Banjir dan longsor Pekalongan 2025
Pada 20 Januari 2025, hujan deras memicu banjir dan tanah longsor di Kecamatan Petungkriyana, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Bencana ini menyebabkan setidaknya 25 orang meninggal dunia, termasuk satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan bayi mereka.[1] Selain itu, 13 orang mengalami luka-luka, dan dua orang lainnya masih dinyatakan hilang.[2] PeristiwaLongsor salah satunya terjadi sekitar pukul 17.30 WIB di Desa Kasimpar, Petungkriyana, menghancurkan sebuah kafe, dua rumah, dan beberapa mobil.[3] Saat itu, salah satu rumah sedang kosong, sedangkan pertemuan sedang berlangsung di rumah lain dan kafe. Menurut tim penyelamat setempat, ada 25 hingga 30 orang yang menempati kafe sendirian pada saat tanah longsor terjadi.[4] Sekitar waktu yang sama, sebelas penduduk setempat yang sedang memancing di tepi sungai tersapu banjir bandang yang juga disebabkan oleh hujan lebat.[5] Tanah longsor lebih lanjut terjadi sepanjang malam, yang juga memblokir akses jalan menuju daerah yang terkena dampak. Banjir juga menyapu dua jembatan di kawasan itu.[6] Bencana ini mengakibatkan warga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara.[7] Kawasan Petungkriyono ditutup sementara waktu, mengakibatkan akses ke sejumlah tempat wisata terputus.[8] Tanggapan dan evakuasiUpaya evakuasi dan pencarian serta penyelamatan terhambat oleh rusaknya akses jalan menuju Kasimpar, serta hujan deras yang terus berlanjut. 600 personel disertai anjing pelacak dan penyelamat dikerahkan.[9] Pada tanggal 22 Januari, 20 korban jiwa telah ditemukan dan delapan lainnya hilang. 13 korban lainnya terluka. Pemerintah kabupaten mengumumkan darurat bencana selama 14 hari pada tanggal 21 Januari.[10] Sebelas kabupaten di Pekalongan terkena dampak tanah longsor, dan Kementerian Sosial Republik Indonesia mengeluarkan bantuan darurat senilai Rp 1,4 miliar pada tanggal 21 Januari.[11] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia