Bahasa Samal adalah bahasa Semit punah yang pernah dituturkan di Samʼal, Anatolia.
Bahasa ini dikenal dari tiga prasasti, dua prasasti dinamai sebagai Panamuwa (KAI 214–215), digali pada akhir abad ke-19, dan yang ketiga dikenal sebagai prasasti Katumuwa, digali pada tahun 2008.
Penggolongan
Di antara bahasa-bahasa Semit, Samal menunjukkan paling banyak kemiripan dengan bahasa Aram. Bahasa ini sebelumnya sering dianggap sebagai salah satu ragam kuno bahasa Aram yang sangat dipengaruhi oleh Kanaan. Namun bukti kuat tidak ada, dan mayoritas ahli bahasa menganggap Samal sebagai anggota independen dari rumpun Semit Barat Laut, atau, bersama dengan Prasasti Deir Alla, bahasa serumpun terdekat Aram.
Fitur
Fitur yang membandingkan bahasa Samal dengan bahasa Aram meliputi:
- Perubahan bunyi *n > r pada kata br, berarti "putra", meskipun ini dibuktikan hanya sebagai bagian dari nama pribadi dan mungkin bukan kata asli. Fenomena yang sama muncul juga dalam prasasti Fenisia dari Sam'al (Prasasti Kilamuwa).
- Hilangnya konsonan *ʔ pada kata ḥd (< *ʔḥd), berarti "satu". Hilangnya konsonn itu juga terdapat dalam bahasa Ibrani Alkitabiah dan dialek Fenisia di Biblos.
- Perubahan konsonan *ɬʼ > q, seperti ʔrq, berarti "bumi", yang dikenal sebagai perangkat ortografis juga terdapat pada bahasa Aram Kuno (*ɬʼ dalam bentuk bahasa Aram selanjutnya dan Proto-Semit, bergeser menjadi /ʕ/).
- Pengucapan bunyi n pada akhir kata m.
Pat-El & Wilson-Wright mengusulkan sebagai karakteristik umum tambahan Samalian pengembangan vokal hidung, seperti yang diharapkan kata-akhir n setelah vokal panjang secara sistematis tidak ada dalam prasasti Panamuwa; serta penanda objek wt, berkerabat dengan kata ləwāt ("dengan") dalam bahasa Aram.
Referensi
Catatan kaki
Daftar pustaka
- Huehnergard, John (1995), "What is Aramaic?", Aram, 7 (2): 261–282, doi:10.2143/ARAM.7.2.2002231
- Kogan, Leonid (2015), Geneological Classification of Semitic, de Gruyter
- Pat-El, Na'ama; Wilson-Wright, Aren (2019), "The subgrouping of Samalian: Arguments in favor of an independent branch", Maarav, 23 (2): 371–387