Bahasa alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia.[1] Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup yang dianggap norak atau kampungan.[2] Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, menyingkat secara berlebihan, atau membolak balik huruf sehingga membentuk kosakata baru. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan. Di Filipina terdapat fenomena yang mirip, sering disebut sebagai Jejemon.[1]
Etimologi
"Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan".[1] Disebut demikian karena alay identik dengan anak berambut merah karena banyak bermain layang-layang di luar ruang sehingga memiliki kulit yang tidak bersih dan berbau matahari. Alay juga identik dengan taraf kehidupan menengah ke bawah. Meskipun demikian, sumber lain berpendapat bahwa alay memiliki beberapa kemungkinan lakuran lain,[3][4] yakni:
Anak Layar, anak-anak yang tumbuh dan berkembang dari apa yang mereka lihat di layar komputer, tablet, atau ponsel.
Anak Lebay, masih bertautan dengan “Anak Layangan” di atas. Lebay berarti berlebihan, norak (dalam gaya berbusana, berbahasa dll.).
Anak Layu
Anak Kelayapan
Bahasa Alay utamanya digunakan secara tertulis, walau sebagian kata dalam bahasa Alay tetap memiliki keunikan ketika diucapkan, seperti ciyus, miapa.
Sejarah
Bahasa Alay mulai muncul sejak adanya layanan pesan singkat dalam ponsel. Layanan pesan singkat yang terbatas karakternya ini mendorong orang untuk menyingkat pesan yang hendak mereka kirim. Dalam perkembangannya, kata-kata yang disingkat semakin melenceng. Ditambah dengan hadirnya sosial media seperti Friendster, Facebook dan Twitter, bahasa Alay kian berkembang. Tidak hanya menyingkat kata sebagaimana fungsi asalnya, bahasa Alay mulai mengubah kosakata, menggunakan huruf besar dan kecil sekaligus, dan mengombinasikannya dengan angka dan tanda baca.[3][5] Belakangan, bahasa Alay tidak lagi berfungsi untuk menyingkat, tetapi malah melebih-lebihkan kata dari huruf yang seharusnya.[6]
Kata alay sendiri mulai populer pada pertengahan 2010-an,[7] sumber lain menyatakan 2008 ketika tagar alay berhasil menjadi topik populer di Twitter.[5] Kata alay telah masuk KBBI V daring.[8]
Sejarah alay sebenarnya sama dengan kemunculan anak-anak muda krosboi pada masa akhir 1960-an dan awal 1970-an, kemudian remaja, ABG, atau anak gaul pada 1990-an. Kelompok-kelompok ini lahir dari fenomena budaya populer seiring makin gencarnya ekspansi industri dan arus informasi.[10]
Fenomena alay bermula dari kebiasaan menulis pesan singkat (SMS). Karena keterbatasan karakter, yakni 160 karakter saja, orang cenderung untuk meringkas pesannya. Salah satu cara untuk meringkas pesan ini adalah dengan cara mengurangi huruf dari yang seharusnya ditulis.
Fenomena ini kemudian makin berkembang dengan kemunculan media sosial seperti Friendster. Para pengguna Friendster merancang tampilan halamannya sedemikian rupa untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari orang lain. Hal serupa juga dilakukan ketika Facebook muncul. Tulisan alay yang mencolok salah satunya berfungsi untuk mendapatkan perhatian lebih dari teman-teman Facebook mereka.[11]
Kata alay sendiri mulai populer pada pertengahan 2010-an,[10] sumber lain menyatakan 2008 ketika kata alay berhasil menjadi topik tren di Twitter.[12] Kata alay telah masuk KBBI V daring.[13]
Ciri-ciri
Walaupun pada mulanya istilah alay hanya untuk merujuk penggunaan gaya tulisan yang khas pada pesan singkat atau media sosial, tetapi alay kemudian juga digunakan untuk merujuk ke banyak hal, seperti gaya berpakaian, cara bergaul, bermusik, film, iklan, sampai acara televisi. Hal ini membuat ‘alay’ menjadi semacam budaya tidak hanya bagi anak muda, tetapi juga orang dewasa.[3]
Istilah bahasa alay merujuk pada bahasa tulis yang mencampurkan bahasa gaul cakap, bahasa Inggris, singkatan, kode, angka dan visualisasi. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, khususnya remaja SMP maupun SMA di Indonesia.[14]
Penampilan
Di samping gaya berbahasa, kalangan alay juga memiliki gaya penampilan yang khas. Beberapa artikel populer menerangkan tentang ciri-ciri gaya berbusana alay, seperti atasan dan bawahan dengan warna yang bertabrakan, celana pensil (skinny jeans), busana yang terlewat ketat atau kedodoran/gombor, celana melorot untuk memperlihatkan bokser, kemeja kotak-kotak berwarna mencolok, memakai kacamata gaya (bukan minus), dan memakai aksesori berlebihan.[15] Pakaian-pakaian tersebut biasanya adalah barang tiruan/palsu dari merek/distro ternama.[10] Untuk gaya rambut, alay biasanya mewarnai rambut dengan warna-warna yang mencolok dan ditata dengan gaya polem (poni lempar). Selain itu, tindik telinga, hidung atau lidah juga cukup populer di kalangan alay. Aliran emo, punk dan harajuku tampaknya memiliki pengaruh terhadap gaya yang berkembang dalam kelompok ini.[16][17]
Hiburan
Alay memiliki selera hiburan tersendiri, seperti musik, film atau tontonan televisi. Beberapa kelompok musik diidentikkan dengan selera musik alay, di antaranya ST12, Wali, D'Bagindas, Kangen Band.[18] Alay juga sering disebut sebagai penonton bayaran pada acara-acara televisi seperti Dahsyat, Inbox, Pesbukers, Rumah Kuya.[19][20]
Kebahasaan
Bahasa Alay memiliki pola-pola tertentu yang menjadikannya unik sebagai suatu ragam bahasa. Pola-pola ini berfungsi untuk mengubah kata-kata bahasa Indonesia Gaul menjadi terdengar/terbaca sebagai bahasa Alay. Sebuah penelitian membagi pola-pola dalam bahasa Alay ini ke dalam proses fonologi dan proses morfologi.[21]
Fonologi
Dari tinjauan fonologis, bahasa Alay memiliki beberapa pola proses yang berkutat pada tataran bunyi bahasa, di antaranya:
Perubahan fonem
Beberapa fonem dalam bahasa Alay ditukar dengan fonem lain yang masih memungkinkan untuk berbunyi serupa.
Contohnya:
Siapa → syapa (vokal i menjadi y)
Kece → ketje (konsonan c menjadi tj)
Semua → cemua (konsonan s menjadi c)
Pacar → pacal (konsonan r menjadi l)
Sungguh → cungguh
Serius → ciyus
Bingung → binun
Aferesis
Aferesis adalah proses pemenggalan huruf awal atau suku kata awal pada suatu kata.
Contohnya:
Temen → emen
Demi apa → mi-apa
Semangat → mangat
Sinkope
Sinkope ditandai dengan hilangnya huruf di tengah kata.
Contoh:
Kenapa → knapa
Betul → btul
Bener → bner
Apokope
Apokope ditandai dengan hilangnya huruf di akhir kata.
Contoh:
Masih → masi
Kakak → kaka
Sobat → sob
Monoftongisasi
Monoftongisasi adalah proses ketika gugus vokal berubah menjadi satu vokal tunggal.
Contoh:
Galau → galo (diftong au menjadi o)
Ramai → rame (diftong ai menjadi e)
Kalau → kalo (diftong au menjadi o)
Diftongisasi
Berkebalikan dengan monoftongisasi, diftongisasi mengubah vokal tunggal menjadi vokal rangkap.
Contoh:
Dulu → doeloe
Kamu → kamoe
Lo/lu → loe
Metatesis
Proses metatesis berupa mengubah susunan huruf pada sebuah kata.
Contohnya:
Aku → auk
Bisa → sabi
Apentesis
Apentesis berupa penambahan huruf pada kata asal.
Contoh:
Kece → keceh (ditambahkan huruf h)
Imut → Imutz (ditambahkan huruf z)
Cantik → Cantiks (ditambahkan huruf s)
Kamu → kamyu (ditambahkan huruf y)
Morfologi
Pada tataran morfologis, bahasa Alay memiliki pola-pola tertentu dalam pembentukan kata.
Perubahan awalan
Awalan di sering ditulis tanpa huruf i. Contohnya:
Disebut → dsebut
Dibaca → dbaca
Diblokir → dblokir
Perubahan akhiran
Akhiran -nya bisa diganti dengan huruf -x khususnya jika huruf terakhir adalah konsonan. Contohnya:
Temennya → temenx
Ceritanya → ceritax
Pacarnya → pacarx
Sementara itu jika kata dasar berakhiran huruf vokal, akhiran -nya dapat berubah menjadi -na. Contohnya:
Lucunya → lucuna
Katanya → katana
Pengulangan
Dalam bahasa Alay, pengulangan atau reduplikasi dapat ditulis dengan membubuhkan angka 2 atau tanda petik ". Contoh:
Sama-sama → sama2
Ajak-ajak → ajak2
Temen-temen → temen"
Lakuran
Dua kata atau lebih dalam bahasa Alay dapat digabung untuk membentuk pemendekan/lakuran. Contoh:
Makan siang → maksi
Sombong sekali → somse
Kampungan sekali udik payah → kamseupay
Sistem tulisan
Sistem tulisan bahasa Alay mungkin adalah hal paling populer dari budaya Alay itu sendiri. Sistem tulisan untuk bahasa Alay tidak memiliki bentuk baku, tetapi bisa digambarkan beberapa pola yang menjadi garis besar sistem tulisan bahasa Alay. Contoh-contoh tulisan Alay di bawah ini ditampilkan dalam bentuk kata aslinya (belum diubah, ditambah atau dikurangi dari segi kebahasaan).
Huruf besar-kecil
Sistem tulisan bahasa Alay memadukan huruf besar dan huruf kecil secara manasuka tanpa terikat kaidah bahasa Indonesia baku. Tidak ada aturan tertentu dalam penggunaan huruf besar dan huruf kecil. Adakalanya huruf hidup yang ditulis dalam huruf kecil, adakalanya huruf besar. Semuanya diacak menurut kemauan penulisnya.[10]
Contoh penggunaan (tanpa dicampur dengan pola penulisan lain):
Ikutan → iKuTaN
Internet → iNteRnEt
Blokir → bLoKiR
Angka
Dalam sistem tulisan Alay, angka tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa huruf dalam penulisan bahasa Alay digantikan dengan angka. Beberapa huruf tersebut seperti A menjadi 4, B menjadi 13, D menjadi 17, E menjadi 3, I menjadi 1, R menjadi 12 dll.[10]
Contoh penggunaan (tanpa dicampur dengan pola penulisan lain):
Tapi → t4p1
Masih → ma51h
Cantik → c4nt1k
Simbol
Tidak hanya angka, simbol-simbol dalam penulisan bahasa Alay juga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa simbol menggantikan huruf karena memiliki kemiripan bentuk dengan huruf yang dimaksud, seperti @ sebagai a, ! sebagai i, $ sebagai S, < atau [ sebagai C, |< sebagai K, + sebagai t, dll.[22]
Contoh penggunaan (tanpa dicampur dengan pola penulisan lain):
Santai → $@nta!
Apa → ap@
Baca → b@<a
Perkembangan lanjutan
Dalam perkembangannya, sistem tulisan bahasa Alay mulai merambah ke luar aksara Latin dan simbol-simbol umum. Karakter apa saja dari aksara apa saja selama memiliki kemiripan dengan huruf Latin yang dimaksud bisa diterapkan untuk menulis bahasa Alay. Jenis ini lebih sering disebut sebagai huruf gaul dan populer di media sosial BBM.
ΉΛLLӨ ΛPΛ KΛBΛЯ (aksara Yunani, Latin dan Sirilik)
∏Λll♡ ΛpΛ kΛÞΛ® (aksara Yunani, Latin dan karakter spesial)
Contoh
Berikut ini beberapa contoh teks alay yang dihasilkan dari beberapa generator pengalihaksaraan:
Teks asli
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. (Pasal 1 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia)