Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦡꦸꦒꦸꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Tugu Ngayogyåkartå) adalah sebuah tugu atau monumen yang sering dipakai sebagai simbol atau lambang dari Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis yang merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Pantai Parangtritis dan Panggung Krapyak di Kabupaten Bantul, Keraton Yogyakarta di Kota Yogyakarta dan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman. Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata Yogyakarta, dan sering dikenal dengan istilah “Tugu Pal Putih” (pal juga berarti tugu), karena warna cat yang digunakan sejak dulu adalah warna putih. Tugu pal ini berbentuk bulat panjang dengan bola kecil dan ujung yang runcing di bagian atasnya. SejarahTugu Pal Putih merupakan pengganti Tugu Golong Gilig yang dibangun tahun 1756. Nama 'Golong Gilig' menunjuk bentuk awal tugu yang berupa silinder (golong) dengan puncak berupa bulatan (gilig) -- mereferensikan filosofi 'Manunggaling Kawula Gusti' atau bersatunya rakyat dengan rajanya, dan manusia dengan Sang Pencipta. Pada masa lalu, 'gilig' pada puncak tugu digunakan sebagai titik pandang ketika Sri Sultan 'sinawaka' (meditasi) di Bangsal Manguntur Tangkil. Tugu Golong Gilig roboh akibat gempa tektonik tanggal 10 Juni 1867, dan dikenang dengan candra sengkala 'Obah Trus Pitung Bumi' (tujuh bumi terus berguncang -- menunjuk pada angka 1796 Jawa). Baru pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII, tugu ini dibangun kembali dan diresmikan tanggal 3 Oktober 1889, yang kemudian disebut Tugu Pal Putih. Pembangunan kembali tugu mengubah bentuk menjadi persegi dan berujung lancip. Selain itu, ketinggian tugu yang semula 25 meter dipendekkan menjadi 15 meter. Ditengarai, desain baru ini merupakan strategi Belanda untuk menghilangkan simbol kebersamaan raja dan rakyat pada desain tugu sebelumnya. Meski bentuk tugu berubah, namun masyarakat Yogyakarta tetap memaknainya sebagai simbol persatuan rakyat dengan raja, serta manusia dengan Tuhannya. Tugu Pal Putih menjadi simbol tempat 'Alif Mutakallamin Wachid' (Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, seru sekalian alam). Oleh karena itu, Tugu Pal Putih secara filosofis dimaknai sebagai pusat orientasi manusia dalam laku sembah dan aktivitas sehari-hari, dengan senantiasa mengingat kebesaran Tuhan sebagai 'Sangkan Paraning Dumadi' (dari mana manusia berasal, dan ke mana manusia kembali)[1] Di tahun 2012, renovasi tugu telah selesai dilakukan. Pengecatan sebagian ornamen tugu juga selesai dilakukan dengan warna kuning yang mengandung emas 22 karat. Sebuah taman kecil juga telah dibuat di sekitar tugu.[butuh rujukan] Plakat
ReplikaSejumlah tugu yang merupakan replika dari Tugu Yogyakarta dibangun di berbagai tempat di Indonesia. Di DIY, beberapa di antaranya ialah:
Di luar DIY, replika tugu ini juga terdapat pada:
Galeri
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia