Dahulu, Kecamatan Benowo merupakan salah satu wilayah "tertinggal" di Kota Surabaya, ini dikarenakan akses jalan yang kurang memadai dan lokasinya lumayan cukup jauh dari pusat kota. Semenjak dibangunnya sarana infrastruktur pelebaran jalan berupa box culvert di sisi jalan utama dan adanya pembangunan perumahan baru serta pergerakan penduduk yang berpindah dari berbagai luar wilayah dan menetap di wilayah barat Surabaya, maka perlahan-lahan Benowo mulai memiliki potensi yang dapat digali dan semakin berkembang.
Etimologi
Asal-usul penamaan Kecamatan Benowo sendiri berasal dari nama Pangeran Benowo yang merupakan putra semata wayang dari Sultan Hadi Wijaya atau yang lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir. Jaka Tingkir sendiri adalah raja pertama dari Kerajaan Pajang.[3]
Ini juga ditandai terdapat adanya petilasan Pangeran Benowo yang terletak persis di belakang Rumah Sakit Islam Darus Syifa' di Jalan Raya Benowo yang lokasinya justru berada di wilayah Kecamatan Pakal.
Geografi
Batas wilayah
Kecamatan Benowo berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu:
Mengingat adanya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumlah kendaraan dari/ke/melalui Kecamatan Benowo, maka dibangunlah proyek Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) yang di mana proses pembangunannya saat ini sedang berlangsung.
Dengan pembangunan akses Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB), maka diharapkan dapat mengurai kemacetan jalan raya di Kecamatan Benowo dan persebaran masyarakat makin merata, serta dapat memancing investor di wilayah tersebut agar tidak semakin tertinggal.[4]
Transportasi
Sarana perhubungan yang ada di Kecamatan Benowo yaitu Terminal Osowilangun yang melayani angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP). Kecamatan Benowo juga dilintasi Jalan Tol Surabaya-Gresik yang menghubungkan Surabaya dengan Gresik dan wilayah pantai utara Pulau Jawa.
Pada masa pemerintahan Wali Kota Tri Rismaharini, beliau menggencarkan untuk menutup kawasan lokalisasi Klakah Rejo dan Sememi demi mengubah tempat tersebut sebagai menjadi kawasan yang memiliki potensi positif pada tahun 2013. Namun, penutupan lokalisasi tersebut tidak bisa berjalan mulus karena sempat terjadi penolakan dari warga sekitar karena mereka takut akan kehilangan pendapatan untuk bertahan hidup.
Alasan penutupan lokalisasi di wilayah tersebut yang dicanangkan oleh Tri Rismaharini adalah ingin mengajak warganya untuk mencari rezeki halal tanpa harus menjual tubuhnya di tempat lokalisasi. Untuk itu, dia berusaha mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan dengan memberdayakannya sesuai skill mereka masing-masing.
Sebagai penunjang, Tri Rismaharini mengadakan pelatihan-pelatihan yang kelak bermanfaat dan juga memberi bantuan modal hingga mantan penghuni lokalisasi bisa mandiri secara ekonomi.
Alasan yang ketiga, menyangkut masalah pendidikan moral anak-anak hingga usia remaja yang berada di sekitar lokalisasi. Mau tidak mau, geliat prostitusi akan berdampak pada psikologis anak-anak di sekitar lokalisasi. Dalam setiap kesempatan menyangkut masalah penutupan lokalisasi, Risma selalu mengungkapkan, dia pernah menemui PSK yang sudah berumur, tapi yang menjadi langganannya adalah anak-anak sekolah.
Walaupun penutupan lokalisasi sempat berjalan alot, hasilnya kawasan Kampung Klakah Rejo dan Sememi kini menjadi "Kampung Seni" dan kampung ramah terhadap anak serta terdapat sentra kerajinan pembuatan tempe.
Potensi
Wilayah Tambak Osowilangon yang secara administratif masuk Kecamatan Benowo juga menjadi pusat kawasan kompleks pergudangan dari beberapa banyak perusahaan ternama semisal salah satunya ada Pergudangan Bumi Maspion milik PT Maspion. Selain itu, juga terdapat beberapa perusahaan peti kemas yang melayani jasa logistik dan terintegrasi dengan Terminal Teluk Lamong.
Di wilayah Kelurahan Romokalisari, juga terdapat Kompleks Sentra Ikan dan menjadi tempat budidaya kepiting soka serta eco-wisata. Maka dengan ini, secara tidak langsung dapat mendongkrak perekonomian masyarakat di wilayah pesisir Romokalisari, Benowo.[5]
Wilayah Kendung, Kelurahan Sememi yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Benowo juga terdapat kampung berbasis eco-wisata yaitu "Kampung Semanggi", yang dimana kampung tersebut merupakan tempat sentra budidaya daun semanggi yang selanjutnya diolah menjadi makanan khas Surabaya menjadi makanan semanggi, pada khususnya wilayah Kecamatan Benowo.
Kuliner
]
Semanggi merupakan kuliner khas kecamatan Benowo. Karena disinilah masih banyak terdapat tempat budidaya daun semanggi salah satunya "Kampung Semanggi" dan banyak dijumpai pedagang asongan serta pedagang kaki lima yang menjualnya pada pagi hingga siang hari.
Semanggi biasanya disajikan dengan daun pisang atau pincuk yang disirami dengan olahan bumbu dari ubi rebus dengan gula merah dan dilengkapi tambahan kerupuk gendar sebagai pelengkap.
Semanggi juga menjadi salah satu kuliner primadona dan terkenal di Surabaya.