Tugu Yogyakarta

Tugu Yogyakarta
LetakGowongan, Jetis, Yogyakarta
Koordinat7°46′59″S 110°22′02″E / 7.782920627825076°S 110.3670853697517°E / -7.782920627825076; 110.3670853697517
Tinggi15 m (49 ft)
Dibangun1756
ArsitekHamengkubuwono I
ArsitekturArsitektur Jawa
Tugu Yogyakarta di Kota Yogyakarta
Tugu Yogyakarta
Lokasi di Yogyakarta
Tugu Yogyakarta di DIY
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (DIY)
Tugu Yogyakarta di Jawa
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (Jawa)
Tugu Yogyakarta di Indonesia
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (Indonesia)

Tugu Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦡꦸꦒꦸꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Tugu Ngayogyåkartå) adalah sebuah tugu atau monumen yang sering dipakai sebagai simbol atau lambang dari Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis yang merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Pantai Parangtritis dan Panggung Krapyak di Kabupaten Bantul, Keraton Yogyakarta di Kota Yogyakarta dan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman.

Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata Yogyakarta, dan sering dikenal dengan istilah “Tugu Pal Putih” (pal juga berarti tugu), karena warna cat yang digunakan sejak dulu adalah warna putih. Tugu pal ini berbentuk bulat panjang dengan bola kecil dan ujung yang runcing di bagian atasnya.

Sejarah

Suasana Tugu Yogyakarta, Februari 2021

Tugu Pal Putih merupakan pengganti Tugu Golong Gilig yang dibangun tahun 1756. Nama 'Golong Gilig' menunjuk bentuk awal tugu yang berupa silinder (golong) dengan puncak berupa bulatan (gilig) -- mereferensikan filosofi 'Manunggaling Kawula Gusti' atau bersatunya rakyat dengan rajanya, dan manusia dengan Sang Pencipta. Pada masa lalu, 'gilig' pada puncak tugu digunakan sebagai titik pandang ketika Sri Sultan 'sinawaka' (meditasi) di Bangsal Manguntur Tangkil.

Tugu Golong Gilig roboh akibat gempa tektonik tanggal 10 Juni 1867, dan dikenang dengan candra sengkala 'Obah Trus Pitung Bumi' (tujuh bumi terus berguncang -- menunjuk pada angka 1796 Jawa). Baru pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII, tugu ini dibangun kembali dan diresmikan tanggal 3 Oktober 1889, yang kemudian disebut Tugu Pal Putih. Pembangunan kembali tugu mengubah bentuk menjadi persegi dan berujung lancip. Selain itu, ketinggian tugu yang semula 25 meter dipendekkan menjadi 15 meter. Ditengarai, desain baru ini merupakan strategi Belanda untuk menghilangkan simbol kebersamaan raja dan rakyat pada desain tugu sebelumnya.

Meski bentuk tugu berubah, namun masyarakat Yogyakarta tetap memaknainya sebagai simbol persatuan rakyat dengan raja, serta manusia dengan Tuhannya. Tugu Pal Putih menjadi simbol tempat 'Alif Mutakallamin Wachid' (Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, seru sekalian alam). Oleh karena itu, Tugu Pal Putih secara filosofis dimaknai sebagai pusat orientasi manusia dalam laku sembah dan aktivitas sehari-hari, dengan senantiasa mengingat kebesaran Tuhan sebagai 'Sangkan Paraning Dumadi' (dari mana manusia berasal, dan ke mana manusia kembali)[1]

Di tahun 2012, renovasi tugu telah selesai dilakukan. Pengecatan sebagian ornamen tugu juga selesai dilakukan dengan warna kuning yang mengandung emas 22 karat. Sebuah taman kecil juga telah dibuat di sekitar tugu.[butuh rujukan]

Plakat

Sisi Tulisan Transliterasi Terjemahan
Barat ꧋ꦪꦱꦤ꧀ꦢꦊꦩ꧀ Yasan dalem
ꦲꦶꦁꦏꦁꦯꦶꦟꦸꦲꦸꦤ꧀ ingkang Sinuhun
ꦑꦁꦗꦼꦁꦯꦸꦭ꧀ꦡꦤ꧀ Kanjeng Sultan
ꦲꦩꦼꦁꦑꦸꦨꦸꦮꦟ Hamengkubuwana
ꦲꦶꦁꦏꦁꦏꦥꦶꦁ꧇꧗꧉ ingkang kaping pitu
Timur ꧋ꦲꦶꦁꦏꦁꦩꦔꦪꦸꦧꦒꦾ

ꦏꦂꦱꦢꦊꦩ꧀꧇

ꦑꦁꦗꦼꦁꦡꦸꦮꦤ꧀ꦫꦺꦣꦺꦤ꧀

ꦪꦺ꧈ꦩꦸꦭ꧀ꦭꦼꦩꦺꦱ꧀ꦡꦼꦂ꧉

Ingkang mangayubagya

karsa dalem Kanjeng Tuwan Residen Y. Mullemester

Utara ꧋ꦥꦏꦂꦪꦤ꧀ꦤꦶꦥꦸꦤ꧀

ꦱꦶꦤꦩ꧀ꦧꦢꦤ꧀

ꦥꦠꦶꦃꦢꦊꦩ꧀

ꦑꦁꦗꦼꦁꦫꦢꦺꦤ꧀ꦲꦢꦶꦦꦡꦶ

ꦢꦟꦸꦉꦗꦲꦶꦁꦏꦁ꧇꧕꧈

ꦏꦲꦸꦟ꧀ꦝꦒꦺꦤ꧀ꦤꦤ꧀ꦢꦺꦤꦤꦶꦁ

ꦡꦸꦮꦤ꧀ ꦪꦺ꧈ꦥꦺ꧈ꦌꦥ꦳꧀

ꦦ꦳ꦤ꧀ ꦨꦿꦸꦱ꧀ꦱꦼꦭ꧀

ꦎꦥ꧀ꦱꦶꦃꦠꦼꦂꦮꦠꦼꦂꦱ꧀ꦠꦠ꧀꧉

pakaryanipun

sinambadan patih dalem kanjeng raden adipati danureja ingkang kaping V kaundhagen dening Tuwan YPF van Brussel opsihter waterstaat

Selatan ꧋ꦮꦶꦮꦫꦲꦂꦗꦩꦁꦒꦭꦥꦿꦗ꧈

ꦏꦥꦶꦁ꧇꧗꧇ꦱꦥꦂ꧇ꦄꦭꦶꦥ꧀꧈

꧑꧘꧑꧙꧉

wiwara harja manggala praja

kaping 7 sapar alip 1819

Replika

Sejumlah tugu yang merupakan replika dari Tugu Yogyakarta dibangun di berbagai tempat di Indonesia. Di DIY, beberapa di antaranya ialah:

Di luar DIY, replika tugu ini juga terdapat pada:

Galeri

Referensi

  1. ^ "Tugu Pal putih". Diakses tanggal 7 Januari 2025. 
  2. ^ "MENELUSURI SEJARAH, KEMBARAN TUGU YOGYA". Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Yogyakarta. Diakses tanggal 8 Juli 2023. 
  3. ^ Nugroho, Wahyu Setiawan (4 Juni 2019). "Menilik Grand Dafam Rohan, Hotel Syariah Bintang Empat Pertama di Yogyakarta". Tribun Jogja. Diakses tanggal 8 Juli 2023. 
  4. ^ itaratnasari (11 Januari 2016). "Pengunjung Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Ramai Awal Tahun 2016". Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Diakses tanggal 8 Juli 2023. 
  5. ^ "Ada yang tau replika Tugu Jogja ini dimana? Di Kulon Progo lho ini😄". Kulon Progo Ku (Instagram) date=18 September 2020. Diakses tanggal 8 Juli 2023. 
  6. ^ Rosdiana (22 November 2019). "Jalan Tugu Malioboro Ditutup". Prabumulih Pos dalam Myedisi. Diakses tanggal 8 Juli 2023. 
  7. ^ Sabu, Subhan (25 Februari 2023). "Perumahan Mewah Berhias Tugu Yogyakarta di Manado, Diduga Ladang Bisnis Rafael Alun". SINDOnews.com. Diakses tanggal 8 Juli 2023. 
  • Biro Pariwisata Yogyakarta
  • Pramuwisata Kraton Yogyakarta
  • Amos Kudadiri Yogyakarta

Pranala luar

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia