Binuang Kampuang Dalam adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Kelurahan ini mencakup daerah binuang,kampung dalam,parna indah,Dan Parunas. Islam adalah agama mayoritas yang mencapai (100%) dari total populasi. Suku jambak mayoritas didaerah parna indah,Suku caniago juga banyak di parna indah,Suku Koto mayoritas di binuang dan kampung dalam. Sementara adari sebagian kecil suku tanjung,melayu,dan Jawa.
Asal-usul
Binuang
Di dalam kamus bahasa Minangkabau binuang diartikan menjadi 2 buah arti yaitu pertama binuang adalah pohon yang kayunya lunak dan ringan. Sedangkan arti yang kedua adalah sebutan bagi kerbau yang hitam dan besar dalam cerita kaba Cindua Mato. Namun demikian binuang dalam cerita asal-usul nama tempat (daerah) ini adalah pohon yang berukuran besar. Daerah ini dulunya menurut cerita adalah daerah jajahan waktu pergolakan dengan Belanda dan di sana ada balai pertemuan bagi kaum pribumi untuk berunding membicarakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Kemudian di dekat balai pertemuan itu terdapat satu pohon yang sangat besar melebihi besar ukuran dari pohon beringin yang bernama pohon binuang. Jadi, penamaan daerah Binuang ini termasuk ke dalam motif tumbuhan.[2]
Kampuang Dalam
Kampuang dalam dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Kampung Dalam. Berdasarkan ceritanya, dulu daerah ini merupakan daerah yang sunyi dan sangat sulit untuk ditempuh. Banyak orang-orang yang tidak mengetahui akses jalan ke sana apalagi Belanda. Oleh karena itu, daerah Kampuang Dalam ini dapat dimasukkan ke dalam motif geografis karena letak/posisi daerahnya terpelosok jauh ke dalam dari daerah yang lain.[2]
Kampung Pariuk
Kampuang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan yaitu kampung, dan pariuk adalah salah satu nama benda yang merupakan peralatan rumah tangga yaitu panci. Menurut ceritanya daerah ini sangat sering didatangi oleh kolonial Belanda dengan maksud untuk mengganggu masyarakat yang tinggal di sana. Karena masyarakat merasa tertindas dan mencoba melawan Belanda dengan pariuk (panci) yang dijadikan senjata untuk melawan Belanda tersebut. Dari cerita di atas nama tempat (daerah) Kampuang Pariuk ini termasuk ke dalam motif geografis dan nama benda yang terlihat dari cerita tersebut yaitu letak/posisinya di kampung dan pariuk merupakan benda untuk dijadikan senjata.[2]
Parna indah
Dahulu bernama parak naud,Asal usul nama parna indah berasal dari kata parna (parak naud) dan indah,Kemungkinan dahulu karena daerah ini hanyalah rawa-rawa dan semak membuat masyarakat sekitar menamkannya perak naud dan dirasa nama tersebut telah kuno,maka saat ini daerah tersebut berganti nama menjadi parna indah. Ada 3 mushalla di daerah ini, dengan memiliki jumlah penduduk sekitar 200-500 orang. Daerah-daerah yang termasuk parna indah adalah, bandes,ateh, bawah,baruh,dan parunas. Luas totali kawasan ini sekitar 0,8Km2
Referensi