Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia

Barisan Islam Pan-Malaysia
Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia
Nama dalam bahasa InggrisPan-Malaysian Islamic Front
Nama dalam bahasa MelayuBarisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia (BERJASA)
باريسن جماعه اسلاميه سمليسيا
SingkatanBERJASA / برجاسا
Ketua umumProf Dato' Dr Badhrulhisham Abdul Aziz
Dibentuk23 Desember 1977
Dipisah dariPartai Islam Se-Malaysia
Kantor pusatPasir Mas, Kelantan, Malaysia
Sayap pemudaAngkatan Pemuda-Pemudi BERJASA (ANGKASA)
Sayap wanitaWanita BERJASA
Keanggotaan (2023)56,797
IdeologiDemokrasi Islam
Islamisme
Posisi politikSayap kanan
Afiliasi nasionalBarisan Nasional (1978–1983)
Angkatan Perpaduan Ummah (1990–1996)
Gagasan Sejahtera (2016–2022)
Gerakan Tanah Air (sejak 2022)
Warna  Ungu
HimneBersama Pimpin Negara
Dewan Negara
0 / 70
Dewan Rakyat
0 / 222
Dewan Undangan Negeri
0 / 605
Majelis Tempatan
0 / 290
Bendera Partai
Bendera Partai
Situs web
berjasa.org.my

Barisan Islam Pan-Malaysia (bahasa Melayu: Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia, Jawi: باريسن جماعه اسلاميه سمليسا dikenal juga dengan akronimnya BERJASA) adalah partai politik di Malaysia. BERJASA saat ini merupakan ahli komponen Gagasan Sejahtera (GS) 2016-2020 dan mendukung pemeritahan koalisi saat ini, yaitu Perikatan Nasional (PN) partai sekutu (2020-2022). Kini Gerakan Tanah Air (GTA) (sejak 2022) pernah menjadi ahli komponen Barisan Nasional (Malaysia) (1977-1982)

Sejarah

Sebelum Penumbuhan

Retensi Kekuatan UMNO di Kelantan

Pelantikan Datuk Mohd Asri Muda sebagai Menteri Kabinet Federal pada masa pemerintahan koalisi yang sebelumnya menjadi sumber kekuatan PAS Kelantan memberikan keuntungan bagi UMNO untuk memperkuat posisi partai tersebut dalam proses politik Kelantan. UMNO Kelantan menyadari partainya berada di pihak yang lemah jika PAS diberi kesempatan memimpin pemerintahan negara bagian. Menyadari kenyataan itu, UMNO tidak mempunyai pilihan lain selain melakukan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi UMNO tanpa mengubah struktur yang ada.[1]

Pada GE-4 (1974), UMNO mendapat jatah 13 kursi, sedangkan PAS mendapat jatah 22 kursi. Oleh karena itu, untuk memastikan UMNO memiliki suara yang kuat di Pemerintahan BN di negara bagian Kelantan, UMNO tidak punya pilihan selain memastikan Menteri Besar dari kalangan anggota PAS yang akan dilantik dapat bekerja sama dengan partai tersebut. Bahkan, keadaan akan lebih baik jika Menteri Besar berada di bawah pengaruh UMNO. Jika hal ini terjadi, maka kiprah UMNO dalam melaksanakan agenda pembangunan di Kelantan akan lebih mudah, sekaligus meningkatkan dukungan Melayu terhadap partai tersebut.[1]

Berdasarkan kesepakatan tersebut, UMNO Kelantan melalui Tengku Razaleigh Hamzah yang memiliki hubungan keluarga dengan Istana Kelantan melakukan pendekatan dan melobi pihak Istana terlebih dahulu, sebelum PAS mengajukan calonnya kepada Sultan untuk dimintai persetujuan. Karena kewenangan mengangkat Menteri Besar merupakan kekuasaan Perdana Menteri, maka UMNO mengajukan nama Mohamed Nasir sebagai calon Menteri Besar Kelantan yang baru.[1]

Perpecahan Partai PAS

Sebelum GE-4 (1974), Mohamed Nasir adalah Wakil Menteri Besar. Mengenai pencalonan Mohamed Nasir sebagai Menteri Besar, Sultan juga diberitahu bahwa Tun Razak menyetujui pemilihan tersebut. Alhasil, PAS melalui Asri Muda harus menyetujui usulan UMNO demi menjaga hubungan baik dengan Tun Razak dan juga didorong oleh keinginan untuk melihat persatuan UMNO dan PAS terus berlanjut di BN. Selain itu, Mohamed Nasir juga merupakan anggota PAS meski Asri Muda harus puas dengan diangkatnya calon pilihannya, Wan Ismail Wan Ibrahim, sebagai Wakil Menteri Besar.[1][2]

Situasi tersebut menjadi krisis yang akhirnya menggerogoti persatuan di PAS dimana satu pihak mendukung Asri Muda dan pihak lainnya mendukung Mohamed Nasir. Lebih lanjut, perilaku Mohamed Nasir sebagai Menteri Besar dalam bidang politik dan ketatanegaraan lebih memberikan manfaat bagi UMNO dibandingkan PAS. Setelah itu, PAS Kelantan memaksa Muhammad Nasir mengundurkan diri melalui mosi tidak percaya di Majelis Negara pada tanggal 15 dan 16 Oktober 1977. Akibatnya, posisi BN terpuruk setelah UMNO menentang tindakan tersebut.[3]

Tumbuhnya BERJASA

Usai dipecat dari PAS,[4] Mohamed Nasir mengadakan pertemuan dengan pengikutnya dalam upaya mendirikan partai baru. Mohamed Nasir kemudian mendirikan BERJASA pada Desember 1977 untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan PAS setelah partai tersebut keluar dari BN. BERJASA kemudian menjalin kerjasama politik dengan UMNO untuk menghadapi GE-5 (1978), terutama bertujuan untuk menentang PAS khususnya di Kelantan.

BERJASA diterima bergabung dengan BN pada 17 Mei 1980. UMNO dan BERJASA bekerja sama untuk menggulingkan PAS. Pembagian kursi negara bagian dan parlemen antara UMNO dan BERJASA dilakukan dengan perolehan kursi UMNO lebih banyak dibandingkan BERJASA. UMNO sebagai partai induk lebih banyak mengajukan calon pada Pemilu Negara Bagian 1978. Faktor kekalahan PAS dari UMNO di Kelantan pada pemilu tersebut dikontribusi oleh keberadaan BERJASA yang mendukung UMNO pada pemilu tersebut.[5]

Logo BERJASA (1977-2020)[6]

Perpecahan ini terbukti sangat merugikan PAS dalam pemilihan negara bagian yang diadakan beberapa bulan sebelum pemilihan umum Malaysia tahun 1978; Dari 36 kursi DUN Kelantan, UMNO meraih 23 kursi, BERJASA meraih 11 kursi, dan PAS hanya meraih dua kursi.[7]

Perubahan Haluan terhadap Oposisi

Dukungan terhadap BERJASA dengan cepat meredup dan hanya berhasil memenangkan empat kursi di Dewan Undangan Negeri Kelantan pada pemilihan umum tahun 1982. Pada tahun yang sama, Syed Hussein Alatas, mantan presiden Partai Gerakan Rakyat Malaysia dan seorang akademisi terkemuka, bergabung dengan BERJASA sebagai anggota dewan tertingginya.[8] Ia kemudian meninggalkan partai pada tahun 1983.[9]

BERJASA tidak ikut serta dalam pemilihan umum tahun 1986 karena ia menarik diri dari BN sebagai protes atas masuknya partai sempalan baru PAS, Partai Hizbul Muslimin Malaysia (HAMIM) ke dalam BN. Pada tahun 1989, ia bergabung dengan koalisi partai oposisi Angkatan Perpaduan Ummah (APU) di bawah pimpinan Partai Melayu Semangat 46 (S46). Ia berhasil meraih satu kursi pada pemilu 1990 namun gagal mempertahankannya pada pemilu 1995. Aliansi APU kemudian dibubarkan pada tahun 1996 setelah Tengku Razaleigh Hamzah memutuskan untuk membubarkannya dan bergabung kembali dengan UMNO. Sejak saat itu, BERJASA hanya berpartisipasi secara minimal dan hampir tidak aktif dalam pertikaian politik,[10] sebagaimana dibuktikan dengan partisipasi mereka dalam pemilu berikutnya.[11]

Senarai Presiden Partai (Yang Di-Tua)

  1. Dr Ir Haji Muhammad bin Dr Ir Haji Yakkub (1977-1986)
  2. Dr Ir Haji Mohammed bin Dr Ir Haji Nassir (1986-1989)
  3. Dr Ir Haji Bhadrull Hissham bin Dr Ir Haji Abdull Ghazziz (2010-2019)
  4. Ustaz Haji Zamani bin Ir Haji Ibrahim (sejak 2019)

Struktur Kepengurusan

  • Presiden ; Ustaz Haji Zamani bin Haji Ibrahim
  • Timbalan Presiden ; Dr Ir Mohammed Rosli bin Dr Ir Haji Rhamli
  • Naib Presiden ;
  1. Haji Abdul Samad bin Haji Ashaari
  2. Haji Lukman bin Haji al-Hakkim
  3. Haji Arrhiff bin Haji Bhadrul Hissyam
  • Setiausaha Agung ; Dr Ir Haji Zulifli bin Dr Ir Haji Yahyar
  • Bendahari Agung ; Dr ir Hajjah Azura binti dr ir Haji Ali
  • Ketua Wanita ; Dr Ir Hajjah Fadilah binti Dr Ir Haji Ashari
  • Ketua permuda ; dr ir Haji Fahmi Bazlan bin dr Ir Haji Muda
  • Ketua Permudi ; Ir Hajjah Nor Azliza binti Dr Ir Haji Rajiain
  • Pengarah Pilian Raya ; Dr Ir Bhadrul Hissham bin Dr Ir Haji Abdul Aziz (2010-2019)
  • Jawatankuasa Pemilian Partai ; Ustaz Haji Zamani bin Ir Haji Ibrahim (sejak 2019)
  1. Dr Ir Bhadrul Hissham bin Dr Ir Haji Abdul Aziz (2010-2019)
  1. Ustaz Haji Zamani bin Ir Haji Ibrahim (sejak 2019)
  • penerusi bejasa negara bagian ;
  • Negeri Pahang ;
  • Negeri Kelantan ;
  • Negeri Terangganu ;
  • Negeri Johor ;
  • Negeri Melaka ;
  • Negeri Perak ;
  • Negeri Selangor ;
  • Negeri Kedah ;
  • Negeri Sembilan ;
  • Wilayah Pesekutuan ;
  • Negeri Pulau Pinang ;
  • Negeri Perlis ; Dr Ir Bhadrul Hissham bin Dr Ir Haji Abdul Aziz

Hasil Pemilihan Umum

Pemilihan Komposisi Kursi yang diperebutkan Jumlah suara % Hasil pemilihan Pemimpin
1974
0 / 193
Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen N/A
1978
0 / 193
Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen (Barisan Nasional) N/A
1982
0 / 193
Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen (Barisan Nasional) N/A
1986
0 / 193
Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen N/A
1990
1 / 193
Steady; 1 kursi (Angkatan Perpaduan Ummah) N/A
1995
0 / 193
Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen (Angkatan Perpaduan Ummah) N/A
1999
0 / 193
45 409 0.01% Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen N/A
2004
0 / 193
N/A N/A N/A Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen N/A
2008
0 / 219
N/A N/A N/A Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen N/A
2013
0 / 222
9 31,835 0.29% Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen N/A
2018
0 / 222
1 81 0.00% Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen (Gagasan Sejahtera) Abdul Kadir Mamat
2022
0 / 222
9 4,252 0.03% Steady; Tidak ada perwakilan di Parlemen (Gerakan Tanah Air) Zamani Ibrahim

Keputusan Pemilu Negara Bagian

Pemilihan Dewan Undangan Negeri
Kedah Kelantan Perak Pahang Selangor Total Kursi
Mayoritas 2/3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
1978
11 / 36
0 / 32
11 / 28
1982
4 / 36
4 / 11
1990
1 / 39
1 / 1
1995
0 / 43
0 / 1
2013
0 / 36
0 / 59
0 / 58
0 / 5
2018
0 / 59
0 / 2
2022
0 / 42
0 / 1

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Mohd Ali Kamarudin. Penaungan Dalam Kepimpinan Politik Melayu UMNO Kelantan, 1946-1990. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia. 2004, hlm. 155-156
  2. ^ Zaidi Abdul Rahman dan Osman Md Rasib. Penglibatan BERJASA Dalam Pilihan Raya Umum Di Malaysia, 1977-2013. Dlm. Jurnal Pusat Kajian Demokrasi dan Pilihan Raya Universiti Malaya (UMCEDEL). Demokrasi dan Pilihan Raya. Jilid 2. Bil 1, Januari – Disember 2013, hlm. 106.
  3. ^ Utusan Melayu, 16 Oktober 1977.
  4. ^ https://www.bharian.com.my/node/5160
  5. ^ Mahadzir Mohd Khir. Kuasa Melayu: Satu Analsisi Peralihan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. 2012, hlm. 184.
  6. ^ "Simbol Parti-Parti Politik Mendaftar Dengan SPR". Dewan Pemuda PAS Kawasan Dungun (DPPKD). 13 March 1999. Diakses tanggal 13 April 2016 – via Tripod.com. 
  7. ^ In-Won Hwang (2003). Personalized Politics. Alpha Books. hlm. 117–8. ISBN 981-230-185-2. 
  8. ^ "Alatas in Berjasa supreme council". The Straits Times. 1982-07-15. hlm. 15. Diakses tanggal 2023-11-09. 
  9. ^ "Alatas quits Berjasa, but not politics". The Straits Times. 1983-08-27. hlm. 16. Diakses tanggal 2023-11-09. 
  10. ^ Michael Leifer (2001). Dictionary of the Modern Politics of South-East Asia. Taylor & Francis. hlm. 73. ISBN 0-415-23875-7. 
  11. ^ "29 political parties register with Election Commission". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-12. Diakses tanggal 2008-10-26. 

Pranala luar