentativesIn office1842 Personal detailsBornGustav Philipp …

Figure in the mythology of the Nation of Islam For the prophet of Islam, see Jacob in Islam.For other people with the same name, see Yakub. Depiction of Yakub from Malachi Z. York's Holy Tablets, 1993 Part of a series on theNation of Islam Influencers Satokata Takahashi Noble Drew Ali Leaders Wallace Fard Muhammad Elijah Muhammad Malcolm X Warith Deen Mohammed Louis Farrakhan Tynnetta Muhammad Ishmael Muhammad Ava Muhammad David Muhammad James 3X Khalid Muhammad Beliefs and theology Saviours' Da…

Carlos Antonio Carrillo. The Carrillo family is a prominent Californio family of Southern California.[1][2] Members of the family held extensive rancho grants and numerous important political positions, including Governor of Alta California, Mayor of Los Angeles, Mayor of Santa Barbara, Mayor of Santa Monica, and a signer of the Californian Constitution.[3] Notable members Juan José Carrillo. José Raimundo Carrillo The family was founded by Juan Jose Carrillo who in 171…

Territorial conflict in South Asia This article may be too long to read and navigate comfortably. When this tag was added, its readable prose size was 18,000 words. Consider splitting content into sub-articles, condensing it, or adding subheadings. Please discuss this issue on the article's talk page. (November 2023) India claims the entire erstwhile British Indian princely state of Jammu and Kashmir based on an instrument of accession signed in 1947. Pakistan claims most of the region based on …

The Potosi in her maiden voyage on July 26, 1895. History German Empire NamePotosi NamesakeCity of Potosí in Bolivia OwnerF. Laeisz Shipping Company RouteHamburg-Chile Ordered1894 Builder Joh. C. Tecklenborg Ship Yard, Geestemünde Naval architect: Dr. Georg Wilhelm Claussen CostM 695,000.00 Yard number133 Laid downNovember, 1894 LaunchedJune 8, 1895 ChristenedJune 8, 1895 Completed1965 CommissionedJuly 26, 1895 Maiden voyageJuly 26, 1895 to Iquique, Chile Out of service1914–1920 (WWI) Rename…

Bendera Gubernur Trinidad (1875–1889). Daftar gubernur Trinidad. Gubernur dari Spanyol (1506 - 1797) Diego Colón - 1506 - 1526 Rodrigo de Bastidas - 1520 Don Antonio Sedeño - 12 Juli, 1530 - 1538 Don Juan Ponce de León II 1571 - 1591 Antonio de Berrío 1580 - 1597 Fernando de Berrío 1597 - 1612 Don Diego Palomeque de Acuña 1615 - 1618 Fernando de Berrío 1619 - 1622 Don Luis de Monsalves 1624 - 1631 Cristóval de Aranda 1631 - 1636 Diego López de Escobar 1636 - 1641 Don Martín de Mendoz…