Partai Pesaka Bumiputera Bersatu
Partai Pesaka Bumiputera Bersatu, atau PBB (bahasa Inggris: United Traditional Bumiputera Party) adalah partai politik sayap kanan di Malaysia. Partai ini pada saat ini merupakan partai politik terbesar di Sarawak, dengan kekuatan yang cukup kuat di area pedesaan. Partai ini pernah menjadi salah satu anggota dari koalisi Barisan Nasional (BN). Setelah BN mengalami kekalahan pada Pemilu 2018, partai ini bersama partai komponen BN asal Sarawak lainnya keluar dari koalisi dan membentuk koalisi Gabungan Parti Sarawak (GPS). PendahuluPartai Negara Sarawak (PANAS)PANAS dibentuk pada 9 April 1960 oleh Datu Patinggi Abang Haji Mustapha sebagai partai politik kedua yang dibentuk di Sarawak setelah Partai Persatuan Rakyat Sarawak.[1] Barisan Ra'ayat Jati Sarawak (BARJASA)BARJASA dibentuk pada 4 Desember 1961 oleh Tuanku Bujang Tuanku Othman. Abdul Rahman Ya'kub dan Abdul Taib Mahmud merupakan salah satu anggota pertama di partai ini. Partai Pesaka Anak Sarawak (PESAKA)Partai Pesaka Anak Sarawak didirikan di Sibu pada Agustus 1962 untuk memperjuangkan hak suku Dayak Iban dari Batang Rajang. Pengagas partai ini menolak bergabung dengan Partai Kebangsaan Sarawak karena menurut mereka, Partai Kebangsaan Sarawak hanya memperjuangkan kepentingan Dayak Iban dari Saribas. Penggagas partai tersebut antara lain Penghulu Masam Anak Radin, Pengarah Banyang, Penghulu Chundi Anak Resa dan Penghulu Umpau. Temenggong Jugah, Temenggong Oyong Lawai Jau dan Jonathan Bangau bergabung kemudian. Sementara Jugah dan Oyong Lawai Jau baru saja menjadi anggota PANAS, Bangau berasal dari SUPP. Penghulu lain dari divisi lain seperti Penghulu Tawi Sli (Divisi II) dan Penghulu Abok Anak Jalin (Bintulu) juga ikut bergabung dalam PESAKA. Oleh karena itu PESAKA dikenal dengan nama Partai Penghulus. Namun, yang sebenarnya mencetuskan ide pembentukan PESAKA adalah Thomas Kana, mantan penata rias di Kuala Belait. Dia diangkat menjadi sekretaris jenderal pertama partai tersebut. Pembentukan Partai BumiputeraUntuk memastikan dominasi etnis Bumiputera di perpolitikan Sarawak, PANAS dan BARJASA berencana untuk melakukan fusi beberapa bulan setelah pemilihan daerah di Sarawak pada 1963. Awalnya, kedua partai berniat untuk membubarkan diri agar dapat memberikan tempat kepada Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) untuk masuk ke Sarawak. Namun, UMNO tidak tertarik untuk mengakui politikus non-Muslim beretnis Bumiputera sebagai kadernya. Maka, pemerintahan federal Malaysia merekomendasikan agar PANAS dan BARJASA digabungkan sebagai sebuah partai baru. Setelah beberapa perundingan, Partai Bumiputera Sarawak dibentuk pada 30 Maret 1968. Beberapa hari setelah pergabungan, Abang Ikhwan Zaini dipilih sebagai presiden partai, Tuanku Bujang dipilih sebagai wakil presiden partai, dan Taib Mahmud sebagai sekretaris jenderal partai.[2] Pembentukan Pesaka Bumiputera BersatuParti Bumiputera telah memulai negosiasi dengan PESAKA mengenai penggabungan kedua partai pada tahun 1968. Namun, PESAKA menolak untuk melakukan merger karena khawatir anggota bumiputera Muslim dari Parti Bumiputera akan mendominasi partai baru tersebut, sehingga anggota Iban dan Bidayuhnya dikesampingkan. PESAKA memutuskan untuk bergabung dengan Partai Perikatan Sarawak tanpa merger untuk mempertahankan kepentingan mereka dalam politik Sarawak. Namun pada pemilu negara bagian tahun 1970, PESAKA hanya meraih 8 kursi, sedangkan 12 kursi diraih oleh Parti Bumiputera dan 12 kursi lagi diraih oleh SNAP. PESAKA tidak dapat mencalonkan ketua menteri baru dari partainya sendiri seperti pada tahun 1966. Akhirnya perundingan lain diadakan antara PESAKA dan Parti Bumiputera pada bulan September 1972 dan kedua belah pihak akhirnya menyetujui merger pada tanggal 5 Januari 1973. Parti Pesaka Bumiputera Bersatu yang baru partai tersebut kemudian resmi didaftarkan pada tanggal 30 April 1973.[2] Partai ini memiliki dua sayap faksi yakni:[2]
Tujuan PBB
Referensi
Daftar Pustaka
Pranala luar
|